Bab 17 Kejutan

11.6K 476 9
                                    

Kejutan

Renata terbangun tengah malam karena suara bising dari televisi yang tadi ia tonton masih menyala dan menyadarkannya dengan janji video call dengan Dafa. Renata mencari ponselnya kemudian melihat notifikasi banyak panggilan masuk dan pesan dari Dafa.

"Aduh...kalau mas Dafa ngambek gimana ya" ucapnya pada dirinya sendiri.

Kemudian Renata berinisiatif membalas pesan dari Dafa mengatakan bahwa dirinya ketiduran karena kelelahan agar Dafa tidak berfikir macam macam atau bahkan memarahinya. Namun matanya membelalak ketika pesannya langsung dibalas oleh Dafa namun Renata mengumpat kesal karena Dafa hanya membaca dan tak kunjung membalasnya. Tanpa berpikir panjang Renata pun menelpon Dafa memastikan apakah Dafa marah atau tidak kepadanya dan ternyata Dafa langsung mengangkat telponnya.

"Halo mas...kamu lagi apa" ucap Renata dengan sura serak khas bangun tidur.

"Ini lagi ngerjain tugas kantor..kenapa kamu bangun?" Ucap Dafa dari seberang.

"Ya aku pikir mas marah sama aku gara gara aku ketiduran" ucap Renata dengan nada pelan.

"Enggak lah...aku tahu kamu kecapaian kan?" Ucap Dafa memaklumi istrinya.

"Iya mas...mas kamu jangan tidur larut malam gini...cepetan tidur besok kan bisa dilanjutin dikantor mas" ucap Renata lembut.

"Ini udah selesai kok...bentar lagi aku tidur..." kata Dafa sembari menutup laptopnya.

"Ya udah kalau gitu kamu matiin telponnya trus tidur mas" pinta Renata.

"Gak ah tidur tanpa kamu gak enak Ren...biarin telponnya tersambung sampai aku ketiduran..." ucap Dafa merajuk.

"Ya ampun mas...telponnya besok aja lagi...aku janji bangunin kamu pagi pagi deh" bujuk Renata.

"Bener ya...kalau gitu kissnya mana biar aku mimpi indah" ucap Dafa menggoda.

"Ishhh apaan sih kamu mas...biasanya juga tidur aku punggungin deh" ucap Renata terkekeh.

"Ya udah aku gak mau tidur kalau kamu gak kiss aku kaya tadi siang" kata Dafa pura pura marah.

"Iya ....iya.... emmmmmuach...night mas" ucap Renata malu malu.

"Nah gitu dong....makasih ya Ren...aduh rasanya aku pengen susulin kamu sekarang deh biar dapat kiss langsung" goda Dafa sembari terkekeh.

"Udah deh mas...jangan godain aku terus" ucap Renata kesal kemudian mematikan sambungan teleponnya.

Berkali kali Renata menelpon Dafa namun tidak diangkat hal itu membuat Renata mendengus kesal yang kemudian beralih menelpon Shafa yang langsung diangkat oleh putrinya.

"Halo bun...ada apa pagi pagi vc...kita semua udah bangun kok bun" ucap Shafa lembut.

"Ayah mana..." tanya Renata to the point.

"Oh bunda mau ngomong sama ayah tunggu bentar ya bun..." ucap Shafa sembari berlari kecil menuju dapur.

Nampak punggung Dafa membelakangi kamera sedang asik memasak yang membuat Renata tersenyum kagum pasalnya sedari dulu Dafa tidak pernah memasak baru kali ini ia mau berurusan dengan alat dapur.

"Ya Ren...ada apa?" Tanya Dafa yang terlihat sedang memasukkan tumis kesebuah wadah.

"Ihh ayah kenapa Ren panggilnya sih...panggilnya sayang ayah" protes Shafa yang terlihat membantu Dafa.

"Iya....iya.... Sayang kamu dengarkan aku diprotes Shafa" ucap Dafa mengadu.

"Haha iya mas aku denger kok....yaudah aku cuman khawatir kalau kamu belum bangun mas...karena aku telpon telpon gak kamu angkat" tutur Renata.

"Oh gitu...maaf sayang... tadi aku buru buru kedapur lupa mau ngabarin kamu kalau aku sudah bangun" ucap Dafa tulus.

"Iya mas...gakpapa kok... yaudah kamu lanjutin dulu gih...aku juga mau siap siap....dah..." ucap Renata kemudian sambungan pun terputus.

Hanya satu minggu Renata pergi namun rasanya seperti tak bertemu berbulan bulan bagi Dafa sungguh Dafa rindu sekali dengan keberadaan Renata. Meski setiap ada waktu saling bertukar kabar namun tak bisa mengobati rasa rindunya kepada Renata justru malah memupuk rindu menjadi semakin besar.

Skipp>>

Tak terasa sudah lima hari Renata meninggalkan rumah sehingga membuatnya ingin cepat pulang. Yap hari ini adalah hari terakhir Renata karena acara ternyata selesai lebih cepat dari perkiraan dan sore ini ia memutuskan untuk pulang karena sudah rindu sekali dengan anak dan suaminya.

Renata melirik jam ditangannya sudah pukul 8 malam semoga saja anak anak belum tidur pikirnya karena ia membawa banyak oleh - oleh untuk anaknya. Renata berjalan kearah pintu kemudian mencoba untuk membuka pintu dan betapa beruntungnya ia pintu rumah ternyata belum dikunci Renata pun berjalan mengendap endap memasuki rumahnya yang ternyata sudah sepi lalu kemudian melangkahkan kakinya masuk kekamarnya dan mendapati Dafa sedang duduk dilantai teras kamarnya dengan langkah hati hati Renata mendekati Dafa lalu kemudian menutup mata Dafa. Dafa yang terkejut pun langsung melepaskan tangan Renata yang menutupi matanya lalu kemudian mengecup punggung tangan istrinya berkali kali sembari berdiri membalikkan badan.

"Kenapa gak telpon minta dijemput hemm?" Tanya Dafa sembari menoel hidung mancung Renata.

"Kalau bilang mas Dafa itu namanya bukan kejutan dong" ucap Renata sembari terkekeh.

"Sayangnya anak anak sudah tidur" ucap Renata sembari mengerucutkan bibirnya.

"Iya aku suruh mereka tidur cepat biar besok gak susah dibanguninnya" jawab Dafa sembari mengikuti langkah Renata yang berjalan masuk kamar.

"Ya udah aku mau bersih bersih badan dulu ya mas..." ucap Renata yang dibalas anggukan oleh Dafa.

Usai mandi Renata langsung berganti baju kemudian berjalan kearah meja rias untuk menyisir rambutnya dan memakai skincare rutinnya dari arah belakang Dafa memperhatikan apa yang sedang dilakukan istrinya tanpa ia sadar ujung bibirnya tertarik membentuk senyuman kecil yang masih bisa Renata lihat dari cermin didepannya.

"Kamu kenapa senyam senyum sendiri sih mas?" Tanya Renata penasaran.

"Tak apa...hanya sedang memperhatikanmu" ucap Dafa yang berdiri menghampiri Renata.

"Emangnya almarhumah mbak Arin gak pernah pakai skincare? Sampai mas lihat aku segitunya" Tanya Renata sembari mengoles sebuah krim ke mukanya.

"Setahuku sih dia cuma cuci muka trus tidur" ucap Dafa sembari mendekat kearah Renata.

"Kalau kamu... entah mengapa apapun yang kamu lakukan aku selalu ingin tahu" ucap Dafa berbisik ke telinga Renata yang membuat Renata meremang.

Dafa mengecup bagian leher Renata yang membuat Renata menggeliat menahan geli.

"Shhh mas...jangan gitu...geli" ucap Renata sembari menjauhkan diri dari Dafa.

Dengan cepat Dafa menarik Renata kemudian menggendongnya ala bridal style mengecup singkat bibir ranum Renata yang kemudian merebahkannya diranjang. Renata pun hanya diam meremang mendapat perlakuan manis dari suaminya.

Dafa yang tersulut kabut gairah pun kembali mengecup bibir sang istri dan kemudian melumatnya dengan posisi mengukung tubuh Renata. Mereka berdua sama sama terengah seperti sedang kehabisan oksigen dalam ciuman panas yang mereka lakukan dan memilih mengakhiri ciuman tersebut untuk bernafas. Namun tak sampai disitu bibir Dafa terus bergerak mengecup leher dan tangannya tak berhenti menjamah tubuh sang istri. Renata menggeliat penuh kenikmatan menerima setiap sentuhan Dafa. Dafa yang sudah tak bisa lagi membendung hasratnya pun mulai bergerak ke arah inti sang istri lalu dengan cepat Renata menampik tangan Dafa untuk menghentikannnya karena ia mengingat akan suatu hal dan tak mungkin untuk melanjutkan aktifitas panasnya ini.

"Kenapa?" Tanya Dafa mengerutkan dahinya.

"Ma...maf mas aku lagi datang bulan" ucap Renata lirih merasa bersalah.

"arghhhh..." batin Dafa lalu menjauhkan diri dari sang istri.

Dafa pun langsung turun dan berlari kearah kamar mandi menuntaskan hasratnya sendiri kemudian kembali keranjang dan tidur memeluk Renata yang lebih dulu mengarungi mimpi indahnya.

Please jangan lupa kasih bintang dan tinggalin pesan biar aku makin semngat bikin ceritanya....😙

My Lovely Angel (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang