Bab 54

908 47 0
                                    

Mohon dukungannya....

Suasana kamar Penginapan begitu hening karena Kafa dan Shafa keponakannya itu sedang berada bersama oma opanya. Arga memeluk Difa erat sembari mengendus harum tubuh sang pujaan hati. Sementara Difa bergerak menggeliat menerima perlakuan sang kekasih yang membuatnya merasakan kegelian.

"sssh Ga lepas... nanti kalau ada yang lihat gimana...?"

"sebentar saja sayang... tenanglah tidak ada yang melihat kita... tidak ada siapa siapa disini..." bisik Arga yang kini sudah membalikkan tubuh Difa untuk menghadapnya.

"aku tak sabar untuk memilikimu sayang" ucap Arga yang membuat Difa merona.

Arga menangkup wajah Difa memberikan kecupan lembut dibibirnya kemudian memperdalam ciumannya. Ciuman mereka berubah panas dan liar hingga sebuah erangan keluar dari mulut Difa.

Dari arah pintu sepasang suami istri yang ingin mencari kedua anaknya pun tanpa sengaja  melihat ciuman panas mereka, Dafa segera menutup mata sang istri dan menariknya untuk  pergi karena tak ingin mengganggu kedua sejoli yang sedang dimabuk cinta. Dafa menggiring sang istri masuk kedalam kamar mereka kembali.

"Jangan diganggu sayang biarkan saja" bisik Dafa.

"Astaga yang tadi beneran Difa dan Arga ya mas... " ucap Renata pelan.

"iya sayang... maklum sayang mereka sedang dimabuk cinta" Renata hanya menganggukkan kepala mendengar ucapan Dafa barusan.

"Mas anak anak dimana? apakah mereka sedang tidur atau gimana?"

"tenanglah sayang aku akan mengeceknya dikamar oma opanya dulu" Dafa berlalu pergi menuju kamar kedua orang tuanya dan juga ke kamar sang mertua.

Sementara Arga dan Difa kini sama sama terengah seperti kehabisan pasokan oksigen akibat ciuman panasnya. Arga mencium kening Difa dalam kemudian membawanya menuju ranjang tak ada aktifitas apapun mereka kini hanya tertidur lelap berdampingan dengan lengan kekar Arga yang setia melilit pinggang Difa.

Kafa dan Shafa kembali kedalam kamar hotelnya mereka berdua melihat sang bibi sedang terlelap tidur bersama calon om mereka. Kafa dan Shafa saling berpandangan memudian terkikik geli, meski Kafa dan Shafa sering melihat ayah dan bundanya bermesraan tapi mereka merasa geli melihat bibi dan calon omnya yang tertidur saling berpelukan.

"Lucu ya kak"

"iya dek..." ucap Difa sembari terkikik.

Mereka berdua juga sengaja mengabadikannya dengan kamera ponsel yang langsung mereka kirim keponsel ayah,bunda,oma, opa dan juga bibinya.

♡♡♡♡♡

"sayang bangun... " bisik Arga ditelinga Difa sembari mengecupi wajah Difa.

"enghhh.... Arga... ini jam berapa?"

"cepat bangun ini sudah jam enam sebentar lagi makan malam bersama"

"hemmm..." ucap Difa sembari berjalan menuju kekamar mandi.

Arga yang sudah lebih dulu mandi menunggu Difa sembari memainkan ponselnya.. Lalu Kafa dan Shafa? jangan ditanya lagi kedua bocah itu sudah siap sejak sejam yang lalu dan kini sedang berada dikamar oma opanya.

Makan malam berlangsung sangat hangat, mereka saling mengobrol dan sesekali bergurau yang membuat suasana semakin hangat.

Sebelum Pulang ke penginapan Arga meminta ijin untuk membawa Difa menginap diapartemennya dengan alasan ingin menghabiskan waktu sebelum mereka berpisah untuk pulang ke Indonesia.

"om tante saya meminta ijin membawa Difa pergi jalan jalan dan menginap di apartemen saya"

"ya silahkan tapi berjanjilah tidak melanggar batasanmu sebelum kalian resmi menikah" ucap Hutama tegas.

"iya om saya mengerti.... kalau begitu kami permisi dulu" ucap Arga sopan.

Arga menggandeng Difa menuju mobilnya kemudian membawa Difa kesuatu tempat.

"Kita mau kemana? "

"kesuatu tempat dimana kita bisa melihat keindahan kota Tokyo dimalam hari"

"benarkah... aku tak sabar ingin segera sampai sana" ucap Difa antusias.

Arga meraih tangan Difa kemudian membawanya mendekati bibirnya lalu menghujaninya dengan kecupan.

Dengan kecepatan sedang mobil sport Arga membelah jalanan kota tokyo menuju kesebuah menara yang hampir mirip dengan menara Eifel di Paris menara ini bernama Tokyo tower. Difa berdecak kagum kala melihat kerlap kerlip lampu dari atas menara tersebut. sementara Arga berjongkok didepannya mengeluarkan kotak beludru merah berbentuk hati berisikan sebuah cincin berlian.

"Kau Difa Hutama... apakah kau menikah denganku?" ucap Arga sembari menyodorkan kotak cincin tersebut yang dibalas anggukan oleh Difa.

Difa terharu hingga ia tak sadar telah menitikan air mata kala sebuah cincin telah berada dijari manisnya. Arga kemudian bangkit mengusap air mata Difa kemudian memeluknya erat.

"terimakasih sayang... aku bahagia sekali kau mau menikah denganku" ucap Arga sembari mengecup bibir Difa.

Ciuman panjang dan panas mereka mengakhiri perjalanan mereka malam ini. Arga membawa Difa pulang menuju apartemennya karena sudah larut malam. Difa tertidur pulas dalam perjalanan pulang membuat Arga mau tidak mau menggendong tubuh Difa menuju kamarnya, merebahkannya diatas ranjang menarik selimut sebatas dada mencium keningnya lalu kemudian meninggalkannya keluar ruangan ia tak ingin tidur sekamar dengan Difa saat ini karena ia tak ingin melanggar janjinya untuk tidak melebihi batas.

Keesokan harinya

toktoktok

"Sayang bangun... " Seru Arga dari balik pintu.

lama menunggu dan tak kunjung mendapatkan balasan membuat Arga menerobos masuk pintu kamar yang ditempati Difa semalam. Ia melihat Difa masih meringkuk dibawah selimut tebalnya. Dengan sigap Arga membuka selimut tersebut dan membopong Difa kedalam kamar mandi.

"Kyaaa..." pekik Difa kala merasakan tubuhnya melayang.

"cepatlah mandi sayang... satu jam lagi kamu berangkat..." bisik Arga.

"Arga turunkan aku.... aku bisa sendiri"

"baiklah... cepatlah..." ucap Arga menurunkan Difa sembari mengecup pipi Difa.

Arga memeluk erat tubuh Difa sebelum Difa pergi, ia juga mencium bibir Difa dalam seperti tak ada hari esok tanpa mempedulikan seluruh rombongan keluarga yang menyaksikan adegan romantis tersebut.

"Seperti drama korea... romantis sekali " bisik Renata kepada Dafa.

"hemm... kau benar sayang.... ahh jadi tak sabar ingin cepat sampai di Indonesia... aku ingin segera menciummu seperti itu nanti" ucap Dafa menggoda yang membuat Renata merona.

"Mas... jangan menggodaku ini tempat umum malu jika ada yanh mendengar" ucap Renata sembari mengerucutkan bibirnya.

"iya iya sayang... maaf" ucap Dafa sembari mengecup pelipis sang istri.

Dari arah Kafetaria Kafa dan Shafa berlari kecil sembari membawa kopi pesanan sang ayah dan beberapa makanan ringan serta minuman untuknya.

"segeralah menyusulku" ucap Difa yang masih bersandar manja didada bidang Arga.

"Pasti sayang... kabari aku jika sudah sampai di Indonesia... aku akan menyusulmu nanti malam" ucap Arga sembari mencium pucuk kepala Difa.

"i love you" ucap Difa malu malu.

"i love you more sayang... "

"tante Difa ayo buruan...." seru Kafa yang membuat semua orang tertawa.

Difa berjalan menjauh menuju jet yang akan membawa rombongan keluarganya pulang ke Indonesia.

Arga kembali kediaman kakek neneknya untuk mempersiapkan segala sesuatu yang akan mereka bawa ke Indonesia. Ia benar benar sudah tidak sabar ingin bertemu dengan calon istrinya.

My Lovely Angel (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang