GEBETANKU BANCI ✔

By DaddyRayyan

897K 88.7K 30.5K

Berani sumpah aku straight! Namun, lelaki ini membelokkan kepalaku. Sungguh. Awalnya aku cuma ingin bertanya:... More

Pendahuluan
2. Chatting Pertama
3. R A i s y o
4. Foto Syur
5. Siap Tembak Siaga 2
6. Siap Tembak Siaga 1
7. Hati Potek Karo Banci
8. Gebetanku Bapak Dosen-TIDAK!
9. Terangkanlah...
10. Terangkanlah... (2)
11. Tercyduk
12. Mencyduk
13. Cyduk-Cydukan (part 1)
14. Cyduk-Cydukan (part 2)
15. Magamon
16. Kesempatan dalam Kesempitan
17. Pengabdi Sasetan
18. Para Pengabdi Micin
19. Dari Matamu, Pak
Visualisasi Tokoh (+Rekaman Suara Raisyo/Pak Rayyan & Shouki)
20. Bayi Gula?
21. Aw aw aw
22. Jaran Goyang
23. Hati ke Hati (1)
24. Hati ke Hati (2)
25. Buka-Bukaan
26. Becekin Adek Bang
27. Basah Basah Basah
28. Gebetanku Banci Lainnya ...
29. Banci in Denial
30. Banci Fight
31. Apartemen Ra
32. Just Ra
33. Just Ra (2)
34. Memahat Hati
Pengumuman 3/3/2018
35. Arian
36. Main Api Babak Satu
37. Main Api Babak Dua
38. Main Api Babak Dua Separuh
39. Main Api Menuju Ambyar
Road to Anniversary
40. Gosong, Ambyar
41. Janji
42. Aisha
Pengumuman+Giveaway Ulang Tahun Shouki
43. Ra
44. Shoulan (Shouki Al Dilan) Part 1
45. Shoulan (Shouki Al Dilan) Part 2
46. Goyang Gitar 🤘
47. Everyday with Rayyan (part 1)
48. Everyday with Rayyan (part 2)
49. Night with Rayyan
50. ....
51. Bunga untuk Daddy
52. Bunga dari Daddy
53. Moving On
Bonus Part: Post-Ending Story #1
Bonus Part: Post-Ending Story #2
Open PO Novel Sekuel GEBETANKU BANCI
PO ditutup malam ini! (Plus teaser Sekuel GB)
PDF Sekuel GEBETANKU BANCI di KaryaKarsa

1. Perempuan Jagung Rebus

47.8K 2.8K 819
By DaddyRayyan

Peringatan: Cerita yang diunggah ke sini belum melalui proses penyuntingan. Mohon maaf apabila ada kesalahan tik dan kesalahan kebahasaan (ejaan, kalimat, dan sebagainya).




Ketika dibuka bajunya, kelihatan bulunya

Idih idih terlihat pula bijinya

Bentuknya ada yang panjang, juga ada yang pendek

Idih idih tapi banyak yang suka


Tak mesti jadi arjuna yang telah mengencani seratus gadis laiknya tukar pakaian. Shou, baru punya dua mantan, pun bisa menilai perempuan.

Bermacam-macam jenis mereka, seperti burung.

Mengapa perempuan diumpamakan dengan burung? Jangan salah paham dulu. Shou bukan berarti mesum. Otak lelaki memang begini, suka lebih dominan burungnya.

Mulai dari yang pertama; perempuan pengelana, Shou menyebut mereka burung migran. Kedua, perempuan pendiam ibarat burung punglor sisik, yang harus digelitik penuh sabar supaya mau bersuara merdu. Ketiga, perempuan kesukaan lelaki idealnya berparas dan bertubuh supermodel, mereka kutilang—kurus tinggi langsing. Perempuan yang kurang disukai juga dinamai kutilang—kurang tinggi dan langsing.

Para perempuan di kelab ini berjenis kutilang yang pertama. Jenis yang berbeda. Tepatnya kutilang darat. Kurus tinggi langsing datar.

Sebagian dari mereka benar-benar datar.

Shou hanya ingin berlindung dari godaan syahwat terkutuk, makanya dia tak berani menatap lekat-lekat. Apakah datar atas sengaja dikempiskan sebab terlalu ketat lingerie-nya? Kepo rasanya, tetapi tak sopan memandangi bagian ranum perempuan. Bila berpapasan dengan satu, kalem Shou menyingkir ke pinggir. Meski dia tahu sebagian besar perempuan ini senang diperhatikan. Sejak tadi mereka memanggil begini: "Idih idih, masnya kok suka minggir-minggir, aku kan mau juga ditarik minggir ke pojokan."

Perempuan yang barusan menggodanya menawan. Jenis kutilang sehat, sebab berisi dan agak kekar tubuhnya, meski gincunya ketebalan dan entah kenapa area dagunya seperti diamplas. Shou elus dada dan bertahan dari godaan.

Shou mengingatkan diri, dia main ke kelab ini hanya untuk ingin tahu seperti apa dunia malam. Dia tak akan jadi lelaki brengsek yang gampang menyentuh perempuan kecuali jatuh cinta—pokoknya begitu.

Musik progresif gaduh berisik. Lantai dansanya silau penuh kerlap-kerlip. Bila memejamkan mata, Shou bisa melihat warna merah kuning hijau berbaur di balik kelopak matanya. Tak seperti kelab malam di film-film, yang pengunjungnya berdansa angguk geleng, pengunjung lebih suka duduk di kelab ini.

Sebab ternyata di antara kursi-kursi terdapat atraksi. Meja bar elips atau panggung-panggung kecil. Ada yang bertiang ada yang tidak. Perempuan-perempuan berpakaian memamerkan lekuk. Ada yang kayang ada yang menungging. Sebagian besar dari mereka kutilang sehat yang kekar-kekar seperti lelaki. Ini tren aneh, pikir Shou, perempuan zaman sekarang lebih suka berotot seksi dan bisa membanting pria di film pahlawan super. Pengunjung menjelma semut, mengerubungi dari satu meja ke meja.

Satu per satu meja, Shou pandangi penuh selidik. Tak ada yang membuatnya tertarik. Dia teruskan hingga mencapai salah satu panggung bertirai yang termanis sebab dikerubungi paling banyak semut. Di antara kepulan asap rokok memuakkan, dua perempuan sedang berduet. Pada latar panggungnya terdapat dinding dengan lampu berjalan dan nama mereka.

Raisyo dan Ishyono.

Pasti nama panggung dari dua perempuan menawan ini.

Tahan napas, Shou mendekat cukup dekat untuk bisa menonton. Syukurlah, musiknya baru saja intro meski penonton sudah bergoyang duluan. Tampaknya mereka baru mulai bernyanyi.

Mudah menebak yang mana Raisyo dan Ishyono. Pada paha mereka yang tak tertutup, terukir inisial nama. "R" dan "I". Mereka mengenakan gaun terusan minimalis lima belas senti di atas lutut, Raisyo hitam dan Ishyono putih. Keduanya kutilang sehat, jenis terbaik sebab berkulit mulus, selangka menonjol, tungkai licin bercahaya seperti diminyaki. Lentur, menggiurkan. Shou tak mudah dibuat bergairah, tetapi dia pastikan ritsletingnya terkunci dengan baik sebelum menyimak aksi dua perempuan ini. Demi menjaga kesopanan.

Mereka bernyanyi lypsinc yang senapas dengan lirik lagu. Bukan bibir yang buka tutup secara presisif, melainkan goyangan mereka.

"Ketika dibuka bajunya, kelihatan bulunya. Idih." Goyang. "Idih." Goyang. "Terlihat pula bijinya~!" dan dobel goyang.

Kalem, Shou bersedekap di antara pengunjung yang entah tercekik atau terkekeh. Shou ingin menghargai para hawa yang telah bergoyang susah payah untuk mereka. Mengapa ditertawakan?

"Bentuknya ada yang panjang, juga ada yang pendek" Goyang. "Idih". Goyang. "Idih, tapi banyak yang suka~! Bang boleh dong, aku nyobain, Bang~."

Tak menarik.

Shou putuskan untuk pulang, menyesali beberapa menit waktunya terbuang penasaran di kelab malam. Dia mencari rekan satu band-nya, Tora dan Aky, yang bertanggung jawab menelantarkannya malam ini di kelab. Mereka tak ada. Pastilah mereka telah berbaur gemas dengan para pengunjung, mencecap pemandangan perempuan kelaparan. Mereka itu hanya tampilannya saja yang inosen kalau dipandang sekilas. Yeah.

Namun, terhenti langkahnya. Entah kenapa gemas matanya kembali menoleh ke panggung. Sekali lagi saja tak ada salahnya.

Ketika itu, Raisyo maju ke depan, dengan langkah teranggun yang pernah Shou tangkap dari perempuan.

Dari jauh tadi paras Raisyo terlihat menawan. Dilihat lebih dekat, lebih-lebih lagi. Kulitnya putih. Semampai atraktif. Rambut yang jatuh seperti tinta, terayun bersama entakan pinggulnya yang berisi. Sebuah pinggang yang tampak sesuai dengan dekapan lengannya. Pergelangan tangan dan leher yang tipis, tampak sensitif bila dikecup.

Akan tetapi, bukan tubuh bidadari itu yang membuat celana Shou mengetat.

Matanya.

Mata Raisyo yang seperti bohlam dalam gelap, membutakan tetapi menarik perhatian. Baru saja mereka bersitatap seolah hanya berjarak sejengkal.

Mata itu mengundang, menjerat. Intens. Membuat Shou bergerak seperti magnet bertemu sumbu lawan jenisnya. Membikin Shou mengacung kepadanya.

Raisyo bernyanyi, dengan matanya masih menghunjam Shou. Bahkan tidak tanggung-tanggung, jemari lentik perempuan itu menunjuk tepat kepada ritsleting Shou yang membumbung. "Ku mau yang itu saja, masih segar dan masih muda! Masih manis rasa di lidah, jagung rebus, Abang, aduh enaknya~"

Tak bisa Shou menatap jagung rebus dengan cara yang sama lagi.

Raisyo berputar. Bokong ke penonton. Anehnya tidak murahan. Elegan, sambil bernyanyi tentang jagung rebus sedap, Raisyo memilin ujung mik seperti mengupas jagung dari puncak tumpulnya. Terbayang jelas di benak Shou, kupasan itu begitu sempurna sampai tampak seluruh biji jagungnya, tinggal dikunyah lembut atau diisap minyak manis dari sela bijiannya.

Shou ngucap dan telan ludah.

Bibir Raisyo membuka dan menutup, seolah-olah mengajarkan Shou cara yang baik dan benar dalam melenguh terkesiap. Ugh.

Shou sungguh-sungguh terkesiap pelan.

Tora, culun berambut oranye, anggota satu band-nya yang paling alay menubruk dengan sengaja dari samping. "Nah, ketemu! Mau pulang sekarang, Shou? Emak bisa marah lagi kalau pulang kemaleman. Aky juga lagi mesen Godjek di luar."

Shou melirik ke panggung tepat waktu, Raisyo sedang meliukkan pinggul dan tersibak rok pendeknya. Yang barusan cukup membuat darah berdesir.

Tora tak sadar dengan pemandangan memukau yang Shou tengah lihat. Dia malah buru-buru menarik lengannya. "Sudah, yuk. Itu Godjek-nya sudah dipesan tiga."

Shou ditarik keluar sembari kepalanya terus menoleh arah panggung. Ah. Sosok Raisyo yang sedang mengulang lirik lagu sambil bergoyang kupas jagung itu pun lenyap.

Kelab malam ini, sesuai kata rekan-rekannya, yang paling top se-ibu kota. Shou tak sempat melihat apa nama kelabnya ketika masuk. Jadi dia mendongak dan berputar untuk melihat sekali lagi. Firefly. Kunang-kunang—oke, sesuai isinya. Shou akan merekam baik-baik nama tempat itu untuk kembali dijamah.

Tiga motor Godjek jalan beriringan membelah jalanan ibu kota. Ketika berhenti di lampu merah, Tora menyapa dari motor sebelah.

"Gimana tadi? Seru? Nyesel enggak? Atau malah kepingin lagi?" tanya Tora, cengar-cengir seperti menunggu Shou meledak marah.

"Yeah, begitu deh," jawab Shou. "Seru kok."

Senyum Tora lenyap, entah kenapa.

Sepanjang malam Shou tak bisa tidur. Masih terekam jelas wajah Raisyo yang berdagu lancip, dan cara bibir merah mudanya mendesahkan lirik nakal lagu jagung rebus. Ketika berhasil jatuh tertidur, Shou bermimpi Raisyo datang membawa sepiring jagung rebus. Pelan-pelan sekali, perempuan itu melucuti kulit jagung yang tipis dengan giginya.

Terbangun sambil berkeringat, Shou langsung mandi wajib. Setelah ini salat malam, mau berdoa.

Berdoa supaya dapat berjodoh dengan kunang-kunang pujaan, si perempuan jagung rebus.



____

Instagram: @ ra_shou (IG khusus pembaca Rashoura, DM dulu agar di-confirm, ya)

Lirik lagu "Jagung Rebus", lagunya Maya Jasika (puter aja lagu di atas kalo penasaran sama lagu aslinya).

Continue Reading

You'll Also Like

987K 93.8K 32
Kata siapa hidup anak kosan itu gampang. Anak kosan juga punya balada yang gak kalah sama balada cintanya Rangga dan Cinta yang penomenal itu. Jefri...
75.9K 7.6K 35
Ketika kamu berjuang untuk membahagiakan, namun juga harus belajar memberi dan mengikhlaskan. . . . ❀ 𝕆ℝ𝕀𝔾𝕀ℕ𝔸𝕃 ℂℍ𝔸ℝ𝔸ℂ𝕋𝔼ℝ ❀ Ada beberapa par...
302K 38.7K 129
Seandainya seishuu Series -3- Adalah perandaian singkat dan sederhana para tokoh di dunia Seishuu. Seandainya mereka menemukan ditempatkan, dan mengh...
65.5K 7.9K 25
Hanjuan. Keren kan? Tapi yakin, keren? . . . ❀ 𝕆ℝ𝕀𝔾𝕀ℕ𝔸𝕃 ℂℍ𝔸ℝ𝔸ℂ𝕋𝔼ℝ ❀ Ada beberapa part bersifat 𝗥𝟭𝟵+, harap bijak dalam memilih dan memba...