WARLOCK [SEGERA TERBIT]

By nazwaztr

1.6M 125K 30.7K

[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, JIKA INGIN MEMBACA FOLLOW DULU SKUYY.] 'Dua insan yang di pertemukan, di masa P... More

Prolog
1. Awal
2. Tatapan
3. Cafe
4. Nabrak
5. Rasa
6. Preman
7. Makasii
8. Pelukan
9. Poor Rizky
10. Balapan
11. Di Boongin?!
12. Siapa?
13. UKS
14. Nyaman
15. Teman hidup?
16. Tiger
17. Ada apa?
VISUAL TOKOH
18. Warlock VS Thunder
19. Calon
20. Hilang
21. TPU
22. Chatting
23. Zebra & Tuan Krabs
24. Dekat apa Tidak?
25. Kampret!
26. Tidak A6!
27. Sayang ada Black Card?
28. Mata, Pikiran, Hati
29. Akhirnya (1)
30. Akhirnya (2)
31. Berita Terbaru
32. Ondel-Ondel
33. Kangen
34. Gaun
35. Party
36. Rooftop
37. Gak Jadi Baper Bye
38. Sabar
39. Gerald, Steffi, Rizky
40. OMG!!!
41. Panik
42. Anak Yang Tak Dianggap
43. Diusir
44. Ini Anak Geng Motor?
45. Karena Bara
46. Tisoledat
47. Rencana
48. Pasar Malam
49. Night Race
50. Takdir
51. Kematian
52. Dancing In The Rain
53. Bersama
54. Jemuran
55. Boom
56. Queen
57. Loser
58. Pertarungan (1)
59. Pertarungan (2)
60. Friend
61. Melupakan
62. 🦋💙
63. Love
65. Braga
66. Traitor
67. Don't Cry
68. God, Why Me?
69. Takdir Tuhan
70. Akhir
W H Y ¿

64. Last

10.9K 1K 374
By nazwaztr

Selamat membaca kalian🖤

Hari ini, tepat satu tahun WARLOCK di tulis☠️🤟🏼

••••

"Bara," panggil Echa, Bara langsung menengok. "Hm?"

Posisi mereka masih sama, masih di tempat semula, menatap pemandangan yang sudah di suguhkan oleh Yang Mahakuasa.

"Gerald itu emang ga suka cewe ya?" tanya Echa langsung pada titiknya. Bara mengerutkan alisnya bingung, "Kenapa nanya gitu?"

"Engga apa-apa, pengen tau aja. Aku kasian sama Steffi, masa udah selalu deketin Gerald, berusaha biar Gerald lirik dia, tapi Gerald sama sekali ga notice?" Echa berujar, "dia masih suka cewe kan?" Echa memajukan badannya sedikit pada Bara.

Bara memundurkan kepalanya, dia menelan saliva-nya. "Masih lah," jawab Bara, "mungkin belum saatnya Steffi dapetin hati Gerald."

"Masa belum saatnya sih?" Echa menggeplak lengan Bara, "Steffi kan udah berusaha keras buat bikin Gerald ngelirik dia. Bahkan, kata Gita, Steffi udah suka Gerald dari lama. Kayanya emang Gerald ga suka cewe deh."

"Ngaco," sahut Bara.

"Eh tapi, cowo kalo terus-terusan di kejar, risih ga sih? Atau illfeel?" Echa bertanya.

"Risih, tapi kalo cewe yang ngejar akhirnya berenti ngejar. Pasti bakalan ada yang kurang di hidup cowo itu." ujar Bara.

"Wah, temen kamu gitu juga gak ya?" tanya Echa.

"Gerald susah di tebak," ujar Bara, "kalau sampe temen kamu berenti ngejar Gerald. Cuman ada dua kemungkinan, Gerald nyesel atau seneng."

Echa melipat kedua tangannya. Dia menatap Bara, "Untung kamu udah jinak," gumam Echa.

Bara melotot, "gimana-gimana?" tanyanya.

"Iya, untung kepiting di samping aku udah jinak," jelas Echa, "kamu tau ga? Awal aku liat kamu, sumpah! Serem banget! Sampe merinding."

Bara langsung menyentil jidat Echa. "Ngaco," ujar Bara, "emang aku hantu."

"Iya, hantu ganteng," ujar Echa dengan tertawa.

Bara tertawa kecil, "Sekarang ga serem kan?" tanya Bara.

Echa memutar badannya hingga menghadap Bara. "Sekarang malah jadi bayi!" Echa menguel-nguel pipi Bara gemas.

••••

"Plogger! Diem-diem bae," Maureen menepuk bahu Steffi. "Kenapa?"

Steffi menarik nafasnya, "Huh, sumpah ya! Gue masih klepek-klepek sama Gerald semalem! KEREN BANGETT! Lo liat ga sih? Pas dia lagi nge-dj, terus keringet-nya ngucur dari pelipis sampe ke leher! AAAA GA KUATT!!" Steffi meremas bantal di sampingnya.

Dia masih terpesona. Hampir saja kewarasannya hilang semalam.

"Lebay anjir!" Maureen mendorong badan Steffi, Steffi yang masih memikirkan Gerald, jadi terdorong hingga badannya tertidur di kasur.

"Biarin, wle." Steffi menjulurkan lidahnya, "dari pada bucin tapi cuman sendiri." Steffi malah meledek.

Maureen langsung melemparkan handuk pada wajah Steffi. "Pala lo! Siapa juga yang bucin sendirian."

"Lo! HAHAHA," Steffi tertawa terbahak-bahak.

Cklek.

Pintu kamar mereka terbuka, dan langsung menampilkan Gita yang baru saja datang.

"Git? Dari mana l— Eh? Mau kemana?" tanya Maureen saat Gita membereskan barang-barangnya.

"Sorry. Gue harus pulang duluan." ujar Gita. Dia memasukkan barang-barangnya pada koper.

"Loh? Kenapa? Ko mendadak sih?" tanya Steffi heran.

"Iya, sorry ya." Gita menjawab tetapi pandangannya masih fokus pada koper. Dia belum menatap Steffi dan Maureen dari tadi. "Gue udah hubungin supir gue. Mobil gue tinggal di sini." Gita menaruh kunci mobil di meja.

Maureen mendekat pada Gita. "Ada masalah? Masalah keluarga ya?" tanya Maureen.

"Gue belum bisa cerita," jawab Gita, "maaf ya, gue ga asik. Malah pulang duluan." Gita mengambil kaca mata hitam, lalu memakainya.

"Sampein ke Echa dan yang lain ya. Maaf, gue balik duluan," Gita lalu menggeret kopernya keluar dari kamar.

Steffi dan Maureen menemani Gita keluar. Mereka hanya bisa pasrah, dan menunggu Gita untuk cerita. Walaupun tidak tahu kapan. Karena Gita bukan tipe orang yang suka berbagi keluh kesahnya dengan orang-orang di sekelilingnya.

"Loh? Siapa yang mau balik? Ko bawa koper?" tanya Gaga saat mereka sampai di halaman.

"Gita," jawab Maureen.

"Lah, ngapa?" Gaga kembali bertanya, "kamu ga pulang sekarang kan, yang?" Gaga menatap Maureen.

"Engga lah," jawab Maureen.

"WEH! DARI MANA LO?" tanya Gaga pada Rizky yang entah dari mana.

"Itu ... ke warung," jawab Rizky, "beli udud." Dia mengangkat satu bungkus rokok.

"Pagi-pagi buta udah beli rokok," ujar Gaga. Rizky mengalihkan pandangannya pada koper. "Lah? Ini ngapa bawa koper? Mau balik?" tanya Rizky.

"Nanya wae kaya wartawan," sahut Steffi.

"Dih, aing mah nanya," ujar Rizky.

Tin. Tin.

Suara klakson mobil, membuat Gita langsung menatap orang-orang di depannya.

"Gue balik ya," pamitnya, "have fun." Lalu Gita berjalan menuju mobil hitam itu. Seorang bapak-bapak langsung membawakan koper Gita ke mobil.

Steffi menghembuskan nafasnya, "Yah, Gita pulang duluan," ujarnya, "tinggal kita bertiga doang dong cewenya di sini."

"Emang kenapa? Cowo-cowo di sini mah baik ko! Engga gigit," ujar Rizky.

"PALA LO! Isinya buaya semua juga, termasuk lo!" jawab Steffi.

Bara dan Echa datang. Echa menatap aneh pada mobil yang baru saja melaju, lalu dia bertanya pada Steffi dan Maureen yang masih berada di depan.

"Siapa tuh?" tanya Echa, menunjuk arah mobil tadi pergi.

"Gita," jawab Maureen.

"Ha? Gita? Balik duluan dia?" tanya Echa.

Maureen dan Steffi mengangguk.

"Ekhm," Bara berdehem, "nanti bakal ada sesuatu. Siapin diri kalian, ga usah mandi, karena bakalan percuma." ujarnya dengan kedua tangan yang masuk kedalam saku celana.

••••

"Huh, Gita kenapa balik duluan ya?" Steffi bertanya seraya menyisir rambut di depan cermin.

"Emang dia ga bilang?" tanya Echa yang sedang memasukkan baju kotor kedalam koper.

"Mana ada bilang," sahut Maureen, "katanya nanti dia mau cerita. Tapi kan lo tau sendiri, Gita bukan tipe orang yang suka cerita. Sampe rambut si Rizky berubah jadi lurus juga ga akan cerita."

"Iya sih," Echa mengangguk, "udah lah, mungkin emang ada problem."

"Kalo Gita mau cerita, pasti dia bakalan cerita tanpa di tagih," ujar Echa, "tapi ya kalo engga. Pendem aja rasa penasaran kalian ampe botak."

"Pala lo!" sahut Steffi.

"YANG MASIH DI DALAM VILLA, SILAHKAN KELUAR." Bara bersuara menggunakan toa.

Echa dan yang lain langsung keluar dari kamar nya. Berjalan menuju halaman depan villa.

"HUDANG ATUH SIA TÉH," Rizky menarik Kenzo yang malah duduk di sofa. Rizky berusaha untuk menarik badan Kenzo yang lebih besar dari badannya.

Tetapi Kenzo malah melemaskan badannya. Alhasil dia kembali terjatuh. Benar-benar seperti jelly.

"ANJRIT KENZO! BADAN LO MLEYOT?" tanya Rizky.

"Mager ah," sahut Kenzo malas. Dia serasa tidak tertarik melakukan hal apapun. Dia bingung.

Rizky menjentikkan jarinya. Dia punya ide. Rizky memegang kaki Kenzo, lalu menyeretnya sampai ke depan.

Di halaman depan villa, sudah ramai dengan anggota Warlock. Mereka semua berkumpul di sana hanya menggunakan pakaian santai.

Terdapat tali tambang, baskom berisikan tepung, karung, dan masih ada beberapa alat lagi di sana. Ah, satu lagi, ada panjat pinang juga!

"Mau ngapain nih?" tanya Rizky saat sudah sampai. "Buset, mau main kita?"

"Nyeret dugong lo, Ky?" tanya Gaga sembari tertawa.

"Hooh, bayi dugong," jawab Rizky.

"Karena besok kita bakalan ninggalin villa ini. Gue bakalan bikin hari terakhir kita, jadi menyenangkan." ujar Bara.

"WOOWW! SERU NIH!" ujar mereka.

"Anjay! Mantep pisan, Zo," Rizky menyenggol lengan Kenzo.

"Hm," balas Kenzo. Rizky langsung menggeplak bahu Kenzo, "Nissa sabyan lo? Ham, hem, ham, hem."

"Abis makan rambut gue, sekarang jadi bisu. Rambut gue emang beracun?" tanya Rizky.

Kenzo langsung memegang kepalanya, dia tidak ingat apapun. "Siapa juga yang makan rambut lo! Ngawur!" sahut Kenzo.

"Orang mabok kadang emang suka jadi gila." gumam Rizky.

"Tim sesuai sama regu kalian di Warlock. Aeolus, Baldric, Dexter, Ernesto, Cosmo." ujar Bara. Mereka langsung berpencar, mencari orang yang se-tim dengan mereka.

Kecuali tiga gadis yang masih diam di posisinya. Bara menatap tiga gadis itu. "Non. Kamu sama aku," ujar Bara pada Echa.

"Yang. Sinii," Gaga memanggil Maureen. Menariknya untuk ikut dengan timnya.

"Lo ... sama Gerald." Bara berujar pada Steffi. Wajah Steffi langsung berseri-seri. Rezeki memang tidak kemana.

"Aa' Gerald. Jodoh kita tuh!" Steffi berjalan menghampiri Gerald.

"Pelan, pelan napa Ky! Maen banting aja," sahut seorang lelaki pada Rizky yang baru saja menaruh kursi dengan sedikit kasar.

"Udah pelan!" balas Rizky garang.

Permainan pertama, di mulai dengan permainan kursi berputar. Di mana di tengah-tengah terdapat kursi. Dan beberapa orang memutari kursi tersebut.

Rizky, Gaga, Kenzo, Gerald, dan satu orang lainnya yang mewakili Bara. Bara tidak ikut dalam ini. Karena salah satu orang di dalam tim nya, sangat ingin mengikuti permainan ini.

Bara mulai memutar sebuah lagu berjudul Walk It Talk It.

"WOOWWW," Rizky memutar sembari bergoyang.

"WALK IT, LIKE I TALK IT," Mereka bernyanyi.

"GAGA KAMU BISA!" teriak Maureen.

"Anjrit, jauh-jauh ah!" Rizky melirik Gaga yang tubuhnya berdekatan dengan tubuhnya.

Lagu berhenti.

Mereka langsung berlari ke arah kursi, dan menempati bagian yang kosong. Rizky malah mengambil satu kursi, lalu dia duduki. Alhasil lelaki yang ingin menduduki kursi tersebut, malah menduduki tanah.

"ANJRIT SI RIZKY!" lelaki itu menepuk bokongnya. Rizky menjulurkan lidahnya. "Kurang gercep."

"BAR! LAGU CINTA SATU MALAM BAR!" Rizky meminta pada Bara. Bara langsung mencari lagu yang Rizky maksud.

CINTA SATU MALAM, OH INDAHNYA.

"HOBAH! BUAT KU MELAYANG," Rizky menggoyangkan badannya mengikuti irama lagu. Gaga menggoyangkan jempol tangannya sembari melem melek.

Kenzo hanya berjoget tipis-tipis. Agaknya dia sedang tipes. Gerald malah bersikap istirahat. Tangannya dia lingkarkan ke belakang badan.

"Joget-joget aja! ASIKIN MET!" Rizky berputar, dia menggoyangkan bokongnya.

Lagu berhenti.

Mereka langsung berlari mendekat pada kursi. Rizky tidak mendapatkan kursi karena sudah penuh. Gerald yang baru duduk, langsung mengasih kursinya pada Rizky. Wajahnya tidak menampilkan ekspresi sama sekali. Gerald sudah seperti patung yang di ajak bermain.

"LAH? MALAH DI KASIH," ujar salah satu anggota Warlock.

Sepertinya Gerald menyadari bahwa dia sedang melakukan hal yang membagongkan.

Alasan lainnya dia memberikan kursi itu pada Rizky adalah, karena Gerald tahu Rizky masih ingin bermain.

Permainan berganti menjadi tarik tambang.

Tim Bara melawan Tim Kenzo.

Posisi terdepan di pimpin oleh Echa. Dan di belakang oleh Bara. Karena Bara yang lebih memiliki tenaga besar.

Echa mengangkat kedua alisnya pada saat menatap Kenzo. "Hai."

"Cha. Tega lo lawan gue? Lemes in ya?" Kenzo berujar dengan wajah memelas.

"Ngaco! Lo harusnya yang pura-pura ngalah. Kan gue ade lo." Echa menyahut.

"1 ... 2 ... 3 ..." Permainan di mulai saat Gerald yang tadi posisinya menginjak tali, sudah melepaskan injakannya.

Gerakkan tarik menarik terus di lakukan. Suporter dari masing-masing Tim bersuara. Saling menyemangati Tim mereka.

"Buset-buset," ceplos Kenzo saat dia hampir terbawa kedepan. "TARIK COY!" ujar Kenzo pada Tim nya.

Echa menarik tali tambang dengan sekuat tenaga. Bara yang posisinya berada di belakang, menari tali tambang itu, lalu menggulungkan nya pada kepalan tangannya. Mereka semua sama-sama mengeluarkan tenaga.

"YO BARA! YO KENZO," Karena tidak tahu ingin mendukung siapa. Rizky dukung saja dua-duanya.

Sret.

Kenzo dan Tim nya, terjatuh. Mereka tertarik kedepan. Echa berbalik badan kebelakang. Ber tos ria dengan tim-nya.

"HAHAHAH! BENGEUT SI KENZO," Rizky tertawa melihat wajah Kenzo yang coklat karena terkena tanah.

"HAHA SI CEMONG," timpal Gaga.

"Si Kenzo meuni leuleus!" sahut lelaki di belakangnya. "Yang semangat atuh!"

"Cape gue," jawab Kenzo.

Bara mendekati Echa. Dia mengelus telapak tangan Echa yang memerah. "Sakit ya?" tanya Bara.

Echa menggeleng sembari tertawa. "HAHA engga, Bara," jawab Echa.

Sekarang giliran Tim Rizky melawan Tim Gerald. Rizky menelan salivanya kasar. Dia memandang Bara. "Bara, tambah lah Gaga masuk Tim gue." pintanya, "aing lawan Gerald sekali tarik ge kalah anjay!"

"Tim Gerlad gorbon-gorbon semua. Liat Tim gue, anak-anak gizi rendah." Rizky menunjuk Tim nya.

Bara mengangguk. Dia mengiyakan permintaan Rizky untuk menjadikan Gaga Tim nya. Untuk sekali ini.

Benar juga. Tim Gerald gede-gede badannya. Sebenernya Tim Rizky juga badannya lumayan, namun Tim Gerald lebih kekar dan berisi. Apalagi ada Gerald, otot nya yang kencang, pasti tenaganya pun akan kuat.

"UHUY!" Rizky sumringah.

Omong-omong, Rizky benar-benar seperti adik bagi mereka. Apapun ucapan Rizky, pasti di turuti. Yang masih bisa di kabulkan.

Rizky merenggangkan otot-ototnya. Dia sudah pede sekali. Rizky membungkuk, dia melihat Tim Gerald melalui lobang antara kedua pahanya. Rizky mengarahkan dua tangannya yang berbentuk V, dari matanya lalu ke arah Tim Gerald.

"ANJRIT! GAYA LO!" sahut Tim Gerald.

Rizky dan Tim nya malah memberikan bokong pada Tim Gerald.

"ANJRIT!" seru mereka.

Permainan di mulai.

Gerald dan Tim nya, langsung menarik kuat-kuat tali tambang itu. Dalam dua tarikan Tim Rizky sudah tertarik ke arah mereka.

"ANJRIT! DEMI APA SIH?" Rizky cengo.

"HAHAH AZAB KY! AZAB ORANG PEDE," sahut salah satu dari mereka.

"Kita kurang makan kayanya. Udah pada makan belom sih maraneh?" tanya Rizky pada Tim nya.

"UDAH SEBASKOM," jawab mereka.

"Udah makan tapinya masih caleuy," Rizky lalu melirik Gaga. "Ah, ada si Gaga juga ga membuahkan hasil!"

Selanjutnya ada permainan balon. Di mana seseorang memakai helm-helm an yang sudah di pasang paku. Dan dia harus memecahkan balon berisikan air yang begitu banyak di atasnya.

Steffi, Maureen, Echa, dan satu lelaki lainnya mulai memakai helm-helman. "Ini air banyak juga gue liat-liat," Steffi menoel balon itu.

"Siap?" tanya Bara. Mereka mengangguk seraya mengangkat jempolnya, "3 ... 2 ... 1," hitung mereka berbarengan.

Mereka yang mengikuti permainan, mulai melompat berusaha memecahkan balon itu dengan paku di kepalanya.

Tos.

Balon mereka pecah dengan berbarengan. Air yang keluar dari balon itu, jatuh membasahi pakaian mereka.

"Siapa yang menang?" Bara bertanya pada Kenzo yang tadi mem-video. Kenzo memutar ulang video di ponselnya, "Maureen," ujar Kenzo.

Gerald menaruh handuk di badan Steffi. Steffi menggunakan pakaian yang tembus pandang jika terkena air.

Steffi terkejut, dia memegang handuk yang melilit menutupi bagian belakangnya. Steffi langsung memegang kedua ujung handuk tersebut, guna menutupi bagian depan badannya.

Puk.

Rizky melemparkan handuk kecil pada lelaki yang juga bermain. "BUAT LO!" ujar Rizky.

Lelaki itu langsung menangkapnya. "WOHO! MAKASI KY! TUMBEN BAIK," lelaki itu mengusap rambutnya yang sedikit basah.

Gaga melemparkan kain lap ke arah lelaki yang menatap tubuh Maureen. "MINGKEM!" ujar Gaga. Lelaki itu langsung menutup mulutnya, lalu nyengir.

Bara mendekati Echa. Dia menaruh helm-helm an yang tadi Echa gunakan pada kursi. Bara juga mengusap air yang berada di wajah Echa.

Echa tersenyum. "Seru banget, Bar!" ujar Echa riang.

"Kamu mandi, ya?" tanya Bara.

Echa menggeleng, "Engga, dingin banget tadi." jawab Echa.

"Tapinya wangi," ujar Bara. Dia mengendus. Echa mendorong jidat Bara, "Mana ada!"

••••

Beberapa permainan sudah mereka mainkan. Tersisa satu lagi. Panjat pinang.

Ini adalah permainan yang mereka tunggu-tunggu. Di atas sana sudah terdapat banyak hadiah yang mereka tidak tahu isinya apa.

"Isinya apa ya, kira-kira?" tanya Miko.

"Rumah," sahut Rizky asal.

Rizky menyenggol lengan Kenzo. "Ko lo diem aja sih? Naber dari tadi?" tanya Rizky asal.

"Kalo naber dari tadi, ee gue udah jadi batu kali di dalem," balas Kenzo.

"Geleuh ih ngomongin caduk," sahut Gaga yang mendengar obrolan mereka.

Bara memecahkan oli yang di gantung di atas sana, menggunakan bambu yang terdapat paku.

"Siapa dulu yang mau mulai?" tanya Bara.

Beberapa orang langsung mengangkat tangannya. Tak terkecuali Rizky. Yang pedenya nembus ginjal.

"Buruan Zo. Sama gue," ajak Rizky. Kenzo mengiyakan.

"Eh nanti aja deh," ujar Rizky. Kenzo langsung menoyor kepala Rizky, "MANÉH!" ujarnya kesal.

Yang pertama bermain adalah beberapa orang dari Tim Gaga. Cukup lama mereka sampai di atas. Hingga di saat waktu itu tiba, orang yang berada di paling atas, langsung mencabut satu kertas. Dia membuka kertas itu di atas sana.

"BUSET! DAPET TUJUH JUTA COY!" seru lelaki yang berhasil naik ke atas sana.

"ANJAY! GA SIA-SIA PUNDAK GUE DI NAIKIN GAJAH," sahut Tim nya di bawah.

"Permainan selesai, ambil duitnya di gue," teriak Bara dari bawah.

Pemain kedua adalah. Rizky, Bara, Kenzo, Gerald, Gaga, Miko, dan satu lelaki lagi.

Mereka membuka baju yang mereka pakai. Hal ini untuk membuat mereka lebih nyaman bergerak. Kecuali Gerald, dia tidak membuka bajunya. Dia sangat mengunci rapat aset miliknya.

Tetapi, walaupun Gerald tidak membuka bajunya. Dia tetap meresahkan. Karena Gerlad memakai baju lekbong.

Nyaman untuk lelaki itu, namun tidak untuk tigas gadis yang sedang melongo melihat pemandangan di depan mereka.

Di kasih pemandangan seperti ini di siang hari. Apa tidak istigfar?

"Alhamdulillah," ceplos Steffi. Maureen langsung memukul pelan tangan Steffi, "Ko Alhamdulillah sih?" tanya Maureen.

"Lah, iya?" Steffi tersadar, "eh tapi, kan di suguhin pemandangan begini. Nikmat," lanjutnya.

"Badannya oke-oke anjir," Steffi memandangi tubuh lelaki itu. "Kecuali Rizky. Itu mah bukan roti sobek, tapi roti O," Steffi tertawa.

Di posisi terbawah terdapat Gerald yang menahan beban. Kenzo langsung naik ke atas pundak Gerald. "Tahan, tahan," ujar Kenzo.

Saat Kenzo sudah naik dan menempatkan posisi yang pas. Gaga langsung naik, dia menginjak paha Gerald saat Gerald jongkok sedikit. Lalu dia menginjak celana Kenzo berusaha untuk naik.

"Kenzo, ini gue injek, melorot kaga?" tanya Gaga pada Kenzo.

"Kaga," jawab Kenzo, "kayanya," lanjutnya tidak yakin.

Gaga langsung menginjak celana jeans Kenzo. Di saat itu, celana Kenzo sedikit turun karena terkena injak.

"ANJRIT! HAMPIR KELIATAN!" teriak seorang lelaki di bawah sana.

"AAA! APA ITU YANG GUE LIAT?" Steffi menutup matanya.

"Mata gue," Maureen ikut menutup matanya.

"Itu abang siapa, sih?" tanya Echa.

Kenzo menarik celananya, bersamaan dengan mereka bertiga yang terjatuh. "Anjrit, bujur aing di liat ratusan orang." Kenzo merasa ternodai.

"Bujur lo oke juga," ujar Rizky bercanda. Kenzo langsung melemparkan lumpur ke arah badan Rizky, "NAJIS!"

Rizky tertawa.

Gerlad mulai memposisikan diri seperti semula. Dia memeluk batang pohon pinang dengan erat.

"Kalah lo Steff sama pohon pinang," ujar Echa seraya menyenggol bahu Steffi.

"Pohon pinang aja udah dapet pelukan Gerald. Bukan cuman Gerald. Tapi pelukan lelaki di sini." timpal Maureen.

"Gerald. Pohon pinang aja di peluk erat, apalagi akuu," Steffi menggigit kukunya.

Gaga sudah berhasil menaikki pundak Kenzo. Kini giliran Rizky. "Tahan, gue enteng kok," ujar Rizky.

Saat Rizky sudah naik, salah satu lelaki menyiramkan seember air ke arah mereka. Mereka jadi semakin menguatkan pegangannya, agar tidak terjatuh.

"Anjrit, kena bengeut aing!" Rizky mengusap wajahnya. Kenzo menggigit bibirnya, "Cepet bego, sakit nih gue," Rizky langsung buru-buru bergerak.

"Anjrit lesot sia téh," ujar Rizky saat dia hampir terjatuh karena menginjak punggung Kenzo yang licin.

Rizky tidak sengaja melihat wajah Kenzo. "HAHA, ANJRIT GOSONG!" Rizky tertawa melihat wajah Kenzo yang hitam karena terkena oli.

"AHAHA, MUKA LO JUGA!" Kenzo ikut tertawa melihat wajah Rizky.

"WOY CEPET ANJEENG!" teriak Gaga, "MALAH KETAWA."

"HAHAH GIGI SI GAGA GOSONG JUGA," ujar Rizky yang barusan menengadah menatap Gaga.

Akhirnya, dengan perjuangan yang besar, Rizky bisa menginjak pundak Gaga.

Kini giliran Miko. Tubuhnya yang kecil, membuat dia tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga.

"ANJASS, KEREN JUGA LO SUSU MILO," ujar Rizky saat Miko sudah berada di atasnya.

"Eh anjing, apaan ini gatel banget di punggung gue," Gaga bergerak membuat mereka hampir terjatuh.

Kenzo langsung memukul bokong Gaga kencang. "Pak. Tahan anjr, jangan goyang."

Gaga berusaha keras untuk tidak bergerak. Dia menahan mati-matian rasa gatal di punggungnya.

Sekarang gilirannya Bara untuk naik. Mereka semua merem, berusah untuk kuat.

"Jangan gerak," ujar Gerald di bawah.

"Mampus, kuat ga ya gue?" gumam Rizky.

Ternyata tidak selama itu Bara naik. Dia sekarang sudah berada di posisi ke-empat. Tepatnya dia akan melewati Rizky.

"Bar sumpah, kalo gue ga kuat, ga apa-apa ya?" Rizky sudah pasrah duluan, "MAH DO'AIN IKY KUAT!" Rizky berteriak.

Bara berhasil melewati Rizky. Sekarang sisa satu langkah lagi menuju kemenangan. Bara menginjak celana Miko, lalu punggungnya, dan terkahir pundaknya. Tidak berlama-lama berdiam di pundak Miko. Bara langsung naik hingga dia sudah berada di atas sana.

"WOHOO!" teriak mereka yang berada di bawah.

Gerald langsung melepaskan pelukannya pada pohon pinang. Mereka bernafas lega.

"Sakit anjay," Rizky yang kehilangan keseimbangan, terjatuh di tanah.

Bara mencopot semua kertas yang terdapat di atas sana.

Bara juga mengambil bendera Warlock yang di ikat di atas sana. Dia mengangkat bendera itu tinggi-tinggi, hingga bendera itu berkibar terkena angin.

"WARLOCK, INI SEMUA UNTUK KALIAN!" Bara melemparkan kertas-kertas yang sudah dia cabuti hingga kertas itu terjatuh ke tanah.

••••

Bara menghampiri Rizky yang sedang duduk menyendiri.

Rizky yang menyadari kehadiran Bara, menawarkan bungkus rokok yang baru saja tadi pagi dia beli. "Sebat dulu, Bar."

Bara menggeleng, menolak.

"Ky." Panggil Bara. Rizky menyahut dengan gerakkan kepala. "Euy,"

"Lo ga ada niatan baikan sama bokap lo?" tanya Bara.

Rizky diam.

"Engga," jawab Rizky.

"Gue emang ga berhak ngatur hidup lo," ujar Bara, "tapi gue cuman mau bilang. Jangan sampe nyesel."

"Maksud lo?" tanya Rizky.

"Lo tau apa maksud gue," jawab Bara, "lo ga se-bego itu."

"Seseorang akan sangat berarti, jika sudah pergi," Bara menepuk pundak Rizky. Lalu pergi.

Rizky diam dengan segala pikirannya. Dia harus apa? Apa dia harus menuruti permintaan mendiang Ibunya? Tentang dia yang harus memaafkan Ayahnya? Tetapi dia masih belum bisa berdamai dengan masa lalu.

••••

GIMANA CHAPTER INI??

kalian akan ngelakuin apa kalo jadi Rizky?

UNTUK RIZKY DAN ORANG-ORANG LAWAK LAINNYA.

YANG MALEM KENA PRANK, TERUS BELUM DI MASUKIN LAGI KE GC. NIH YA.
👇🏼
GC TELE : @PINKUK
GC WA : link di bio ya🤙🏼
YANG BARU MAU GABUNG JUGA, SILAHKAN MASUK.

SAMPAI KETEMU DI CHAPTER SELANJUTNYA🤙🏼💚

PIS LOV N BINGUNG🧚🏻‍♀️

Follow ig🤟🏼
@warlock__ofc

Nz🧚🏻‍♀️

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 153K 41
DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA yang memiliki sifat yang berubah ubah, kad...
426K 21.8K 92
⚠️SEBELUM MEMBACA LEBIH BAIK DI MASUKAN KE READING LIST ATAU DOWNLOAD DULU YA! JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM SEMUANYA!⚠️ Menceritakan seorang lelaki ber...
102K 7.4K 50
[PLOT TWIST BERADA HAMPIR SETIAP CHAPTER, FOLLOW SEBELUM MEMBACA]✔️ -Cakrawala Universe- "Hargai pendapat saya sebagai ketua!" • • • Ini tentang Lan...
12.1M 751K 56
Sejak orang tuanya meninggal, Asya hanya tinggal berdua bersama Alga, kakak tirinya. Asya selalu di manja sejak kecil, Asya harus mendapat pelukan se...