Bab 18 Ulang Tahun

11.3K 414 4
                                    

Ulang Tahun

Nggggh... Renata menggeliat kemudian menerjap nerjapkan mata ketika sebuah lengan kekar memeluknya erat dengan hati hati Renata memindahkan lengan tersebut agar sang pemilik tidak terbangun.

Renata bergegas menuju dapur untuk memasak sarapan. Dafa yang menyadari jika istrinya tak ada sampingnya pun segera menyusulnya kedapur. Dengan langkah kecil Dafa mendekat kearah Renata dan memeluk mesra istrinya dari belakang kemudian mencium pipi merah Renata.

"Mas jangan gitu...nanti kalau anak anak lihat gimana" ucap Renata mencoba melepaskan pelukan Dafa.

Dafa justru semakin mengeratkan pelukannya dan sesekali mengecup leher jenjang Renata yang terekpos.

"Mas...lepas...aku gak bisa konsen masaknya kalau mas Dafa gitu" ucap Renata membujuk Dafa.

Dari arah tangga kedua bocah berteriak gaduh ketika melihat kemesraan kedua orang tuanya yang kemudian berlari berbaur memeluk sang bunda.

"Bunda kapan datang...kenapa gak bangunin kita" tanya Shafa yang pura pura kesal.

"Ih kalau bangunin kalian pasti bunda kalian suruh bobok dikamar kalian iya kan" tebak Dafa.

"Udah udah bunda mau masak dulu bikin sarapan kalian cepat mandi dan siap siap" ucap Renata yang dibalas dengan acungan jempol oleh ketiganya.

Renata menggelengkan kepalanya melihat kelakuan ketiganya kemudian melanjutkan memasaknya.

Drrrrtdrrrrt

Suara ponsel Renata bergetar tanda sebuah panggilan telepon masuk. Nampak nama Dafa dilayar ponselnya yang kemudian buru buru ia terima.

"Halo mas..."
".................."
"Gak usah repot repot mas...aku bisa makan dikantin kok"
".............."
"Ta...ta pi .....kantor mas Dafa kan jauh dari rumah sakit mas...gak usah nanti ganggu kerjaan mas Dafa loh"
"............"
"Iya...iya...terserah mas Dafa saja" bip sambungan telepon terputus.

Renata menghembuskan nafas kasar karena kesal pada Dafa yang keras kepala dan tak mau dibantah.
Makan siang kali ini mungkin akan menjadi makan siang yang membosankan mengingat Dafa memaksanya untuk menemaninya makan siang direstoran yang ia pilihkan untuk bertemu kliennya.

"Shhh ya ampun kemarin aja ngajakin makan siang sambil ketemu klien berjam jam aku udah kayak patung...apalagi sekarang bisa jadi kambing congek aku..." ucap Renata dalam hati.

Lima belas menit kemudian Dafa mengirimi Renata pesan memintanya untuk segera kedepan Rumah sakit.
Dengan cepat Renata meraih tas serta ponselnya dan berlari kearah depan rumah sakit mencari keberadaan Dafa.
Tanpa basa basi Renata langsung masuk mobil dan kemudian memasang sabuk pengaman Dafa yang melihat istrinya cemberut pun segera menarik tangan istrinya lalu kemudian mengecupnya beberapa kali sembari meminta maaf.

Renata pun terkesiap ketika Dafa dengan tiba tiba mengambil telapak tangannya kemudian mencium punggung tangannya berkali kali sembari memelas meminta maaf membuat Renata tak tahan untuk tidak tersenyum dan memaafkan suaminya.

"Ren...maafin aku...jangan marah lagi ya...aku janji ini cuma sebentar" ucap Dafa memohon sembari mengecupi punggung tangan sang istri.

Renata membelalakkan mata ketika Dafa memarkirkan mobilnya disebuah hotel dan kemudian siap memprotes.
Namun niatnya urung ketika ia melihat sebuah Restoran megah dilantai dasar hotel tersebut.

"Mas restorannya kan disana kenapa mas malah masuk kesini?" Tanya Renata heran.

"Udah ikutin aja" ucap Dafa datar.

Renata pun hanya menurut dan memilih membuntuti Dafa karena membantah Dafa pun akan percuma.
Beberapa menit kemudian langkah mereka terhenti didepan sebuah kamar hotel yang membuat Renata semakin penasaran karena kalau tidak salah kamar Presidential suite didepannya ini adalah kamar hotel yang harga sewanya lumayan fantastis lalu kenapa suaminya menyewa kamar ini jika hanya untuk makan siang dan bertemu dengan klien bukankah itu terlalu berlebihan ataukah mungkin tamunya adalah tamu penting. Ahh sudah lah...buru buru Renata menepis pemikirannya karena tak mau ambil pusing yang ujung ujung nanti kesal sendiri.
Dafa pun membuka pintu kamar dengan menggandeng lengan Renata pelan memasuki ruangan tersebut.

Renata terkesima ketika pintu kamar tidur sedikit terbuka ia dapat melihat suasana dalam kamar yang didekorasi dengan apik namun ia juga dibuat heran dengen itu karena kamar tersebut didekorasi sangat mewah layaknya kamar pengantin. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar untuk Renata bukankah ia diajak kemari untuk bertemu klien lalu kenapa dibagaian kamar tidurnya harus didekorasi seharusnya hal itu tidak perlu dilakukan karena mungkin mereka hanya berbincang diruang tamunya saja kan atau malah makan siang dimeja makan sembari mengobrol.

"Mas kita gak salah kamar?" Tanya Renata ragu.

"Engga" jawab Dafa datar.

Renata menghela nafas memilih diam dan bersabar sembari duduk santai disofa. Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu membuat Renata berfikir jika mungkin itu klien suaminya. Renata memilih mengacuhkannya dengan berpindah masuk kedalam kamar dan merebahkan dirinya diranjang sembari asik bermain game. Namun konsentrasinya terganggu kala melihat sosok Dafa ikut berbaring disampingnya buru buru Renata menutup gamenya kemudian bergegas bangun dari tidurnya.

"Udah ketemu kliennya mas?" Tanya Renata penasaran pasalnya baru beberapa menit saja Dafa telah menyusulnya.

"Belum...klien aku pengen ketemu istri cantikku" ucap Dafa yang membuat pipi Renata memerah.

"Gombal deh....yaudah ayo kita temuin" ucap Renata sembari menarik lengan Dafa.

Renata berjalan mendahului Dafa kemudian ia membuka pintu kamar dan berniat menuju ruang tamu namun langkahnya terhenti ketika melihat seorang pelayan berdiri tepat didepan pintu kamar dengan membawa sebuah nampan berisikan kue ulang tahun lengkap dengan lilin yang telah menyala membuat Renata berbalik badan dan memeluk Dafa.

"Mas...kamu tau aku ulang tahun?" Ucap Renata yang dibalas anggukan oleh Dafa.

"Makasih mas" ucap Renata sembari melepaskan pelukannya.

Kemudian Renata mengambil kuenya dan mempersilahkan pelayan tersebut keluar. Renata menyempatkan berdoa sebelum meniup lilinnya dan kemudian menyuapi Dafa kue tersebut.

"Ren...ada sesuatu yang mau aku omongin" ucap Dafa lembut sembari menuntun Renata untuk duduk disofa.

"Ren...aku gak tau semenjak kapan rasa ini muncul tapi sekarang aku mau jujur ke kamu kalau aku jatuh cinta sama kamu Ren...mau kah kamu jadi istri dan ibu dari anak anak yang sesungguhnya...dan memulai semuanya dari awal bersama sama" ucap Dafa tulus sembari menggenggam tangan Renata.

Renata yang terkejut dengan pengakuan Dafa pun hanya diam dan menganggukkan kepalanya pelan dengan raut wajah yang merona.
Dafa pun tersenyum lega mendapat jawaban dari Renata yang menerimanya dan seketika itu Dafa menggendong Renata menuju kamar.
Renata yang mendapat perlakuan manis dari Dafa pun hanya tersipu malu.

"Ren untuk malam ini kita nginep disini ya" ucap Dafa meminta persetujuan Renata.

"Tapi anak anak gimana mas?" Tanya Renata memastikan.

"Anak anak udah aku titipin sama mama Lin...aku juga sudah mengurus ijin kamu hari ini dan mungkin sampai besuk.... mereka pasti bakal senang karena sebentar lagi punya adek" ucap Dafa membuat Renata tertunduk malu.

"Oiya tadi mama nitip kado buat kamu" imbuh Dafa seraya menyodorkan sebuah kotak kepada Renata.

Dengan penasaran Renata langsung membuka kotak tersebut dan ternyata isinya adalah sebuah gaun tidur sutra tipis berwarna merah maroon yang membuat Renata semakin malu menunjukkannya pada Dafa.
Dafa yang penasaran pun merebut isi kado yang Renata sembunyikan dibalik badannya kemudian tertawa jahil sembari menggoda Renata dan memaksa Renata untuk memakainya.

Renata tampak malu malu memperlihatkan penampilannya didepan sang suami yang justru ditanggapi suaminya dengan seringai nakal wajar saja bagaimana pun juga Dafa adalah pria normal yang berhasrat.

"Ren..boleh ya aku minta itu" tanya Dafa dengan tulus kepada Renata yang hanya dibalas Renata dengan anggukan kecil.

Renata pun gugup tak karuan ketika Dafa memulai aksinya. Sungguh Renata merasa seperti sesak nafas kala Dafa mulai menghujaninya dengan ciuman serta cumbuan, Renata meremas ujung sprei kuat dan meloloskan sebuah deshan ketika Dafa mengelus pangkal pahanya detik selanjutnya Renata hanya pasrah dan menikmati setiap perlakuan Dafa kepadanya yang kian menuntut. Hingga sebuah pergulatan panas menyatukan cinta mereka berdua. Mereka berdua pun menikmati penyatuan mereka dengan berbagi sentuhan serta cumbuan satu sama lain.

"mas aku lelah" keluh Renata kepada Dafa yang menginginkannya lagi.

"baiklah kalau begitu tidurlah sayang besok masih kita masih bisa melakukannya lagi" ucap Dafa sembari mencium mesra pucuk kepala Renata.

My Lovely Angel (TAMAT)Where stories live. Discover now