Bab 42

1.4K 70 0
                                    


Renata berjalan kedalam rumah tergesa gesa meninggalkan sang suami yang masih berada dibelakang membawa barang bawaannya.

"Bunda pulang" teriak Renata yang membuat Kafa dan Shafa berlari menghampiri sang bunda.

Sebuah pelukan hangat didapat Renata dari kedua anaknya yang gembira menyambut kedatangannya.

"Bunda... kenapa cepat sekali pulangnya... maksud Shafa apa bunda sudah sembuh? apakah dokter yang mengijinkan bunda pulang?" tanya Shafa khawatir mengingat baru tadi pagi sang bunda dibawa kerumah sakit.

"Jangan khawatir sayang bunda sudah sehat karena obat bunda sudah pulang..." ucap Renata dengan mata berbinar.

"obat?" tanya Kafa heran.

"ya kalian berdua adalah obat untuk sakit bunda... bunda rindu pada kalian..." ucap Renata memeluk kedua anaknya erat.

"ehemmm" Suara Dafa membuat ketiganya menoleh.

"sayang.... beristirahatlah... " ucap Dafa yang membuat Renata mengangguk pasrah.

"adek kakak juga harus istirahat jangan mainan laptop terus... vlognya besok besok lagi dilanjutin sekarang waktunya bobok... besok masuk sekolah... " ucap Dafa memberi intrupsi.

"ya ayah..." jawab Shafa dan Kafa bersamaan.

Dafa menuntun sang istri menuju anak tangga dan berpapasan dengan Lin yang usai membereskan dapur.

"ma kok belum tidur?"

"kenapa pulang?" tanya Lin bersamaan dengan pertanyaan Renata.

"Biasalah ma anak bandel mama ini merajuk memohon minta pulang kangen anak anak katanya ma..." Kali ini Dafa yang angkat bicara.

"oh ya ampun... Sayang kenapa kamu bandel sekali... cepat beristirahatlah..."

Usai mengganti pakaian Dafa dan Renata bergegas untuk segera tidur. Dafa mendekap Renata sembari mengusap usap punggung sang istri hingga Renata terlelap tidur.

Keesokan harinya

Seperti biasa Renata bangun pagi untuk membuat sarapan dibantu oleh sang mama yang masih menginap dirumahnya.

"Ren... biar mama saja yang masak" ucap Lin kepada putrinya.

"Renata saja ma... Renata sudah sembuh dan lagi Ren ingin sekali memasakkan Kafa an Shafa makanan kesukaannya" ucap Ren lembut.

"Baiklah mama membantu saja..."

Sementara Dafa nampak buru buru menuruni anak tangga dengan pakaian dan tas kerjanya.

"sayang aku buru buru... maaf tak bisa menemani mu sarapan tapi aku janji makan siang nanti aku pulang" ucap Dafa sembari mengecup pucuk kepala sang istri.

"setidaknya makanlah roti isi dulu Daf sebelum berangkat..." ucap Lin kepada sang menantu.

"baiklah... Dafa berangkat dulu ma... dah sayang.... assalamu'alaikum" ucap Dafa sembari mengunyah roti isi buatan ibu mertuanya.

"hati hati mas..." teriak Renata.

Dafa menginjak pedal gas melajukan mobil menuju kantornya hari ini ada rapat penting sehingga mengharuskan Dafa datang lebih awal.

"Pagi pak..." sapa sekretaris Dafa yang sudah berada diruangan meeting terlebih dahulu.

"Pagi... tolong minta ob buatkan untuk saya ya" ucap Dafa kepada sang sekretaris yang hendak keluar ruangan.

"baik pak...."

Rapat berjalan dengan lancar Dafa kembali keruangannya duduk sejenak sembari memijat mijat pelipisnya melihat tumpukan berkas yang harus ia tanda tangani

"Astaga banyak sekali.... baru sehari saja ku tinggal sudah segini banyaknya..." keluh Dafa sembari membuka satu persatu berkas didepannya.

Drrtdrrttt

Suara panggilan mengehentikan Dafa dari aktifitasnya, dilihatnya nama Abim tertera dilayaronselnya membuat Dafa segera mengangkatnya.

"halo Bim? "

"........"

"apa sudah kau siapkan bukti buktinya?"

"......"

"baiklah.... terimakasih Bim... kerja yang bagus" ucap Dafa sembari menutup ponselnya.

"sial jadi selama ini dia hanya mengelabui dan memanfaatkan kebaikan keluargaku saja..." gerutu Dafa.

"Kau akan menyesal karena telah bermain main denganku...."

"Kau akan membusuk dipenjara selamanya..."

Setelah beberapa hari menyelidiki kasus kecelakaan Renata dan mendiang Arin Dafa menemukan sebuah fakta mencengangkan yang tak pernah ia sangka selama ini. Berdasarkan bukti bukti yang di dapat oleh tim detektif Kepercayaan Dafa semua bukti mengarahkan kepada Elena dan keluarganya sebagai pelaku kejahatan tersebut. Dafa tak habis fikir mengapa Elena bisa sejahat itu kepadanya setelah kebaikan yang ia berikan. Tadinya Dafa sudah memaafkan perbuatan Elena yang sengaja membuat hubungan Dafa dan Renata renggang dan berniat untuk melupakannya namun setelah Dafa mendapatkan fakta baru tentang Elena yang tak bisa lagi ditoleransi Kini Dafa terpaksa melaporkan tindak kejahatan tersebut kepada pihak berwajib agar Elena dan keluarganya mendapatkan hukuman atas perbuatannya.

"mas Dafa.... Tolong aku..." pinta Elena memohon.

"tolong...? Haruskah aku menolongmu setelah kau berencana menghancurkan keluargaku dan membunuh istriku? " bentak Dafa yang membuat Elena terdiam.

"kenapa? Kaget jika aku mengetahui semua hal licik yang kau perbuat? " tanya Dafa dengan suara meninggi.

"mas Dafa maafin aku.... Maaf mas... Aku menyesal" ucap Elena memohon sembari berlutut didepan Dafa.

"apakah ini juga bagian dari sandiwara mu??? sudah terlambat El.... " ucap Dafa ketus.

"aku begini karena aku terlalu mencintai mas Dafa... Tapi mas Dafa tak pernah melihat ku... Karena aku kesal dan aku marah aku teepaksa melakukan ini...ya jika aku tak bisa memilikimu maka tak ada wanita lain yang boleh memilikimu" ucap Elena dengan nada meninggi didepan Dafa.

"kau... Kau benar gila Elena.... Kau lupa dulu kau sendiri yang menolakku dan memilih laki laki lain... Lalu kenapa sekarang kau berkata seperti itu? " ucap Dafa dengan nada marahnya.

"sekarang rasakan hasil dari kegilaanmu... Aku tak kan pernah lagi termakan air mata buayamu... " ucap Dafa marah.

"dan om... Kenapa om setega ini sama papa? Om selalu diberikan bantuan oleh papa... om juga mendapatkan warisan dari opa yang om mau... lalu sekarang? Mengapa om melakukan ini... menyuruh orang untuk menggelapkan dana diperusahaan papa... itu sangat memalukan om jika om mau papa mungkin akan memberikannya suka rela jika om sangat membutuhkan dana itu... Dafa harap dengan ini om mau mengintropeksi diri dan kau... ratapi semua kegilaanmu itu El" ucap Dafa dengan suara lantang namun masih terdengar  sopan sembari berlalu meninggalkan Elena dan om Irwan yang dibawa polisi.

Elena dan sang Ayah digiring polisi menuju sel tahanan masing masing. Sementara itu Dafa melajukan mobilnya menuju kediamannya ia  melangkahkan kaki kedalam rumah untuk makan siang bersama sang istri.

"sayang aku pulang..." teriak Dafa yang membuat Ren tersenyum senang.

Renata menghampiri sang suami memeluknya mesra lalu menggandengnya menuju meja makan.

"kamu sepertinya lelah sekali mas?"

"ya begitulah Ren... pekerjaan dikantor menumpuk jadi aku harus bekerja ekstra hari ini" ucap Dafa sembari menghembuskan nafas kasar.

"Ahh kalau begitu akan menemanimu kekantor mas... menyemangatimu agar tak terasa penat berada didalam ruangan kerjamu... "

"sepertinya itu ide yang bagus Ren... mumpung hari ini anak anak ada les sampai sore" ucap Dafa yang diangguki oleh Renata.


Guys please banget kasi aku star, gift dan komentar yak biar aku lebih semangat nulisnya... thanks :)

My Lovely Angel (TAMAT)Where stories live. Discover now