Bab 84

611 28 0
                                    

Sudah tiga hari Dafa sekeluarga berada di Paris sudah tiga hari pula lah Shafa tak bertemu dengan Sakti harus rela menahan rindu yang mulai menghinggapi hatinya. Shafa meraih ponselnya diatas nakas mengecek notifikasi namun tak ada pemberitahuan masuk sama sekali.

"Kemana perginya kak Sakti... Tumben sekali seharian gak ada kabar" batinnya.

"Kemana sih sebenarnya... Huhhh bikin kesel aja gak tau apa kalau nahan rindu itu engga enak banget..." Ucap Shafa sembari mencoba mendial nomor Sakti untuk yang terakhir kali.

”Menyebalkan.. Awas aja nanti" Shafa mematikan ponselnya dengan kesal.

"Bodo amat lebih baik aku tidur saja" Shafa menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.

Shafa mendengus kesal kala nomor Sakti dihubungi berulang kali tidak bisa, dengan hati kesal Shafa menonaktifkan ponselnya kemudian menaruhnya kembali diatas nakas. Shafa membaringkan tubuhnya menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya kemudian mulai memejamkan mata.

Hari masih petang pagi pun baru menjelang namun Shafa sudah terbangun karena dikagetkan dengan sebuah ketukan pintu yang diketuk secara tidak sabaran. Dengan langkah malas Shafa merapikan gaun tidurnya kemudian membuka pintu secara perlahan. Shafa yang masih setengah sadar tidak terlalu memperhatikan seseorang didepannya hingga sebuah tangan kekar mendekap tubuhnya. Shafa yang terkejut pun segera membuka matanya dengan sempurna ia membelalakan mata kala melihat sosok yang sangat ia rindukan bera tepat didepannya.

"Aku sangat merindukanmu sayang" bisik Sakti sembari mendekap erat tubuh Shafa.

Shafa mengerucutkan bibirnya kemudian melepaskan perlahan pelukan sang tunangan berpura seolah sedang marah.

"Sayang kamu kenapa?"

"Kamu marah sama aku?"

"Maafin aku dong... Aku kemarin buru buru jadi gak sempat kabari kamu" ucap Sakti memohon.

"Kakak kira menahan rindu itu enak apa... Kesel tau kalau kakak gak ada kabar gitu"

"Iya iya maaf... Maafin aku ya sayang" ucap Sakti kembali mendekap tubuh Shafa.

Shafa mengangguk pelan sembari terkekeh dibalik tubuh Sakti merasa gemas dengan ekspresi wajah sang tunangan yang sangat takut jika dirinya marah. Shafa meminta Sakti untuk beristirahat dikamar sang adik Kafa yang lqngsung dibantah oleh Sakti.

"Lah ngapain dikamar Kafa sih... Emang tunangan aku Kafa apa..." Ucap Sakti kesal.

"Jangan aneh aneh deh kak... Masa iya mau tidur disini..."

"Lah tunangan aku kan kamu masa aku tidur sama Kafa sih..."

"Ishh apaan sih kak jangan bantah deh nanti kalau bunda sama ayah tahu gimana? Bakal marah lah mereka"

"Kamu kira yang nyuruh aku kesini... Yang jemput aku kesini siapa?"

"Ma maksud kakak apa?"

"Ayah yqng ngijinin aku tidur disini sama kamu..."

"Gak mungkin kakal pasti bohong..."

"Mana pernah aku bohong sama kamu.., ya sudah kalau gak percaya tanya aja sana sama ayah tuh ayah sama bunda masih didepan sama mami dan papi"

"Hah beneran... Jadi mami dan papi juga ikut ke Paris kak?"

"Hemm.. Bukan hanya mami papi dan Tasya aja yang ikut tuh oma Anna dan oma Lin juga ikut kemari tapi opa gaknikut sih"

"Astaga... Bakal betah di Paris ini mah kalau semua pada ikut liburan gini" ucap Shafa sembari terkekeh.

Sakti bergerak menuju ranjang merebahkan tubuhnya disana tanpa menunggu persetujuan dari Shafa. Sementara Shafa hanya bisa menggeleng gelengkan kepala melihat kelakuan sang calon tunangan.

My Lovely Angel (TAMAT)Where stories live. Discover now