WARLOCK [SEGERA TERBIT]

By nazwaztr

1.6M 125K 30.7K

[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, JIKA INGIN MEMBACA FOLLOW DULU SKUYY.] 'Dua insan yang di pertemukan, di masa P... More

Prolog
1. Awal
2. Tatapan
3. Cafe
4. Nabrak
5. Rasa
6. Preman
7. Makasii
8. Pelukan
9. Poor Rizky
10. Balapan
12. Siapa?
13. UKS
14. Nyaman
15. Teman hidup?
16. Tiger
17. Ada apa?
VISUAL TOKOH
18. Warlock VS Thunder
19. Calon
20. Hilang
21. TPU
22. Chatting
23. Zebra & Tuan Krabs
24. Dekat apa Tidak?
25. Kampret!
26. Tidak A6!
27. Sayang ada Black Card?
28. Mata, Pikiran, Hati
29. Akhirnya (1)
30. Akhirnya (2)
31. Berita Terbaru
32. Ondel-Ondel
33. Kangen
34. Gaun
35. Party
36. Rooftop
37. Gak Jadi Baper Bye
38. Sabar
39. Gerald, Steffi, Rizky
40. OMG!!!
41. Panik
42. Anak Yang Tak Dianggap
43. Diusir
44. Ini Anak Geng Motor?
45. Karena Bara
46. Tisoledat
47. Rencana
48. Pasar Malam
49. Night Race
50. Takdir
51. Kematian
52. Dancing In The Rain
53. Bersama
54. Jemuran
55. Boom
56. Queen
57. Loser
58. Pertarungan (1)
59. Pertarungan (2)
60. Friend
61. Melupakan
62. 🦋💙
63. Love
64. Last
65. Braga
66. Traitor
67. Don't Cry
68. God, Why Me?
69. Takdir Tuhan
70. Akhir
W H Y ¿

11. Di Boongin?!

32.1K 2.3K 226
By nazwaztr

Halo kalian gimana kabarnya.

Kurang baik apa coba nz, updated nya cepet kan...

Bantu Nz buat selalu Vote&Comment Yaa. UDAHH???

Selamat membaca kalian🖤

••••

"Anjing, bikin malu gue lo goblok." Bara melemparkan kremesan Mie pada Rizky.

"Ampun Bar, lagian tadi tuh gue ngebantu lo biar deket sama Echa tau." Rizky mengusap wajahnya yang terkena serpihan-serpihan Mie.

"Deket-deket tai anjing. Yang ada gue malu." Sengit Bara.

"MAMPOOSS RIZKY CAREKAN." Sahut salah satu anggota yang sedang berada di Budhe sama seperti mereka.

"Diem lo jomblo." Rizky menunjuk lelaki tersebut. "Ngaca bego." Kenzo mentoyor kepala Rizky kelewat kencang.

"Bangsat! Ini udah di fitrahin bego." Ujar Rizky kesal. "Lagian gue tuh ga jomblo.. tapi emang lagi gak ada yang mau aja." Lanjutnya

"Sama aja Suparto!" Sengit Kenzo.

Brak.

Bara bangkit dari kursinya lalu berjalan menuju pintu keluar. "Mau kemana lo Bar?" Tanya Kenzo.

"Cabut." Ujarnya tanpa menoleh.

"Hayo siah Rizky." Kenzo menyenggol-nyenggol bahu Rizky.

"Lah, kenapa gue?" Tanya Rizky bingung.

"Bara ngamuk gara-gara lo."

"Tadi Bara beneran ngamuk?" Tanyanya polos. "Goblok, yaiyalah." Ujar Kenzo kesal.

"Abisan, Bara mau marah atau engga tetep aja serem anjir mukanya." Ujar Rizky.

"Eh lo pada mau kemana?" Tanya Rizky saat yang lain berdiri dari duduk nya.

"Cabut, kalo deket-deket sama lo takut ketularan gila." Ujar Kenzo lalu ikutan ngacir keluar warung Budhe.

"Buset, gue di tinggal. Tapi tunggu.. emang gue gila ya?" Tanya-nya pada diri sendiri.

••••

Kini Echa dan ketiga temannya sedang berjalan menuju parkiran. Karena bel pulang sudah berbunyi sedari tadi.

Saat sedang berjalan tiba-tiba ada yang memanggil Echa. "Emm... ka?" Ujar seorang cowo berkulit hitam.

"Ehh, iya kenapa... Tejo?" Ujar Echa seraya melirik name tag cowo itu.

Cowo itu memberikan Echa kertas dan pulpen Echa mengernyit bingung. "Buat apaan?" Tanya Echa bingung. "Boleh minta nomor nya ga ka?" Jawab Tejo.

Echa jadi semakin bingung buat apaan coba nomor dirinya. Memang dia lagi beli pulsa apa segala di mintain nomor. "Buat apa ya?" Tanya Echa bingung.

"Tejo ngefans ka sama kaka, boleh ya." Ujarnya menatap Echa penuh harap.

"Ngefans-ngefans modus lo, bilang aja lo mau pdkt kan sama Echa? Ngaku lo?" Ini Steffi yang ngomong siapa lagi coba yang kalo bicara suka ngelantur. "E—enggak ko, Tejo beneran nge fans."

Echa langsung menulis deretan angka di atas kertas yang tadi di berikan oleh cowo itu, lalu ia memberikannya kepada cowo itu lagi. "Nih."

Tejo langsung menerima kertas itu dengan senang. "Makasih ya ka. Gak salah Tejo nge fans sama Kaka." Echa hanya mengangguk sebagai jawaban, Lalu Tejo pergi setelah mengucapkan terimakasih lagi.

"Lo gila ya, masa sama orang yang ga kenal maen ngasih nomor sembarangan." Ujar Maureen kesal dengan Echa yang seenaknya memberikan nomor ke sembarang orang.

Gita mentoyor kepala maureen. "Lo bego ya? Mana mungkin Echa mau ngasih nomor nya ke orang ga di kenal walaupun tadi Tejo-Tejo itu ngaku nya fans."

Echa langsung merangkul bahu Gita. "Nah, ini baru temen gue. Pinter begini, gak kaya lo berdua pada telmi."

"Lah, kalo bukan nomor lo terus lo tadi ngasih nomor siapa?" Tanya Steffi bingung.

"Tukang potong rumput yang suka ngider."

Maureen tertawa ngakak. "HAHAHAHA, demi Apaa? Gila lo Anjr."

"Echa keren ya bisa hafal nomor tukang rumput, gue aja nomor sendiri suka lupa." Ujar Steffi berdecak kagum.

Echa melirik Steffi kesal. "Temen lo bawa balik napa." Ujarnya lalu melenggang pergi menuju mobil.

"Bego di pelihara lo plogger." Ujar Maureen seraya mentoyor kepala Steffi.

"Lah emang gua salah ngomong?."

"Menurut ngana?" Maureen lalu ikut meninggalkan Steffi sendiri.

Dahi Steffi mengkerut. "Lah? Gue kan cuman nanya ya? Udah lah gue mah diem aja, dari pada ngomong tar pala gue jadi sasaran lagi."

••••

"Ini bang nomor nya." Ujar seorang cowo memberikan secarik kertas pada cowo yang sedang bersandar pada dinding koridor.

Cowo itu mengambil kertas dari tangan Tejo. "Nomor dia beneran kan? Kalo salah lo gue babat ya."

Tejo langsung gemetaran. Masa iya kalo nomornya salah, dia yang di babat. Kan dia cuman jadi perantara doang. "Jangan lah bang, masa Tejo yang di babat. Kan Tejo cuman jadi perantara doang, Tejo masih banyak utang belom pada lunas." Ujarnya dengan mimik muka semelas mungkin.

Cowo itu hanya memutar bola matanya malas. "Udah sana lo cabut."

Setelah Tejo menghilang dari pandangannya, ia langsung mengetikan nomor tersebut lalu langsung menelponnya. Gercep banget ya, langsung di telpon. Gapake basa- basi langsung GASKEUNNN.

Dering pertama

Dering ke dua

Dering ke tig—

"Halo?" Ujar suara di seberang sana.

Lah ko suara cowo? Batin cowo itu bingung.

"Halo? Ada yang bisa di bantu?" Ujar orang yang berada di seberang telfon.

"Ini siapa ya?" Tanya cowo itu.

Anjing Bara lo yang nelfon ko lo yang nanya sih. Rutuk bara dalam hati.

"Saya Samsudin, tukang potong rumput yang suka ngider ke perumahan-perumahan. Mas nya, rumput di rumah udah pada panjang ya?" Tanya orang yang bernama Samsudin.

"Lah ko tukang potong rumput sih, sejak kapan Echa beralih profesi?" Gumam Bara. "Halo? Gimana mas? Mas lagi butuh tukang potong rumput?" Tanya samsudin.

"Mas, kayanya saya salah sambung." Ujar Bara.

"Oalah, bilang dari tadi mas. Waktu saya jadi kebuang sia-sia ni. Ngabis-ngabisin pulsa aja." Ujar Samsudin kesal.

Lah yang harusnya rugi kan gue ya. Batin bara bertanya.

"Maa—" belum sempat Bara menyelesaikan ucapannya sambungan sudah di putus secara sepihak.

"Sialan! Gue belum selesai ngomong udah di matiin. Belom pernah liat singa ngamuk apa ya." Ujar Bara kesal.

"Ga berguna banget anjing, gue udah nyogok anak orang, eh Malah kena tipu sialan!"

"Tau begini gue cari tau sendiri aja bangsat!"

"Wehh, lo kenapa bego. Marah-marah sendiri?"

"Anjing! Lo ngagetin gue tau ga setan!" Sungut Bara kesal. "Udah anjing terus pake setan lagi, sabar-sabar." Ujar Rizky seraya mengelus dadanya.

"Bacot lo!" Lalu Bara pergi meninggalkan Rizky sendiri. "Lah gue di tinggal mulu perasaan."

Saat sedang berjalan menuju parkiran bara melihat wanita berseragam batik habis keluar dari ruang guru. Bara tersenyum miring.

"Bu... ibu!" Teriak Bara. Sontak orang yang di panggil menoleh. "Ada apa Bara?" Tanya nya.

Bara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ini saya mau itu.. apa namanya."

"apa? kenapa? Ngomong yang jelas dong."

"Minta nomor murid ibu dong."

Guru tersebut berdecak kesal. "Murid saya siapa? Kan murid saya banyak."

"Aryesha bu.. minta dong, Bu Maria kan baik." Jawab bara. "Ada apa sama Aryesha? Kamu suka ya sama dia? Hayo ngaku." Bu Maria tersenyum jail.

"Bukan begitu... ini ada yang harus di omongin Bu, nah iya."

"Hilih, Yaudah.. karena kamu murid ibu yang paling ba.ge.ur ibu kasih deh." Ujar Bu Maria seraya menekankan kata bageur.

Bara memang sudah dekat dengan Bu Maria. Bu maria ini menurutnya adalah satu-satunya guru yang tidak banyak omong tentang dirinya. Dan hanya ke pada Bu Maria lah dia tidak bersikap dingin.

Bu Maria langsung menyebutkan nomor Echa dan bara langsung mengetikannya di handphone.

"Makasi ya bu.. jangan bilang siapa-siapa ya. Ini rahasia." Ujar Bara "Iya. Tapi kasih tau dulu dong sama ibu buat apa. Buat pdkt ya? Kamu suka ya sama Aryesha?" Tanya Bu Maria.

"Gatau si bu." Jawaban Bara membuat Bu Maria bingung. "Ai kamu terus kalo ga suka buat apa minta nomor Echa?"

"Yaa. Kan suka sama cinta itu datengnya karena terbiasa jadi sekarang saya mau nge-biasain dulu deket sama Echa."

"Yaudah lah. Ku Ibu di doa keun supaya cepet jadian ya. Entar kalo udah bobogohan jangan lupa traktir ibu." Ujarnya seraya tersenyum menggoda pada Bara.

"Deket aja belom bu."

"Ya makanya Cepetan atuh di deketin. Da ibu mah setuju kalo kamu sama Echa."

"Dari pada kamu sama si Laura. Itu mah mukanya aja udah kaya ondel-ondel Ibu mah sok geleuh da." Lanjutnya.

Siapa Laura? Nanti juga kalian tau siapa dia, dan seberapa iuw nya dia.

"Do'ain weh ya Bu, Yaudah saya pamit Bu. Assalamualaikum." Ujar Bara seraya menyalimi tangan Bu Maria lalu pergi menuju parkiran.

Bara menjalankan motor sport nya dengan kecepatan sedang. Karena jalanan hari ini cukup ramai mengingat sekarang adalah waktunya orang-orang pulang kerja.

Bara berhenti saat lampu lalu lintas berwarna merah. Ia melihat bocah laki-laki sedang mengamen kira-kira usianya jika dilihat dari fisik kurang lebih 10 tahun. Saat anak itu sudah berada di samping motornya sambil bernyanyi, Bara mengambil uang yang berada di saku seragam sekolahnya lalu memberikan uang berwarna biru itu pada bocah tersebut. "Wahh, A' nuhun ya. Tapi Ini kebanyakan atuh A." Bara mengelus rambut bocah laki-laki itu. "Gapapa, kalo ada sisa kan bisa di tabung."

Tit! Tit!

"semangat nyari uang nya. Kalo cape jangan di paksa tubuh kamu juga buruh istirahat. Duluan ya." Bocah itu mengangguk sambil tersenyum lalu Bara menjalankan motornya menuju rumah.

Sesampainya di depan pagar Bara membunyikan klakson motornya. Sontak Pak Bambang yang bekerja sebagai satpam di rumah Bara langsung membukakan gerbang.

"Den, udah pulang?" Bara hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Pak Bambang.

Ya lagian kalo belum pulang terus siapa yang bunyiin klakson sama yang bawa motor?

Bara memarkirkan motornya di garasi. Lalu melepas helm dan mencabut kunci motor, lalu berjalan memasuki rumahnya.

Bara tidak melihat sosok mamahnya, mungkin mamahnya sedang pergi ke supermarket. Lalu ia berjalan menaiki tangga untuk menuju ke kamarnya.

Sesampainya di kamar ia langsung merebahkan tubuhnya. Ia teringat sesuatu... nomor handphone.

Ia bimbang telfon atau tidak telfon atau tidak. Kalau ia telfon terus ia harus bilang apa? Bara bingung. Baru kali ini ia bingung masalah telfon cewe.

Hanya Aryesha yang bisa membuat bara bergelut dengan pikirannya..

••••

GIMANA PART INI?

BIASAIN SEBELUM BACA PENCET BINTANG, JANGAN JADI SIDER!!

Buat yang Gatau cara vote, tuh di pencet bintang sebelah kiri bawah biar ada warnanya.

Buat yang Gatau komen pencet gambar samping bintang, atau engga pencet kalimat yang menurut kalian mau kalian komen... NGARTI KAGA SIH GUA NGOMONG APAANN???

DAN JUGA JANGAN LUPA DI FOLLOW AKUN WATTPAD NZ YA...

SALAM SAYANG DARI NZ UNTUK KALIAN🖤🖤

Nz🌮

Continue Reading

You'll Also Like

1M 42.2K 51
[ AMBIL BAIKNYA, BUANG BURUKNYA!! ] [ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Rivan Diego Abraham, merupakan sosok ketua geng motor terkenal bernama Rever. Salah s...
102K 7.4K 50
[PLOT TWIST BERADA HAMPIR SETIAP CHAPTER, FOLLOW SEBELUM MEMBACA]✔️ -Cakrawala Universe- "Hargai pendapat saya sebagai ketua!" • • • Ini tentang Lan...
12.9K 1.1K 19
oneshoot/two shoot JL Story. For Au check my twitter.
426K 21.7K 92
⚠️SEBELUM MEMBACA LEBIH BAIK DI MASUKAN KE READING LIST ATAU DOWNLOAD DULU YA! JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM SEMUANYA!⚠️ Menceritakan seorang lelaki ber...