Bab 65

808 37 0
                                    

5 bulan kemudian>>

Usia kandungan Renata sudah 6 bulan lebih perutnya sudah tampak menonjol besar dan Renata terlihat lebih gemuk dengan pipi yang semakin tembam. Sungguh penampilan Renata sekarang tampak sexy dan menggemaskan.

"Kau tau...kau terlihat cantik sekali seperti ini..." ucap Dafa sembari mengusap pipi Renata.

"Dan mas Dafa juga terlihat sangat tampan seperti ini" ucap Renata sembari mengecup pipi Dafa.

"Bunda...bunda cantik sekali...bunda tau...bunda terlihat seperti bidadari.." ucap Kafa polos sembari memeluk kaki Renata.

"Terimakasi sayang...tapi Kafa juga tampan seperti pangeran..." ucap Renata memuji Kafa sembari mengelus puncak kepalanya.

"Bunda...kakak dulu selalu berdo'a sama Allah untuk kasih kita bunda yang sayang sama kita...tapi Allah kasih kita yang lebih...Allah kasih kita bunda yang hatinya baik seperti malaikat dan juga cantik seperti bidadari... kakak selalu bersyukur sama Allah udah dikasih bunda kayak bunda Renata.." ucap Shafa yang membuat Renata terharu.

"Dan taukah kalian jika bunda jauh lebih beruntung karena Allah kasih kalian dihidup bunda...anak anak yang hebat dan soleh soleha" ucap Renata sembari mengusap air matanya.

"Udah udah...yuk kita ke setudio keburu telat" ucap sang ayah menggiring anak anaknya masuk mobil.

Dan disinalah mereka berada...disebuah setudio foto untuk mengambil foto keluarga dan foto maternity Renata. Awalnya Renata malas sekali untuk diajak berfoto tapi karena permintaan Dafa dan desakan dari kedua anaknya yang ingin sekali memiliki koleksi foto keluarga  akhirnya Renata mau juga untuk diajak foto.

Entah mengapa dikehamilannya kali ini Renata menjadi malas dan hobi sekali tidur. Namun demikian Renata tak pernah lalai dalam menjalankan tugasnya sebagai ibu dan istri.

Puluhan kali lampu blitz mengarah kepada Renata...sejujurnya kali ini Renata lelah sekali karena terus berganti ganti gaya dan costum rasanya Renata ingin sekali merebahkan badannya dikasur empuk miliknya. Namun ia tak mau membuat kecewa suami dan anak anaknya yang semangat sekali menunggu hasil fotonya.

"Oke...cukup..." suara sang fotografer mengintrupsi.

Renata tersenyum lega mendengar intrupsi sang fotrografer. Tanpa aba aba dirinya langsung mengganti pakaian dan merengek minta segera pulang. Dafa yang melihat kelakuan Renata hanya terkekeh gemas. Hobi tidurnya kini bisa dibuktikan hanya dengan duduk bersandar didalam mobil saja Renata sudah bisa terlelap tidur membuat Dafa menggeleng geleng kan kepala.

"Bunda lucu sekali ya yah kalau lagi tidur" ucap Kafa yang memperhatikan wajah Renata.

"Iya...bunda kalian memang begitu" ucap Dafa membenarkan sembari terkekeh.

Tanpa membangunkan Renata Dafa langsung membopong Renata masuk kedalam kamarnya. Tampak raut wajah Dafa yang meringis menahan berat badan Renata yang membuat anaknya terkikik ketika melihatnya.

"Ayah...ayah lihat deh..wajah ayah lucu sekali" ucap Shafa sembari mengacungkan ponselnya yang menampilkan wajah Dafa.

"Haha...lucu banget kak...nanti kita kasih lihat bunda kalau sudah bangun" sahut Dafa terkekeh.

"Palingan bunda tertawa liat ekspresi ayah kayak gitu" ucap Kafa menyahut.

Dafa membaringkan Renata pelan kemudian mengganti pakaian Renata dengan pakaian yang lebih nyaman serta menyelimuti Renata sebatas leher seperti biasanya. Tak lupa ia memberikan kecupan manis didahi Renata serta perutnya sembari berdialog dengan calon anaknya.

"Selamat tidur sayang...anak pintar jangan nakal ya.. jagain bunda terus...ayah dan kakak kakakmu gak sabar pengen ketemu kamu" ucap Dafa sembari mengecup dan mengelus perut Renata sebelum ia menyusul tidur sang istri.

♡♡♡♡♡

Arga dibuat pusing dengan permintaan permintaan aneh sang istri. Sering kali dia menahan amarahnya hanya demi menuruti ngidam sang istri yang terlihat sangat keterlaluan.

"Mas... aku pengen makan mangga muda"

"iya nanti aku beliin sayang"

"tapi aku maunya mas yang petikin langsung bukan beli"

Arga menahan nafas mendengar permintaan aneh sang istri yang entah keberapa kalinya. Ia terpaksa mengalah dan mencari pohon mangga untuk ia petik demi buah hatinya dan demi menepis mitos ileran.

"kalau saja gak demi anak aku gak akan mau naik kepohon mangga yang banyak semutnya ini" umpat Arga sembari memanjat pohon mangga milik Pak RT.

Sementara Difa menunggui sang suami memanjat pohon dengan berbincang kecil bersama pemilik pohon diteras rumah Pak RT. Matanya berbinar kala melihat beberapa buah mangga jatuh ketanah disusul kemudian wajah lelah sang suami yang turun dari pohon mangga tersebut.

"Makasih yak pak... kami pamit pulang dulu" pamit Arga sembari menggandeng sang istri yang membawa sekantong mangga muda.

"sayang makasih ya udah ambilin mangga buat aku" ucap Difa sembari mengecup pipi sang suami.

Dirumah Difa langsung antusias membuat asinan mangga yang kemudian ia lahap hingga habis tak bersisa.

"Mas aku pengen makan mie ramen"

"ya sudah ayok beli mumpung aku libur..."

"beneran ya mas... tapi aku maunya yang langganan aku di cimahi itu"

Astaga... cobaan apa lagi ini, nanti kalau gak aku turutin pasti moodnya jelek dan gak mau tidur sama aku dan aku juga gak mau lah kalau anakku ileran  huhhh.. batin Arga kesal.

"ya sudaj ayo aku anterin kesana..."

"ihh aku belum selesai ngomongnya mas... kalau kesana itu kan jauh banget mas nanti aku capek jadi kita belinya dideket deket sini saja ya maas"

"alhamdulillah gak jadi jauh jauh kesana" batin Arga sembari tersenyum kecil.

"ya sudah ayok kita cari yang dideket deket sini saja..."

"bentar mas aku ketoilet dulu"

"oke... aku tunggu dimobil ya sayang..."

"gak mau mas aku pengennya digendong sama mas kesananya..." ucap Difa merengek.

"oke oke hayukk kalau gitu"

"sabar Ga.... sabar" batin Arga sembari memaksakan sebuah senyuman.

Usai dari kamar mandi mereka langsung pergi mencari restoran yang menjual menu ramen. Difa tampak antusias ketika Arga memarkirkan mobilnya disebuah restoran yang menyajikan makanan khas Jepang. Difa memesan ramen dan juga beberapa makanan yang ia inginkan sedangkan Arga hanya memesan minuman saja tak berniat membeli makanan.

"kamu yakin sayang pesan ini semua?"

"hemmm yakin kok"

"ini banyak banget loh sayang... lima porsi makanan kamu serius bisa habisin itu semua..."

"aku yakin mas, percayalah"

"terserah kamu saja Ki..." ucap Ken pasrah.




Hai Readers...
Saya ucapkan terimakasih telah meluangkan waktu untuk membaca cerita saya ini, saya mohon bantuan dan dukungannya ya... saya mohon tolong dengan sangat.... tolong tinggalkan jejak usai membaca... cukup dengan kasih vote dan komentar untuk karya saya ini.... saya rasa permintaan saya ini cukup mudah dilakukan ya karena memberi star, vote dan komentar itu tidak dipungut biaya sama sekali... kita win win ya saya mendapatkan vote dan komentar sebagai penyemangat anda mendapatkan sedikit hiburan bisa membaca karya saya ini... ayo jadikan dirimu berguna untuk sesama dengan memberi vote dan komentar pada karya ini agar authornya lebih giat menulis... terimakasih dan sampai jumpa di next capt yah.... :)

My Lovely Angel (TAMAT)Where stories live. Discover now