Bab 80

724 26 0
                                    

Shafa kesal sekali dengan Sakti karena dua hari ini susah untuk dihubungi. Ia mematikan ponselnya kemudian menangis dikamarnya sedari tadi sore. Ia melewatkan makan malam bersama ayah bunda dan adiknya dengan alasan sudah kenyang padahal ia belum makan apapun karena sibuk menangis. Ia memukul mukul boneka pemberian Sakti sembari memaki boneka tersebut seolah olah bicara dengan Sakti.

Diruang makan..

"lho kakak mana bun?"

"ada dikamar sayang... "

"kok tumben gak ikut makan?"

"udah kenyang katanya... mungkin lagi banyak tugas..."

"oh gitu.... oh ya bukannya besuk ulang tahun kakak ya bun yah?"

"oh iya bunda lupa... yah tolong dong nanti habis makan temenin Kafa beli kue ulang tahun buat Shafa..."

"iya bun..."

"makasih ya nak... sudah ngingetin bunda... bunda bener bener lupa padahal kemarin udah kepikiran mau bikin party kecil kecilan..."

"ya bun sama sama...."

Usai makan malam Kafa dan Dafa pergi keluar untuk membeli kue ulang tahun sementara Renata langsung menuju kamar untuk memberikan asi kepada Rafa.

Lelah menangis membuat Shafa tertidur pulas, masih dengan pakaian santainya Shafa tertidur sembari memeluk boneka pemberian Sakti.

♥♥♥♥♥

Tengah malam Shafa terusik dengan suara ketukan dipintu kamarnya. Shafa menerjap nerjapkan matanya kemudian menyibak selimutnya dan bergerak menuju kearah pintu. Ia membuka pintu perlahan ia membelalakkan mata kala melihat sosok Sakti berada didepan pintu kamarnya.

"Kak Sakti.... ngapain malam malam begini kesini?"

Tanpa menjawab ucapan Shafa Sakti menarik tubuh Shafa kedalam dekapannya mengusap punggung Shafa lembut sembari mencium pipi Shafa.

"Maaf aku sudah buat mata kamu bengkak sayang... selamat ulang tahun" ucap Sakti yang membuat Shafa meneteskan air mata.

"Hei kenapa menangis... jangan menangis sayang " ucap Sakti mengusap air mata Shafa kemudian mengecup lembut kedua mata Shafa.

"ayo ikut aku...." ajak Sakti sembari menggandeng tangan Shafa.

Mereka menuruni anak tangga menuju ruang tengah betapa terkejutnya Shafa melihat keluarganya sudah ada disana semua dengan topi ulang tahun dan juga empat kue ulang tahun dimeja dengan lilin yang sudah menyala diatasnya.

"Selamat ulang tahun" seru seluruhnya kompak.

Anna mengambil sebuah kue ulang tahun lalu menyodorkannya kedepan Shafa memberi kose agar Shafa meniupnya. "ayo tiup lilinnya sayang...." ucap Anna lembut.

"terimakasih oma... sudah repot repot nyiapin ini semua..."

"sama sama sayang kamu cucu oma apapun oma berikan untukmu..."

kemudian Dafa juga menyodorkan kue yang tadi ia beli bersama Kafa disusul kemudian Lin.

"Terimakasih ayah.... terimakasih oma Lin...."

dan yang terakhir adalah Lana ibu Sakti yang juga datang disana lengkap dengan ayah Sakti dan juga Tasya sang adik. Shafa meniup semua lilin kemudian memotong Kue dan membaginya rata tak ada kue pertama kedua atau ketiga karena bagi Shafa semua adalah nomor satu dihatinya.

Shafa memeluk satu persatu keluarganya mengucapkan terimakasih karena telah memberinya kejutan malam ini.

♥♥♥♥♥

Shafa dan Sakti duduk di gazebo kecil dibelakang rumah menikmati pemandangan langit malam ini. Shafa menyandarkan kepalanya didada sang kekasih. sementara sang kekasih mengusap lembut surai panjang Shafa kemudian mendaratkan sebuah kecupan didahinya.

Sakti merogoh sesuatu di saku jaketnya kemudian mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna merah berbentuk hati yang berisi sebuah cincin berlian simple dengan sebuah mata kecil dibagian atasnya yang terlihat begitu manis. Sakti mengulurkan kotak tersebut kepada Shafa yang membuat Shafa menegang.

"Shaf... apa kamu mau menjadi istriku?" tanya Sakti perlahan.

"Kak... a...aku... aku mau tapi aku belum lulus sekolah" jawab Shafa hati hati.

"Aku tahu itu Shaf... aku hanya butuh jawabanmu mau atau tidak itu sudah cukup untukmu.... anggap saja cincin ini pengikatmu... maaf aku aku kasihnya yang sederhana dulu nanti kalau kamu sudah lulus dan aku sudah sukses, aku akan menggantinya dengan cincin yang jauh lebih bagus"

Shafa langsung menubruk tubuh Sakti dan memeluknya erat usai Saktu menyematkan cincin dijari manisnya.

"makasih ya kak... ini bagus sekali... "

"sama sama sayang... i love you"

"i love you too kak"

Beberapa saat kemudian terdengar sorak sorai dari balik pintu belakang, rupanya tanpa mereka sadari banyak pasang mata yang sudah melihat adegan Sakti melamar Shafa tadi. Seluruh keluarga kemudian berkumpul mendekati dua insan yang sedang berbahagia.

"jadi gimana nih? kapan anak ayah dilamar secara resmi?" goda Dafa yang membuat wajah Shafa merona.

"ayah... Shafa masih sekolah loh.... kita sudah sepakat akan menikah lulus sekolah kan"

"kan bisa tunangan dulu sayang... menikahnya nanti habis lulusan"

"Sepertinya itu ide yang bagus jeng... bagaimana pi menurut mu?"

"papi terserah Sakti saja mi... kalau memang Sakti sudah siap ya silahkan saja...."

"Sebaiknya kita bicarakan lain waktu saja yah bun mi pi... ini sudah larut malam... Sakti dan keluarga harus segera pulang..."

"ya sudah ayah dan bunda tunggu kabar baik dari kalian saja...."

"iya yah... Sakti pamit pulang dulu..."

Usai berpamitan keluarga Sakti pun segera meninggalkan kediaman Dafa.

didalam mobil

"Kak... Tasya juga pengen kayak gitu.... ada yang tiba tiba melamar Tasya gitu"

"No... tidak boleh... enak saja kamu masih kecil...." Cibir Sakti.

"yeee siapa bilang... orang umur Shafa sama Tasya saja tuaan Tasya setahun loh kak..."

"tetap saja belum boleh.... iya kan mi...pi"

"kalau papi sih asalkan ada laki laki mapan dan bertanggung jawab yang sayang sama kamu dan keluarga dan bibit bobot bebetnya jelas melamar kamu ya papi kasih aja... asal kamunya mau..."

"tuh dengerin tuh kak..."

"tapu kan pi... Tasya beda sama Shafa... Tasya kan masih manja dan gak bisa ngapa ngapain bagaimana ngurus rumah tangganya..."

"nah mami setuju tuh sama Sakti... kalau kamu mau kayak Shafa ya contoh tuh Shafa, kurang kurangin manja dan malasmu itu..."

"ini papi juga setuju... Sakti sama mami benar tuh... dengerin deh Tas kamu harus mulai berubah mulai sekarang..."

"ishh kenapa kalian kadi kompakan gini sih... oke oke nanti Tasya mencoba untuk berubah menjadi lebih baik..."

Semua terkekeh mendengar penuturan Tasya barusan.

"Oke kita lihat sampai mana usahamu itu Tas" ucap sang ibu terkikik meledek Tasya.

Sesampainya rumah mereka langsung masuk dan berjalan kearah kamar mereka masing masing.

♥♥♥♥♥

Shafa merebahkan tubuhnya kembali diatas ranjang ia tersenyum melihat sebuah cincin melingkar manis dijari manisnya. ia mengusap lembut cincin tersebut kemudian mengecupnya perlahan.

"gak nyangka mimpiku terwujud menjadi byata.. " gumam Shafa lirih.

Shafa mencari posisi nyaman menarik selimut menutupi tubuhnya kemudian mencoba mwnyalami samudra mimpi.




My Lovely Angel (TAMAT)Where stories live. Discover now