Bab 43

1.3K 69 0
                                    


Renata membelalakkan mata kaget kala melihat berita ditelevisi jika Elena dan keluarganya kini masuk penjara akibat kasus pembunuhan..

"pembunuhan? siapa? dan kenapa mereka menyebut nyebut nama mas Dafa?" ucap Renata lirih.

Renata mematikan televisi menyambar ponsel dan sling bagnya kemudian pergi keluar rumah melajukan mobil dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota menuju kantor sang suami guna memperoleh kejelasan tentang apa yang ia baru dengar. Renata berjalan tergesa gesa menuju lift khusus menuju ruangan sang suami. Sama halnya dengan Renata , Anna dan Difa saat ini juga tengah berada di ruangan Dafa usai melihat berita. Anna dan Difa nampak sedang duduk dan mendengar setiap ucapan Dafa dengan seksama.

"Mas..." Panggil Renata sembari menerobos masuk kedalam ruangan sang suami.

Semua yang berada diruang kerja Dafa melirik kearah Renata yang membuat Renata tak enak hati.

"ma... maf ma... kak... Ren gak sengaja... Ren kira mas Dafa sedang sendirian soalnya tadi Ren tanya sama sekertaris mas Dafa sedang diruangan" ucap Renata tertunduduk.

"tak apa sayang... ayo kemarilah... mama sudah selesei dan akan berpamitan pulang..." ucap Anna seraya berdiri yang diikuti oleh Difa.

"kita pulang dulu ya Ren Daf..." ucap Difa yang diangguki oleh keduanya.

"hati hati kak bawa mobilnya" ucap Dafa mengingatkan.

Renata berjalan kearah Dafa dengan tatapan tajam lalu berhenti tepat didepan Dafa.

"mas apa yang tidak aku ketahui? mengapa kamu tega sekali... " ucap Renata dengan sedikit emosi karena mengira Dafa menjebloskan Elena dengan tuduhan pembunuhan.

"kamu ngomong apa sayang? bisakah kita berbicara baik baik?"

"Kenapa mas Dafa sampai hati menjebloskan Elena dan keluarganya kedalam penjara... bukankah mereka juga keluarga Hutama... lalu apa kata orang nanti mas ketika mendengar berita ini... Renata tak mau semua orang berfikiran negatif tentang mas Dafa"

"lalu aku harus apa? membiarkan mereka membunuh seluruh anggota keluargaku demi kegilaannya begitu maksudmu ?" ucap Dafa yang tersulut emosi karena geram jika ada yang membela Elena dan keluarganya.

"mas... apa maksudmu... apa yang tidak ku ketahui?"

"Dia pembunuh... mereka yang telah menyuruh orang menabrak Arin dan mereka juga menyuruh orang untuk mencoba membunuhmu namun sayangnya kamu selamat meski bayi kita tak bisa diselamatkan... "

Dafa menghela nafas dalam dalam lalu  menghembuskannya perlahan untuk meredam emosinya sebelum melanjutkan perkataannya.

"Aku tak setega yang mereka pikir memasukkan keluargaku sendiri kedalam sel tanpa ada alasan yang kuat... aku kecewa dan aku sangat marah pada mereka yang bertindak gila hanya karena harta dan cinta... meski tanpa melakukan kegilaan ini pun aku rela membaginya jika mereka meminta dan benar benar membutuhkannya... dan masalah cinta itu bukankah dia seharusnya tahu bahwa ia sendiri yang telah menentukan pilihan..."

"tunggu cinta? dia? siapa yang mas Dafa maksud? katakan padaku mas..."

Renata menggenggam tangan Dafa erat sebelah tangannya mengusap pipi sang suami lembut memberikan ketenangan sedangkan Dafa yang sebenarnya malas untuk mengingat pun akhirnya terpaksa mengulang untuk bercerita kepada Renata.

"Baiklah... dengarkan baik baik hanya sekali dan jangan memintaku untuk mengulang lagi... " ucap Dafa sebelum menceritakan kisahnya dengan Elena.

"sebenarnya Elena adalah mantan kekasihku sewaktu aku SMA hingga aku kuliah semester tiga... hubungan kami berjalan seperti layaknya pasangan pasangan muda lain... kami sering jalan jalan bersama, nonton, liburan dan menghabiskan waktu bersama... sampai akhirnya dia memperoleh bea siswa diluar negeri dan jatuh hati dengan pria bule yang tampan dan kaya raya... awalnya aku biasa saja jika dia jarang membalas pesan atau teleponku aku tetap berfikir positif sampai aku diam diam menyusulnya ke Jerman... saat itu aku sudah bekerja diperusahaan papa jadi aku bisa jalan jalan kemana saja sesuka hatiku... niat awalnya aku ingin memberinya kejutan tapi justru aku yang dibuat terkejut mendapati dia tidur dengan pria lain... aku yang bodoh justru menyuruhnya memilih antara aku atau pria bule itu dan ternyata Elena memilih pria itu dan membuangku begitu saja..... Aku yang marah akhirnya memutuskan hubungan kami dan pulang ke indonesia... aku sakit hati dan murka pada Elena yang membuatku tak ingin lagi berpacaran...hingga suatu hari papa menjodohkanku dengan Arin dan aku akhirnya menikah... Arin dengan sabar dan penuh kasih sayang meluluhkan hatiku yang keras hingga aku jatuh hati padanya... setelah aku mulai jatuh cinta kepada Arin Elena datang dan memohon kembali kepadaku... namun semuanya sudah terlambat karena aku tak bisa menerimanya lagi... Entah lah saat itu aku sangat membenci Elena hingga ketika aku mendapat kabar jika Elena menikah pun aku tak mau datang sampai akhirnya Arin membujukku dan memohon agar aku memaafkan kesalahan Elena... dan setelah itu hubunganku dan Elena berubah menjadi baik meski tak seakrab dulu... " ucap Dafa sembari menghembuskan nafas panjang karena merasa lega telah bercerita kepada sang istri.

Renata memeluk erat Dafa menghujani wajah Dafa dengan kecupan kecupan kecil karena merasa bersalah telah memaksa Dafa mengingat luka lamanya.

"maaf sayang.... maafin Ren ya mas..."

"sudahlah tak apa sayang... toh sekarang aku sudah bahagia..." ucap Dafa sembari menangkup pipi sang istri.

"Ayo kita pulang sayang... kita jemput anak anak.... aku ingin menghabiskan waktu bersama kalian hari ini" ucap Dafa yang dibalas anggukan oleh Renata.

Dafa memeluk pinggang sang istri mesra sembari berjalan menuju lift khusus miliknya menuju area parkir sesekali mereka membalas sapaan para karyawan yang menyapanya dalam perjalanan.

"sayang kita langsung ke menjemput anak anak atau mampir dulu?" tanya Dafa sembari menginjak pedal gas.

"kita langsung jemput anak anak saja sayang tadi aku sudah kirim pesa  ke Kafa dan juga Shafa untuk menunggu jemputan kita"

"Baiklah ibu negara mari jemput anak anak..." ucap Dafa yang membuat Renata terkekeh.

Didalam mobil Dafa dan Renata bersenandung bersama mengikuti lirik lagu yang sedang mereka putar... mereka begitu asik menghayati hingga tak sadar telah sampai didepan sekolah sang putri.

"Shafa..." teriak Renata sembari melambaikan tangannya.

"Bunda.... tumben ayah dan bunda yang jemput... memang kita mau kemana? " tanya Shafa penasaran.

"tak apa sayang bunda dan ayah hanya ingin mengajak kalian makan diluar saja mumpung sedang ada waktu longgar.. " ucap Renata menjelaskan.

Dafa melajukan kembali mobilnya menuju tempat les Kafa kemudian melanjutkan perjalanan mereka menuju restoran langganan mereka untuk makan bersama.

Hai hai hai.... Please banget jangan lupa kasih star dan juga gift ya...
Dan jangan lupa juga tinggalkan  komentar kalian.... terimakasih..
sampai jumpa di next part yah... :)

My Lovely Angel (TAMAT)Where stories live. Discover now