Bab 23 Tasyakuran

11.4K 389 23
                                    

Terlihat banyak orang berlalu lalang dirumah Dafa mengingat hari ini ia akan mengadakan tasyakuran atas kehamilan sang istri. Nampak beberapa orang pekerja sedang sibuk mendekorasi ruang tengah dan beberapa yang lain mempersiap keperluan lainnya. Maklum banyak sanak saudara dan rekan kerja yang akan mereka undang dalam acara tasyakuran tersebut sehingga membuat Dafa harus mempersiapkan semuanya serapi mungkin karena ia ingin setiap tamu yang datang merasakan kenyamanan.

Didalam kamar Renata tampak masih tertidur pulas diatas ranjang membuat Dafa tak tega untuk membangunkannya. Dafa memutuskan memantau pekerjaan para pekerja sendiri sembari meneliti segala persiapan acara.

Renata berlari kearah kamar mandi ia memuntahkan seluruh isi perutnya setelah semalam dibuat tak bisa tidur karena mual mual diperutnya namun tak bisa muntah yang membuat ia terjaga sepanjang malam dan akhirnya pagi ini ia benar benar memuntahkan isi perutnya hingga badannya terasa lemas. Ia berjalan tertatih menuju ranjang yang kemudian membaringkan tubuhnya asal karena tubuhnya terasa lunak seperti jelly. Dafa yang berjalan dari arah luar segera menghampiri Renata yang terkulai lemah dengan posisi tidur yang tak beraturan. Sudah bisa Dafa tebak jika sang istri usai mengalami morning sickness ia pun bergegas membenahi posisi tidur Renata dan kemudian menaikkan selimut hingga batas dada.

"Sayang...." panggil Dafa lembut sembari mengusap pipi Renata.

"Mas...aku lemes banget...abis muntah lagi" adu Renata dengan suara manjanya.

"Uluh...uluh...sayangnya ayah jangan nakal ya kasian bunda nih" ucap Dafa sembari mencium perut rata Renata.

"Mas... geli..." ucap Renata menghentikan aktifitas Dafa yang sedang menciumi perutnya.

"Mas peluk...kangen" ucap Renata sembari menarik narik lengan sang suami.

"Kemarilah sayang..." ucap Dafa merentangkan tangannya.

Dafa hanya terkekeh mendengar permintaan Renata yang super manja akhir akhir ini. Yup.... Renata menjadi super manja ketika ia hamil ia sering meminta Dafa memeluknya sepanjang hari, mengusap usap kepalanya ketika ingin tidur serta selalu menangis dan bilang kangen meski hanya ditinggal sebentar saja.
Dafa yang melihat perubahan Renata menjadi manja justru malah senang.

"Ahh ya tunggu sebentar sayang...aku akan mengambilkanmu makanan sedari tadi kamu belum memasukkan sesuatu dalam perutmu" ucap Dafa sembari mengelus lembut punggung sang istri.

"aku sedang tak berselera makan mas" ucap Renata sembari menggelengkan kepalanya.

"no...kamu harus makan sayang...meski hanya sedikit saja...ingatlah dia butuh gizi dan asupan makanan" ucap Dafa sembari menunjuk perut Renata.

"Baiklah kalau begitu...hanya sedikit ya mas..." ucap Renata merajuk.

"ya...sekarang katakan padaku apa yang kau inginkan sayang?"

"aku ingin mie kuah mas yang pedas dan kamu yang harus bikinkan"

"oke aku akan buatkan mie instan kuah tapi kamu harus janji ya untuk memakan sedikit nasi nanti"

"Baiklah..." ucap Renata menurut karena ia tahu sang suami punya banyak cara untuk membuatnya menyerah.

Hanya butuh waktu sekitar lima belas menitan Dafa sudah membawa sebuah nampan besar berisikan semangkuk mie instan kuah, sepiring nasi lengkap dengan lauk pauknya, sepiring potongan buah buahan dan segelas susu hamil. Renata membebelalakkan mata melihat isi nampan Dafa ia membayangkan bagaimana reaksi perutnya jika ia harus memakan sebanyak ini. Aneknya tak ada rasa mual sama sekali hanya ada rasa lapar dan lapar dalam perut Renata. Dafa mengernyitkan dahi mendengar sang istri yang meminta dipesankan pizza setelah menghabiskan seluruh makanan yang ia bawa hingga tandas.

"Kamu serius akan menghabiskan dua box pizza berukuran large sayang?" tanya Dafa memastikan.

"entahlah mas..aku sangat menginginkannya" ucap Renata memelas.

"baiklah aku akan memesankannya untukmu " ucap Dafa sembari mengecup pipi Renata yang terlihat lebih berisi.

"terimakasih mas" ucapnya kegirangan sembari memeluk tubuh sang suami.

"oh iya persiapan acaranya nanti gimana mas? maafkan aku tak bisa membantu" ucap Renata tertunduk merasa bersalah.

"hai tenanglah sayang tak usah merasa bersalah..,tak apa semuanya sudah siap apa kamu lupa jika suamimu ini bisa diandalkan hemmm" ucap Dafa sembari terkekeh.

"ah yayaya beruntung sekali aku ini memiliki suami yang selalu bisa diandalkan" ucap Renata dengan nada dibuat buat lebay yang kemudian disahut gelak tawa keduanya.

Sudah jam tujuh lewat beberapa menit para tamu sudah mulai berdatangan menduduki setiap hamparan karpet yang telah disediakan, tepat jam setengah delapan acara dimulai. Acara berlangsung dengan khidmad dengan pembacaan surah maryam dan yusuf serta doa doa dari seorang ustad yang telah Dafa undang sebagai pengisi acara. Acara tasyakuran berjalan dengan lancar banyak saudara dan rekan kerja yang datang untuk memberi doa serta ucapan selamat atas kehamilan Renata.

Usai acara Renata langsung berganti baju dan merebahkan tubuhnya dikasur sepertinya semenjak hamil tubuhnya gampang sekali lelah dan mengantuk. Dafa mendengus kesal melihat Renata yang tertidur pulas sebelum meminum susu dan vitaminnya. Sepertinya ini akan menjadi kebiasaan baru untuk Renata.

"ah ya ampun....baru beberapa detik saja dia sudah tertidur pulas sekali...sepertinya aku harus ekstra sabar menghadapi kebiasaan barunya ini" ucap Dafa sembari menggoyang goyangkan tubuh Renata.

"Sayang bangun lah dulu...kau belum meminum vitamin dan susu " ucapnya lembut.

"engggggh " lenguh Renata sembari mengucek ucek matanya.

Dengan susah payah Dafa membangunkan Renata untuk meminum susu dan vitamin terlebih dulu karena dirinya ingin anak dan istrinya baik baik saja. Dengan wajah malas Renata duduk dan meminum susu serta vitamin yang sudah disiapkan oleh Dafa. Kemudian merajuk meminta Dafa memeluknya dan mengusap usap kepalanya hingga tertidur Dafa yang sudah terbiasa dengan sifat baru Renata ini hanya mengangguk dan menurut saja. Dafa tersenyum kala melihat sang istri begitu cepat terlelap hanya dengan usapan dikepalanya.

"selamat tidur sayang" ucap Dafa lirih sembari mengecup mesra kening Renata lalu kemudian mengecup perut rata sang istri.

Dafa mengambil laptopnya dan beberapa berkas yang diantarkan oleh sekretarisnya tadi sore ia membaca dan mengecek satu persatu berkas tersebut lalu kemudian membubuhinya dengan tanda tangan dan berlanjut membuka laptop mengerjakan beberapa pekerjaan kantornya yang sempat terbengkalai karena sibuk mengurus sang istri. Beberapa kali Dafa menguap namun ia tahan karena masih banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan. Dafa berjalan menuruni anak tangga menuju dapur lalu kemudiam membuat secangkir kopi hitam untuk menghilangkan kantuknya. Sepertinya kopi hitam tak bisa menghilangkan rasa kantuknya terbukti matanya masih saja terasa berat dan ia terus saja menguap.

"hufttt sepertinya aku benar benar harus menyudahinya" ucap Dafa lirih sembari menyimpan laptopnya di atas nakas.

Dafa kini telah membaringkan tubuhnya disamping sang istri memeluk pinggangnya dengan mesra. Hanya hitungan detik deru nafas Dafa sudah terdengar teratur yang menandakan sang empunya sudah terlelap tidur.


Hai readers terimakasih ya udah baca cerita aku.... please banget kasih aku star dan jika kalian berkenan bisa memberikanku sebuah hadiah...😊

My Lovely Angel (TAMAT)Where stories live. Discover now