Bab 33 Kecalakaan

3K 119 1
                                    

Seperti biasa makan malam berlangsung sangat hangat karena Kafa dan Shafa yang terus bercerita dan bercanda bersama opa omanya.

Renata dan Dafa hanya menyimak obrolan antara cucu dengan oma dan opanya. Didalam hati Dafa berharap makan malamnya segera usai karena ada banyak hal yang masih ingin dibicarakan dengan istrinya. Sesekali Dafa tersenyum memberi respon sembari terus menggenggam erat tangan Renata.

"Sudah sudah hentikan Kafa nanti oma ngompol, ahh ya ini sudah malam oma sama opa pamit pulang dulu," Ucap Anna

"Kamu memang pintar membuat kami tertawa sayang," ucap Lin mengusap lembut kepala Kafa.

Usai makan malam Renata langsung masuk ke dalam kamar yang kemudian disusul oleh Dafa. Di dalam kamar Dafa bercerita tentang apapun yang belum pernah Dafa ceritakan kepada Renata tentang Elena termasuk kejadian divideo yang dikirim kepada Renata tempo lalu. Dafa mengatakan jika saat itu Elena memaksanya untuk minum sehingga ia mabuk dan berhalusinasi jika yang dicumbunya adalah sang istri. Dafa meminta maaf untuk itu semua kepada Renata. Namun Renata yang berhati baik justru malah meminta maaf kepadanya atas kesalah pahaman ini. Renata juga berkata bahwa ia sudah melupakan masalah tersebut dan memilih fokus dengan kebahagiaan anak anaknya. Disini bisa terlihat jelas oleh Dafa bahwa istrinya ini memanglah wanita yang luar biasa baiknya.

"Maafin aku sayang. Semua ini salahku," ucap Dafa tulus.

"Udah mas kamu gak perlu kayak gitu. Aku udah lupain semuanya. Mari kita mulai semua dari awal lagi kita fokus aja sama anak anak," ucap Renata lembut.

Setelah menyelesaikan ceritanya Dafa mengajak Renata untuk tidur, hanya tidur saja tidak lebih yang disetujui oleh Renata karena dirinya memanglah sangat lelah dan mengantuk.

Keesokan harinya

"Mas nanti aku ijin keluar ya," ucap Renata memohon.

"Kemana? Dengan siapa?" Tanya Dafa menyelidik.

"Ke kafe, mau ketemu kak Samba sama istrinya," ucap Renata menjelaskan.

"Hati-hati dan jangan lama lama ya karena kamu gak boleh terlalu capek," ucap Dafa sembari mengecup dahi Renata.

Renata bersiap untuk pergi menemui Samba dan istrinya disebuah Kafe langganan mereka. Renata ke Kafe diantar oleh sopir pribadi Dafa dan di kawal oleh seorang bodyguard. Renata memutar bola matanya malas melnihat bodyguard yang selalu mengikutinya.

"Pak tungguin di sini aja ya. Aku mau kesitu dulu bentar," ucap Renata kepada orang suruhan Dafa.

"Saya tunggu di sini saja nyonya," ucap Bodyguard tersebut yang dibalas anggukan oleh Renata.

Renata berjalan kearah tepi jalan untuk membeli gulali karena entah mengapa ia sangat ingin memakannya. Dari arah berlawanan ada sebuah mobil melaju kencang kearah Renata berdiri. Dengan sigap bodyguard Dafa menarik tubuh Renata agar tak tertubruk oleh mobil tersebut namun naas saking kagetnya Renata justru jatuh tergelincir dan menyebabkan perutnya menubruk aspal jalan yang menyababkan dirinya pingsan.

"RENATA! awas," teriak Samba sembari berlari menghampiri Renata yang telah terkulai lemah berlumur darah karena terjatuh akibat tarikan seseorang yang mengagetkannya.

Seseorang tertabrak sebuah mobil lebih tepatnya mobil tersebut sengaja ingin  menabrak Renata namun semua gagal karena Renata berhasil ditolong oleh seseorang yang sekerang berlumur darah... seorang pria asing yang belum Samba kenal itu adalah bodyguard Dafa. Samba dan istrinya segera meminta bantuan orang orang sekitar untuk menolong Renata dan orang yang menolong Renata tersebut. Ia melajukan mobil dengan cepat menuju rumah sakit terdekat.

Dengan cepat Samba mendial nomor Dafa untuk mengabari kondisi Renata.

"......."

"Dafa...lo harus kerumah sakit sekarang istri lo pingsan dan pendarahan."

"........."

"Oke gue kirim alamat rumah sakitnya."

Bip kemudian sambungan telepon terputus.

"Sayang kamu temenin Renata disini ya aku urus administrasinya dulu," ucap Samba yang dibalas anggukan oleh sang istri.

Dafa mendapat sebuah kabar jika sang istri saat ini sedang dirawat di rumah sakit hal itu membuat dirinya khawatir. Dafa melajukan mobilnya dengan cepat tak sabar ingin mengetahui kondisi sang istri. Sesampainya di rumah sakit Dafa langsung meminta penjelasan kepada Samba dan sang istri tentang keadaan istrinya sekarang.

"Samba... di mana Renata, gimana keadaannya? apa kata dokter?" tanya Dafa beruntut.

"Dokter masih di dalam memeriksa keadaan Renata Daf."

"Maafin aku gara gara aku mengajak ketemuan Renata malah jadi seperti ini," sesal Samba kepada Dafa.

"Sudahlah jangan menyalahkan diri sendiri Sam, semua ini musibah lebih baik kita berdoa untuk Renata saja."

Dafa langsung berlari menemui dokter yang menangani Renata untuk bertanya keadaan sang istri. Dafa shock mendengar jika bayi dalam perut Renata harus segera dikeluarkan melalui sebuah operasi caesar dengan kemungkinan buruk dan pilihan sulit yang harus ia terima mengingat saat ini bayinya baru berumur 7 bulan.

"Bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya Dafa penasaran.

"Keadaan istri anda saat ini sangat lemah karena baru saja mengalami pendarahan dan kami harus segera melakukan operasi untuk menyelamatkan keduanya bayi anda sangat lemah sekali sehingga kemungkinan untuk selamat hanya 20 persen, tolong segera tanda tangani berkas ini pak," tutur sang dokter.

"Dokter tolong selamatkan keduanya dokter, selamatkan istri saya karena saya tidak bisa kehilangannya. Tolong lakukan yang terbaik untuk anak dan istri saya dokter," ucap Dafa memohon sembari menandatangani surat tersebut.

"Baik pak Dafa... Kami akan segera melakukan operasi sebentar lagi. Dan kami akan melakukan yang terbaik untuk anak dan istri anda," ucap dokter Adi seraya pergi meninggalkan ruangan.

Dafa merapalkan berbagai do'a untuk keselamatan Renata dan calon anaknya. Sungguh hati Dafa khawatir saat ini, ia sangat takut kehilangan Renata dan bayinya.

"Aku tahu kamu adalah wanita yang kuat Sayang, ku mohon bertahanlah."

"Ya Tuhan selamatkan anak dan istriku," gumam Dafa lirih sembari terus merapalkan doa.

Brankar Renata didorong memasuki ruang operasi Dafa hanya bisa berdoa dan berpasrah kepada yang diatas. Sekilas Dafa teringat oleh sang bodyguard yang ia tugaskan untuk menjaga istrinya. Ia berniat mencari tahu keadaanya kepada Samba.

"Ahh ya apa kau tahu dimana kamar bodyguard yang menolong Renata?"

"Dia dirawat tak jauh dari ruangan ini,  di ujung lorong sana kamarnya Daf," ucap Samba memberi petunjuk.

"Baiklah aku akan melihatnya sebentar," ucap Dafa sembari berjalan ke arah ruangan sang bodyguard.

Diruangan itu Dafa melihat keadaan bodyguardnya yang ia tugaskan menjaga Renata. Terlihat sang bodyguard masih tergolek lemas diatas brankar ruangan tak ada luka terlalu serius kata dokter hanya luka sobek dibagian pelipis siku dan lengan akibat terbentur sisi mobil yang menyebabkan ia terpelanting dimulut jalanan untung saja tak ada luka benturan atau patah tulang terlalu serius. Namun begitu Dafa merasa sangat berhutang budi kepada Joe sang bodyguard atas pengorbanannya.

Seperti biasa pliss banget jangan lupa kasih aku star dan komentar ya... thanks 😊


My Lovely Angel (TAMAT)Where stories live. Discover now