Bab 13 Mencoba

11.3K 410 8
                                    

MENCOBA

Makan malam berlangsung dengan hangat banyak canda dan tawa akibat kehadiran cucu pak Damar. Ya kedua orang tua Renata bahkan telah mengklaim kedua hal tersebut sebagai cucunya tanpa adanya kehadiran Kafa dan Shafa membuat suasana rumah menjadi lebih hangat.

"Kapan papa dikasih cucu lagi nih?" Celetuk pak Damar ayah Renata yang membuat Renata tersedak.

"Uhuk uhuk" Renata tersedak ketika mendengar penuturan sang papa.

"Do'akan saja pah...mereka kan juga baru menikah...benar kan nak Dafa?" Ucapkan sang mama meminta persetujuan Dafa namun hanya dibalas dengan anggukan dan senyuman kecil oleh Dafa.

"Bun yah... nanti Dafa tidurnya sama oma dan opa" ucap Kafa memohon.

"

"Jangan lah ma...biar nanti tidurnya bareng Ren aja kasian nanti mama kerepotan loh" bujuk Renata.

"Tak apa Ren... lagian kamu dan Dafa kan juga butuh berduaan" Ucap sang papa sembari menaik turunkan kedua alisnya menggoda Renata.

"Papah gitu deh sukanya" ucap Renata sembari mengerucutkan hal yang membuat Pak Damar dan bu Lin tertawa karena berhasil menggoda putrinya.

Malam ini mungkin bisa menjadi malam pertama bagi Renata dan Dafa berada di satu kamar berdua saja namun malam ini akan pertama bagi keduanya dalam satu ranjang karena di kamar Renata tak ada Shofa panjangnya. Renata meremas ujung baju sembari menggigit bibir bawahnya membayangkan membayangkan ketidak nyamanan Dafa dan dirinya berada di satu ruangan berdua.

"ahhh ya ampun kenapa aku harus berpikir sekali..,"

"aku harus gimana nanti" ucap Renata dalam hati sebelum membuka handle pintu kamarnya.

Renata yang baru masuk kamar melihat Dafa yang sedang duduk diranjang memangku laptop terlihat sangat serius memutuskan untuk membersihkan diri dan mengganti pakaian. tidur ini Renata mengenakan gaun meskipun sedikit malu karena bajunya terkesan menggoda. Berkali kali Renata mengumpat karena ia tak menemukan piamanya sama sekali pasti ini ulah ibunya yang sengaja mengganti piama Renata dengan gaun tidur yang bisa dibilang seksi dan menggoda ini.

Usai mengganti pakaian Renata kembali menuju Ranjang di melihatnya beberapa kali menguapkan namun masih terus mengerjakan pekerjaan membuat Renata berinisiatif untuk menawarinya secangkir kopi.

"Mas... mas Dafa mau aku buatin kopi biar gak ngantuk?" Tanya Renata lembut.

"Boleh jika kamu tak peduli" jawab Dafa tanpa menoleh ke arah Renata.

Renata pun akhirnya berjalan dengan baik membuat secangkir kopi untuk suami dan segelas coklat hangat untuknya serta membawa setoples cookies favoritnya.
Sesampainya di kamar Renata memberikan secangkir kopi yang ia buat kepada Dafa kemudian dirinya memutuskan untuk langsung menuju ke teras kamar dengan membawa coklat hangat dan cookie kesukaannya untuk menemaninya menulis novel. Yap sedari remaja Renata memang gemar menulis dan membaca buku hingga saat ini di sela kesibukannya sebagai dokter dan ibu rumah tangga pun ia masih menyempatkan diri untuk menulis. Banyak pembaca Novel dan puisi yang sengaja Renata posting diakun sosial medianya tak heran jika ada beberapa keajaiban yang sampai dicetak dan dibukukan oleh beberapa penerbit.

Jam sudah menunjukkan pukul 10.30 malam namun Renata masih asik dengan imajinasinya menulis novel barunya. Dafa melihat jam di sebelah kiri nafas kasar melihat istrinya yang tidak kunjung masuk ke dalam membuat Dafa penasaran dan memutuskan untuk menyusulnya karena takut Renata melangkah diteras kamar.

"Sedang apa?" Tanya Dafa yang membuat Renata kaget.

"Mas kenapa kesini...ini aku lagi ngetik novel mas... bentar lagi selesai kok" ucap Renata lembut.

"Lanjutkan besok saja ini sudah malam... cepat masuk" ucap Dafa dengan nada sedikit meninggi.

"Iya mas baik.." ucap Renata seraya berjalan ke dalam kamar.

Sesampainya di kamar Renata berinisiatif mengambil 2 selimut tebal untuk dij adikan alas tidurnya dan untuk selimutnya. Namun Dafa dengan cepat menarik lengan Renata yang membuat Renata terkejut.

"Tidur lah diranjang..." ucap Dafa datar.

"Ta tapi mas..." ucap Renata.

"Tidur lah disini dan jangan membantahku" Ucapkan Dafa dengan nada sedikit paksa.

Renata pun akhirnya menyerah dan merebahkan tubuhnya di sisi kasur dengan posisi meunggungi Dafa.
Ketika hendak mencoba memejamkan mata Rekam kejadian tadi siang dan berniat meminta maaf... mungkin saat ini adalah saat yang tepat untuk meminta maaf dan menjelaskan pikir Renata.

"Mas aku minta maaf ya..." ucap Renata lembut.

"Untuk?" Singkat Tanya Dafa.

"Maaf karena sudah membuat mas Dafa tadi siang nungguin aku..." ucap Renata merasa bersalah.

"Itu saja?" jawab Dafa cuek.

" jika mas lihat tadi aku bersama laki laki dikantin itu kak Samba sahabat aku sedari kecil mas " ucap Renata mencoba menjelaskan.

"Itu bukan urusan saya" jawab Dafa ketus.

"Ahh iya... maaf mas saya lupa jika saya bukan siapa siapa" jawab Renata dengan senyuman yang ia paksakan.

Kemudian Renata merebahkan tubuhnya kembali dengan posisi memunggungi Dafa, menarik selimut hingga menutupi dan menangis namun dengan tangisan kecil Renata masih bisa terdengar oleh Dafa yang membuat Dafa mengacak acak menarik tubuh lalu dengan cepat Dafa Renata menghadapnya kemudian mendekapnya. Isakan tangis Renata semakin menjadi ketika Dafa mendekap erat tubuh Renata. Renata memukul mukul dada Dafa agar Dafa melepaskan dekapannya namun Dafa justru bertahan dengan pukulan Renata dan tetap memeluknya membuat Renata menyerah dan memilih menghadap di dada bidang suaminya.

"lepas mas.." ucap Renata meronta.

"tolong lepas..." mohon Renata namun dihiraukan oleh Dafa.

"Maaf berhentilah menangis... mulai besok aku akan mencoba berkata lebih baik untuk mencegah... tidur lah" bisik Dafa yang membuat Renata berhenti menangis.

Sebuah senyuman mengembang di wajah Renata di rinya berharap kejadian tadi malam adalah pertanda jika Dafa mulai membuka hati dan mencoba menerimanya.

"benarkah ini mas Dafa?" batinnya.

"kenapa dia semanis ini"

"ahhh aku bisa jatuh cinta kalau begini terus" ucap Renata dalam hati sembari tersenyum kecil kemudian menikmati dekapan Dafa hingga akhirnya.

Renata tangan Dafa agar pelan-pelan itu tidak dibangun kemudian membersihkan diri sebuah senyuman mengembang di bawah mengingat sebuah kekar yang diterapkan pada wajah ketika memeluknya dirinya tidur. Sungguh dirinya tak menyangka jika Dafa akan melakukan itu.

Drrtttdrttt pilihan

suara getar ponsel diatas nakas yang membangunkanku dari tidurku. Dengan cepat saya meraih ponsel tersebut dan berniat mengangkat panggilan masuk ke dalam niatku urung ketika saya melihat ponsel yang bergetar ternyata milik istriku. Aku berniat meletakkan kembali ponselnya namun ada notifikasi yang menampilkan sebuah pesan dari seseorang yang ia panggil Kak Sam yang berisi morning princess dengan emoticon cium membuat kesal benar dan membuat moodku berubah menjadi buruk.
Beberapa kali aku mengumpat kesal...ingin sekali rasanya membalas pesan tersebut dan berkata jangan mengganggu istriku lagi, namun aku tidak berani melakukannya. Aku takut Renata marah karena aku terlalu lancang.

"ckk berani beraninya dia mengirim pesan mesra kepada Renata"

"apakah dia tidak malu mengirim pesan kepada istri orang"

"menyebalkan.... jika saja bukan sahabat Renata sudah pasti ku marahi dia" umpat Dafa kesal.

Pesan dari Samba tersebut sukses membuat Dafa marah tidak jelas hari ini.

My Lovely Angel (TAMAT)Where stories live. Discover now