Bab 89

975 25 0
                                    

Usai makan malam Sakti dan Shafa menuju kamar. Sakti mendekap tubuh Shafa yang sedang berdiri disepan cermin kemudian mengecupi pipi hingga kebagian lehernya membuat sang empunya berdecak kesal karena harus menahan kegelian.

"mas jangan mulai deh..."

"kenapa... kan sudah sah... lagi aku udah menahannya semingguan ini apa kau tidak merasakan hal yang sama?" tanya Sakti yang membuat Shafa tertunduk malu.

"kenapa kamu diam saja... jadi kamu tidak merindukanku ya?" tanya Sakti sembari melirik wajah Shafa yang memerah.

"rindu kok..."

"terus?"

"apaan?"

"kenapa diem?"

"ya trus Shafa musti gimana coba..."

Tanpa babibu Sakti langsung menggendong tubuh Shafa menuju ranjang mulai melancarkan aksinya untuk mengobati rasa rindu yang selama ini tertahankan.

"emmmmpt..." erang Shafa disela serangan Sakti.

"Mas udah ih... tahan dulu jangan disini ngelakuinnya sebelah kanan kamar kita kamar ayah bunda sebelah kiri kamar Kafa... kamar kita berada ditengah tengah mereka loh nanti kalau mereka denger aktifitas kita kan gak enak mas..." ucap Shafa sembari mendorong tubuh sang suami.

"pelan pelan aja gimana..."

"mana bisa... kamu aja kalau sudah keenakan suka lupa semuanya"

"gimana dong..."

"ya tahan lah... "

"gak bisa sayang udah gak kuat ini... "

"ya gimana dong mas..."

"ya sudah kita nginep hotel aja gimana...?"

"ya sudah ayo... pamit dulu sama ayah bunda mumpung mereka belum tidur kan.."

Shafa dan Sakti berganti pakaian kemudian keluar kamar menghampiri ayah bundanya yang masih mengobrol dimeja makan.

"ayah bunda kita pamit ya mau jalan jalan mungkin kita gak akan pulang malam ini..." ucap Sakti kepada Dafa dan Renata.

Dafa tersenyum mendengar ucap sang menantu lalu kemudian mengangguk pelan.

"iya gapapa sayang cuma semalam aja kan.. " ucap Renata mengijinkan.

"iya bun"

"kita pamit dulu ya yah.."

"hati hati dijalan ya sayang" ucap Renata yang diangguki keduanya.

Sakti menggandeng Shafa menuju mobilnya kemudian masuk kedalam dan mengendarai mobil meninggalkan pekarangan rumah menuju hotel milik keluarga Sakti.

Sebuah kamar VVIP dengan view mengahadap langsung kearah jalan ibu kota menjadi pilihan Sakti untuk meniknati malam pertamanya sebagai suami istri dengan Shafa.

Sakti menggendong tubuh Shafa dari lift menuju ruang kamarnya mengabaikan puluhan pasang mata yang melirik kearahnya.

"mas turunin... malu..."

"kenapa orang sudah ngapain malu"

"ishhh" ucap Shafa sembari menyembunyikan wajahnya.

Setibanya didepan ruangan Sakti menurunkan Shafa mengajaknya masuk kedalam ruangan kamar. Mata Shafa menelisik menyusuri setiap sudut ruangan yang memiliki desain begitu mewah.

"sayang kapan kapan kita liburan yuk kepantai..." ajak Sakti.

"boleh... ide yang bagus itu mas... "

My Lovely Angel (TAMAT)Where stories live. Discover now