Bab 24 Sensitif

11.1K 385 22
                                    

Terjadi perdebatan kecil antara Dafa dan Renata di dalam kamar pasalnya Renata nekat ingin tetap masuk bekerja dengan kondisi ia masih lemah yang sontak membuat Dafa naik darah sehingga memancing perdebatan diantara mereka. Namun seperti apapun Renata melawan pemenangnya sudah pasti Dafa. Renata yang menyerah pun akhirnya memilih menuruti perkataan sang suami untuk berhenti bekerja dan fokus pada anak anaknya.

"Kamu mau kemana?" tanya Dafa sembari memicingkan mata.

"Aku mau ke kerja mas" ucap Renata sembari menunduk.

"Ren aku ini siapa mu sebenarnya? kenapa kamu membantah perkataanku?" ucap Dafa dengan nada satu oktaf lebih tinggi.

"Ta...tapi mas...Ren cuma"

"Cuma Ren? aku kurang apa sama kamu sampai kamu mau nekat kerja?" potong Dafa dengan wajah kesal.

"Ma maf mas...Ren salah" cicit Renata sembari menangis.

"Ku mohon jangan membantahku....aku melakukan ini semua demi kebaikanmu dan anak anak..." ucap Dafa sembari mengusap punggung sang istri yang kini sudah berada dalam dekapannya.

"Jangan menangis....maafkan aku sayang" ucap Dafa lirih sembari mengusap air mata Renata.

"Mas aku bosen dirumah terus...anak anak sekolah aku sendirian dirumah" keluh Renata memelas.

"Ya sudah kamu ikut aku ke kantor saja.." jawab Dafa cepat.

"Beneran mas? Ya sudah tungguin bentar aku ganti baju dulu" ucap Renata antusias sembari mengganti pakaian kerjanya dengan pakaian yang lebih nyaman dan pantas menurutnya.

Renata memilih menggunakan dress selutut berwarna tosca dengan bordir motif bunga dibagian bawah roknya yang menampilkan kesan feminim dan elegan ia memutar mutar tubuhnya melihat penampilannya yang menawan ia juga sesekali mengelus perutnya yang terlihat sudah agak menonjol. Renata membalikkan badan terkekeh melihat penampilan sang suami dengan dasi miringnya. Ia berjalan kearah sang suami kemudian membenarkan dasinya yang miring yang dihadiahi sebuah kecupan dipipi oleh Dafa. Renata tersenyum lembut kearah Dafa lalu mengelus pipi Dafa dan memberi sebuah kecupan singkat dibibirnya. Lama tak menyentuh sang istri membuat gairah Dafa meningkat meski hanya dengan sebuah kecupan saja. Dafa memagut sang istri dengan ciuman panasnya lalu tangannya ingin menyibak bagian bawah rok sang istri namun cepat cepat ditangkis oleh sang istri.

"Mas...kita belum konsultasi loh soal itu...jadi Ren minta mas Dafa tahan dulu" ucap Ren hati hati.

"Baiklah ayo kita pergi terlalu lama disini membuatku tak tahan ingin menyerangmu" bisik Dafa dengan seringai nakal.

Renata dan Dafa berjalan beriringan keluar kamar menuruni anak tangga menuju kedepan rumah.

"Rumah sepi banget ya mas kalau gak ada anak anak" ucap Renata sembari mendudukkan bokongnya kekursi samping kemudi.

"Ya kan anak anak juga butuh libur sayang...biarkan mereka bersenang senang bersama opa omanya" ucap Dafa sembari menancap pedal gas.

"ya kamu benar mas... ehh kapan kapan kita ajak mereka liburan ya mas" ucap Renata antusias.

"ide yang bagus, tapi nanti ya sayang kalau kondisimu sudah memungkinkan diajak bepergian" ucap Dafa sembari mengusap lembut tangan Renata.

Di Kantor

Sesampainya dikantor Dafa Renata langsung mengambil posisi berselonjor disofa sembari memainkan ponselnya yang membuat Dafa menggeleng gelengkan kepala melihat tingkah istrinya.

"Sayang aku tinggal meeting dulu...kamu disitu aja ya" ucap Dafa yang dibalas anggukan kepala oleh Renata.

Renata sibuk memainkan tuts piano dilayar ponselnya hingga tanpa sadar ia tertidur disofa karena terlalu lama menunggu Dafa.

Dafa yang baru saja masuk ruangannya dikagetkan dengan penampakan Renata yang tertidur pulas disofa. Ia melepas jasnya kemudian menyelimutkannya pada Renata. Ia mencium kening sang istri dalam sebelum kembali kekursi kerjanya. Jam makan siang tiba Dafa memesan beberapa makanan untuk sang istri dan dirinya lalu kemudian membangunkan Renata yang masih terjaga dalam tidurnya.

"sayang....bangunlah..." ucap Dafa sembari mengecupi wajah sang istri karena gemas.

Renata yang merasa kegelian pun akhirnya terlojat kaget dan seketika membuka matanya. Ia memukuli dada Dafa karena kesal telah membuatnya kaget sedangkan sang suami justru tertawa melihat aksi lucu sang istri.

"stop stop....sudah sayang maafkan aku...habisnya aku gemas sekali melihatmu tertidur pulas." ucap Dafa sembari terkekeh.

Renata hanya diam tak menyahuti ucapan Dafa karena ia ingin mengerjai sang suami yang telah sengaja mengagetinya. Dafa mengernyitkan dahi melihat sang istri yang terlihat marah kepadanya ia pun segera meminta maaf kepada Renata dan membujuk sang istri agar tidak jadi marah kepadanya.

"Sayang maafin aku....jangan marah lagi ya....aku janji tak akan mengulanginya lagi " ucap Dafa dengan wajah muramnya.

Seketika itu Renata tertawa terbahak melihat muka lucu Dafa yang tampak muram. Ya dia senang sekali berhasil mengerjai balik sang suami.. Mereka berdua akhirnya melanjutkan Rencananya dengan makan siang bersama dengan menu yang telah dipesan oleh Dafa. Kali ini Renata merajuk manja kala Dafa lupa membelikannya pizza entah mengapa semenjak hamil ia sering sekali menginginkan untuk memakan pizza bahkan Renata bisa menghabiskan dua buah pizza ukuran large sendirian. usai makan Renata mulai menguap ia kembali menyelonjorkan tubuhnya di atas sofa panjang mencari posisi yang nyaman untuknya. Hanya sepersekian menit saja Renata sudah terpejam deru nafasnya sudah teratur menandakan sang empunya sudah terlelap tidur. Dafa mendekati tubuh sang istri membenarkan posisinya lalu menyelimutinya kembali dengan jasnya kemudian berjalan menuju meja kerjanya untuk melanjutkan tugasnya.

Renata mengucek ucek matanya lalu melirik arloji ditangannya kemudian bangun dan merenggangkan otot ototnya.

"huft lama sekali aku tertidur" batinnya.

"badanku rasanya lelah sekali" imbuhnya.

Renata melihat Dafa yang sedang asik mengerjakan tugasnya pun bergegas menghampirinya bergelayut manja dipangkuan sang suami sembari memainkan dasi sang suami hingga Dafa tak fokus mengerjakan tugas dan memilih menyudahi aktifitasnya. Dafa bergegas pulang karena ini sudah menunjukkan jam pulang kantor. Dafa mengemas semua berkasnya kedalam tas lalu berjalan keluar ruangan dengan Renata yang berada di sampingya. Mereka menaiki lift khusus untuk para petinggi perusahaan dan langsung menuju ke basment area parkir yang terlihat ramai oleh para karyawan yang hendak pulang kerja. Dafa dan Renata berjalan menuju arah mobil lalu masuk kedalamnya mengantri bagiannya untuk jalan keluar gedung maklum saja ada ratusan mobil yang berada di area parkir ini sehingga harus mengantri jika ia memilih jam pulang kerja yang sama dengan karyawan lainya.

"kamu mau sesuatu atau kita langsung pulang saja?" tanya Dafa lembut sembari melajukan mobilnya keluar gedung.

"aku pengen ramen mas...bisakah kita mampir sebentar"

"boleh tapi yang no level ya pesannya" pinta Dafa.

"hambarlah mas mana enak kalau gak ada pedesnya" Kilah Renata.

"oke level satu atau tidak sama sekali" ucap Dafa tegas yang diangguki pasrah oleh Renata.

Renata lebih memilih menurut karena ia sedang malas untuk berdebat dengan sang suami yang penting baginya makan ramen sudah itu saja.

My Lovely Angel (TAMAT)Where stories live. Discover now