Bab 30 Gara Gara Elena

2.7K 121 0
                                    

"Ren mengapa kamu menampar Elena?" ucap Dafa dengan nada tinggi.

"Mas...ini gak seperti yang kamu kira...di...di...a menghinaku" ucap Renata mencoba menjelaskan.

"cukup Ren minta maaf lah kepadanya aku tak ingin ada keributan..." ucap Dafa tegas.

Tanpa mendengarkan perkataan Dafa Renata berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya lalu menguncinya dari dalam. Sedih? Sudah pasti, kecewa tentu saja bagaimana tidak pria yang berstatus suaminya itu lebih membela wanita lain dari pada istrinya sendiri.

"Tega sekali kamu mas..."

"Mendengar penjelasanku saja belum tapi kamu sudah memarahiku" gumam Renata dengan berlinangan air mata.

Elena berpura pura menangis dan meminta maaf telah membuat keributan dan berjanji akan meminta maaf kepada Renata. Dafa yang tertipu dengan ucapan Elena pun merasa bersalah dan meminta maaf atas tamparan yang diberikan oleh Renata kepada dirinya.

"Maafkan Renata El....mungkin itu efek dari kehamilan yang membuat emosinya meledak...tapi percayalah dia tak bermaksud menyakitimu" ucap Dafa tulus.

"tak apa mas... aku yang salah...aku yang tak bisa memaklumi sifatnya yang sedang hamil"

"a...aku janji aku akan meminta maaf kepadanya setelah ini" ucap Elena pura pura menyesal.

"ahh sudah lah biarkan saja...kau tak perlu meminta maaf kepadanya" ucap Dafa.

"Maaf mas" cicit Elena dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin.

"tak apa...baiklah aku pergi dulu...aku titip Renata" pamit Dafa meninggalkan rumah.

Dafa memilih pergi ke kantor dan mengabaikan kemarahan Renata sedang Elena tertawa lepas di dalam kamar tamu sembari bercerita dengan seseorang dalam sambungan telepon.

"......"

"hahaha mereka memanglah bodoh mempercayaiku begitu saja...."

"......"

"Ya kau benar aku bahagia sekali melihat wanita sialan itu menangis"

"......."

"aku tidak sabar melihatnya ditendang oleh suaminya dari rumah ini" ucap Elena dengan seseorang diseberang sana.

Hari demi hari Renata lalui dengan berat semenjak kehadiran Elena didalam rumah tangganya. Percekcokan dan perselisihan sering terjadi antara mereka hingga terkadang membuat Renata merasa dirinya menyerah. Kebaikan hati Renata disalah artikan oleh Elena yang justru mempunyai rencana licik ingin merebut sang suami dari sisinya. Renata mencoba bersabar dan berlapang dada hingga suatu malam ia mendapat pesan dari nomor tidak dikenal yang berisi tentang sebuah foto dan video sang suami yang berada diclub malam sedang bercumbu mesra dengan Elena. Bukan sekali ini ia mendapat pesan dari nomor asing yang berisi teroraran atau pesan aneh namun ia memilih mengabaikan dan lebih percaya pada sang suami. Hingga puncaknya malam ini padahal sang suami sebelumnya telepon meminta ijin untuk lembur karena pekerjaan kantor sedang menumpuk. Sungguh sakit hati Renata ia merasa dibohongi oleh suaminya sendiri.

"Benarkah ini kamu mas..."

"kenapa kamu membohongiku...kenapa"

"ckkk kamu bilang lembur ternyata kamu pergi bersenang senang dengan"

" Baik lah jika itu yang kamu mau...jangan salahkan aku jika kau kehilanganku" monolog Renata sembari memasukkan baju kedalam koper.

Ya Renata memilih pergi dan menenangkan diri tak baik baginya serta bayinya jika ia terus berada disini. Renata menarik kopernya keluar kamar dengan pelan agar anak anaknya yang sedang tidur tidak mendengar. Ia berdiri didepan gerbang rumahnya menunggu taxi yang telah ia pesan datang. Tak butuh waktu lama hanya sepersekian menit saja taxi yang ia pesan sudah datang dan dengan cepat ia masuk dan memberi intrupsi kepada sang sopir untuk mengantarnya ke bandara.

"Antar saya kebandara ya pak" ucap Renata sopan.

"baik Bu" balas sang sopir sembari melajukan mobilnya.

Keesokan harinya

Pagi ini Dafa dibuat panik karena tak menemukan Renata dikamar dan seisi rumahnya. Dafa mencoba menghubungi Renata berkali kali namun ternyata ponsel Renata ditinggal dirumah dengan sebuah surat yang berisi permintaan maaf dari Renata yang meminta Dafa untuk menceraikannya dan tidak menghubunginya lagi. Bagai disambar petir Dafa benar benar kaget membaca pesan tersebut pasalnya ia merasa hubungannya dengan Renata sudah membaik karena kemarin Renata sudah memaafkannya. Hal ini membuat Dafa berfikir keras dan ingin menyelidiki apa alasan Renata pergi dari rumah karena setahunya Renata tidak pernah seperti ini ketika marah dan ini tandanya ada hal yang membuat Renata benar benar marah besar.

"Kamu kemana sayang?"

"Kenapa kamu pergi?"

"Kenapa kamu marah?"

"Ku mohon jangan tinggalkan aku sayang... aku tak bisa hidup tanpamu" ucap Dafa sembari menghapus jejak air matanya.

Jari jemari Dafa mulai terulur meraih ponsel Renata dan betapa terkejutnya ia melihat isi pesan yang semalam dikirim ke nomor Renata. Setelah Dafa mengecek ponsel Renata ternyata ada beberapa nomor tidak dikenal juga yang sering meneror Renata dengan mingirim pesan berisi ancaman agar Renata segera menceraikan Dafa. Sungguh Dafa semakin dibuat penasaran tentang siapa orang yang melakukan perbuatan keji tersebut.

"Sial...ada yang berusaha mengadu domba antara aku dan Renata"

"Awas saja aku akan membunuhnya jika sampai Renata benar benar menceraikanku"

"Sialan......arrrrgh" ucap Dafa sembari menjambak rambutnya.

Tak mau berlama lama Dafa segera menyewa detektif untuk mencari tau keberadaan Renata dan mengusut siapa dalang dibalik itu semua.

Semenjak kepergian Renata hidup Dafa menjadi hampa karena merasa kehilangan separuh jiwa. Tidak ada lagi yang menyiapkan segala keperluan Dafa dan anak anaknya. Tidak ada lagi teman berbagi keluh kesahnya. Sungguh Dafa menyesal pernah berbuat kasar pada Renata. Dafa menangis mengingat betapa kasar kata yang pernah ia lontarkan kepada sang istri, mengingat betapa ia sering membuat Renata menangis dan mengingat berapa kali ia harus membohongi Renata demi menerima ajakan sepupunya yang berujung pertengkaran diantara mereka namun Renata dengan mudahnya memaafkannya.

Untung lah Dafa bisa menenangkan hati anak anaknya meski harus berbohong bahwa bundanya harus pergi keluar negeri sementara waktu hingga kelahiran adeknya.

Untuk kali ini Dafa bisa selamat dari pertanyaan anak anaknya namun esok ia tak tau harus menjelaskan bagaimana kepada kedua orang tuanya dan orang tua Renata karena mereka hanya tau bahwa kehidupan rumah tangganya berjalan begitu harmonis.

Saat ini yang Dafa lakukan hanya mengurung diri dikamar sembari menangis karena menyesali perbuatannya.

"Maafkan aku sayang"

"ku mohon jangan pergi...jangan tinggalkan aku dan anak anak"

"kembalilah Ren" ucap Dafa disela tangisannya.

Hayooo ada yang tau gak kira kira Renata pergi kemana gitu sekarang?😂

Thanks banget bagi Readers yang sudah mau membaca karya aku...terima kasih banyak... Mohon bantuannya ya untuk selalu meninggalkan pesan dan memberi saya star vote agar saya lebih semangat karena merasa karya saya dihargai... Bagi yang berkenan memberikan hadiah juga silahkan....
Terimakasih, sampai bertemu di Bab selanjutnya....

My Lovely Angel (TAMAT)Onde histórias criam vida. Descubra agora