Bab 74

626 32 0
                                    

Renata Pov

Waktu terus berlalu, hari berganti dengan hari...bulan berganti dengan bulan. Tahun berganti dengan tahun. Tak pernah ku bayangkan sebelumnya aku bisa menjalani peranku saat ini dengan totalitas mengingat aku baru saja lulus kuliah lalu meraih impianku menjadi seorang dokter dan mengabdi untuk menyembuhkan pasien pasienku. Membuat kedua orang tuaku bahagia dan bangga akan prestasi prestasiku. Lalu sekarang... menjadi seorang ibu sambung dadakan dengan dua orang anak bersuamikan seorang duda sangat lah jauh dari impianku. Namun...ini adalah awal dari mimpi indah ku, dimana aku bisa memiliki mereka didalam hidupku karena kehadiran mereka merubah hidupku yang monoton menjadi lebih hangat dan berwarna. Dimana disetiap harinya aku disuguhi tingkah riang malaikat malaikat kecilku yang lucu dan menggemaskan yang memberiku kekuatan untuk menjalani hari hariku. Anak anak hebat yang sangat menyayangiku seperti ia menyayangi ibu kandungnya sendiri.

Aku tersenyum melihat seorang laki laki gagah nan tampan duduk disampingku sembari menggendong seorang bayi. Bayi mungil buah cinta kami ini kami panggil dengan nama Rafa. Seorang bayi yang akan menambah warna dalam kehidupan rumah tangga kami. Tak hentinya aku mengucap syukur dengan apa yang ku peroleh saat ini. Siapa yang mengira aku bisa berada disisinya hingga saat ini jika mengingat dia dulu tidak menginginkanku. Jika boleh Flashback mungkin aku dulu akan meninggalkannya jika aku tak berfikir jernih dan mendapat pencerahan dari orang orang yang tepat. Bagaimana tidak? Hampir setengah tahun menjadi istrinya dia tak menganggapku ada dan bersifat dingin terhadapku bukan hanya itu dia bahkan jarang berbicara denganku jika itu tidak penting. Dan lebih parahnya ia membuat berbagai perjanjian yang sama sekali tak menguntungkanku.  ya...walaupun tak merugikanku juga sih. Dan lagi ia memintaku untuk tidur sekamar dengan anak anaknya dan tidak mengijinkan aku sekamar dengannya yang membuatku semakin terhina... bukan karena aku ingin disentuh ya... tapi sebegitunya dia menolakku hingga aku tak boleh tidur dikamarnya itu yang membuatku merasa terhina dan tak dianggap.

Aku ingin sekali menertawainya yang selalu menempel padaku saat ini jika aku mengingat kejadian kala itu. Hahaha....Dia seperti mendapat karma dari ucapannya sendiri. Ya... Dia yang dulu begitu menolakku karena mengagung agungkan cintanya kepada mendiang istrinya. kini berubah haluan dengan mencintaiku sama dengan cintanya dulu dengan mendiang istrinya. Dan anehnya aku pun tak bisa menghindari pesona cintanya.

Dafa Hutama duda tampan yang tajir melintir dengan dua orang anak yang menggemaskan. Dia adalah satu satunya pria yang menolakku dan satu stunya pria yang membuat hatiku selalu bergemuruh jika berada didekatnya.  Dia adalah Pria yang sukses membuatku merasa menjadi wanita paling beruntung saat ini. Pria Dingin yang sekarang berubah menjadi hangat dan penyanyang. Pria yang selalu ada di dalam hati dan fikiranku. Pria yang akan menjadi teman hidupku menyaksikan keberhasilan anak anak kami.

Sebuah tangisan bayi laki laki menyadarkanku dari lamunanku. Aku tersenyum melihat suamiku menggendong putra kecil kami dan berusaha menenangkannya.

"Hai...ush ush ush....." aku mencoba menenangkan Rafa yang berada digendongan ayahnya.

"Apa kamu lapar sayang...hmmm" ucapku lembut sembari mengambil Rafa dari gendongan sang ayah.

"Aku bawa Rafa kekamar dulu mas..sepertinya dia mau minum asi" pamitku kepada mas Dafa.

"Ya sayang...biar aku yang temenin anak anak nonton disini" ucap Mas  Dafa sembari mencium pipiku.

Aku gemas sekali melihat Rafa yang sedang asik menyusu. Mulut mungilnya bergerak sibuk menyedot asi dariku. Wajahnya sangat tenang sekali membuatku gemas melihatnya.

"ahh dia lucu sekali" ucapku lirih sembari menoel noel pipi tembamnya.

Usianya memang baru dua bulan tapi dia terlihat seperti lebih besar dari usianya karena pertumbuhannya yang cepat. Aku terlelap tidur usai menyusui Rafa dan menidurkannya dalam box bayi. Hingga sebuah tangan jahil menggelitiki ku hingga terbangun karena kaget.

"Aah kamu rupanya mas... maaf aku ketiduran" ucapku sembari mengubah posisi menjadi duduk.

"Hmm... tak apa... kami tak lupakan sayang? " ucapnya sembari menaik turunkan alisnya.

"Tentu saja aku ingat" ucapku sembari menatapnya yang tengah menatapku.

"Tunggu sebentar mas... aku gantu baju dulu" aku mengganti pakaian rumahku dengan gaun tidur sutra tipis berwarna merah menyala kemudian aku segera membaringkan tubuhky didekat suamiku.

"Kau tau sayang... aku beruntung sekali memilikimu" ucapnya sembari mengecup keningku mesra.

"Yaa... aku juga berung memilikimu dan anak anak" ucapku sembari membelai wajahnya.

Dan kini kami telah larut dalam api gairah yang tertatahan hampir beberapa bulan lamanya.

Sebuah tangisan bayi menghentikan aktifitas yang baru kami mulai. Mas Dafa  menghembuskan nafas kasar karena kenikmatannya harus terganggunggu. Sementara aku dengan Reflek langsung berlari menuju box bayi putraku.

♥♥♥♥♥

Masih dalam keadan polos tak berbusana Renata meraih Rafa dari boxnya mendekapnya sembari menimang nimang putra kecilnya yang menangis hebat ditengah pergulatan panas mereka.

"Ssss...sss... kenapa sayang... kamu lapar?" ucap Renata sembari memberikan asi kepada Rafa.

Rafa kembali tertidur setelah hampir setengah jam menyusu, Renata meletakkan sang anak kedalam box perlahan menyelimutinya dan menutup kelambu boxnya.

Renata kembali membaringkan tubuhnya diranjang yang langsung ditarik sang suami kedalam dekapannya. Dafa memulai aksinya kembali ia mulai mencium dan mencumbui sang sang istri memberikan sengatan sengatan kecil yang mampu membangkitkan kembali gairah Renata. Dafa membelai lembut setiap jengkal tubuh Renata menghujaninya dengan kecupan dan meninggalkan banyak tanda kepemilikan. Dengan sebelah tangannya yang terus bergerilya menghujani area inti dengan sentuhan sentuhan yang memabukkan.

Ruangan kamar yang kedap suara itu dipenuhi dengan erangan demi erangan keduanya yang merasakan kenikmatan. Deru nafas yang memburu, ribuan peluh yang menetes menjadi bukti kenikmatan permainan panas meraka.

Entah berapa kali mereka kembali memulai aktifitas panas mereka dengan salimg berbagi dan memberi saling mengimbagi satu sama lain. Sebuah pelepasan yang maha dasyat selalu membuat Dafa menginginkan lagi istrinya. Sepertinya malam ini akan menjadi malam yang panjang dan panas bagi Dafa dan Renata.

Dafa menghentikan aktifitasnya kala melihat sang istri sudah terkulai lemah disampingnya.Ia tersenyum puas karena dapat menyalurkan rindu yang tertahan beberapa bulan ini. Ia membelai lembut wajah sang istri yang nampak sudah terlelap beberapa detik lalu.

"tidurlah sayang kau pasti sangat kelelahan kan " bisik Dafa sembari mengecup pucuk kepala Renata.

Dafa membaringkan tubuhnya disamping tubuh sang istri menarik selimut membungkus tubuh polos keduanya memiringkan tubuhnya kemudian memeluknya dengan mesra. Mereka tertidur pulas usai menghabiskan beberapa ronde malam ini.

Hai Readers.....
jangan lupa vote komen ya....
terimakasih dan sampai bertemu dinext episode.

My Lovely Angel (TAMAT)Where stories live. Discover now