Part 74

76.9K 3.5K 69
                                    

Jangan lupa vote and coment nya guys....

.
.
.
.
.
.

Disinilah fio dan irfan saat ini. Disebuah ruangan VVIP yang telah diminta oleh aldrik dan nando untuk tempat rawat mereka.

Fio. Gadis itu masih menutup matanya. Mungkin itu karena obat bius yang diberikan oleh dokter ketika operasi tadi. Di samping ranjang rawat fio ada allan. Allan masih menggenggam tangan fio dari tadi. Dia masih belum ingin beranjak dari sana. Dia tidak ingin meninggalkan fio. Seolah, jika dia meninggalkan fio maka adiknya itu akan membali terluka.

Sedangkan irfan. Pria itu masih sama. Dia masih menutup matanya. Dan belum ada tanda-tanda dia akan bangun. Dokter mengatakan dia mengalami koma. Alam bawah sadarnya lebih membuat irfan nyaman. Lalu, apakah dunia nyata bagi irfan tidak membuatnya nyaman.? Apa yang telah menahan pria itu untuk bangun?

"Allan ganti baju kamu sekarang." perintah aldrik.

Diam. Hanya itu. Hanya itu yang dilakukan oleh pria itu. Bahkan sedari tadi dia belum membuka suara. Masih pada posisinya. Duduk menggenggam tangan fio dan menatap lurus kearah mata gadis itu, mata yang masih saja setia tertutup.

"Allan samuel calton, sekarang." perintah aldrik lagi. Tapi bedanya ini penuh dengan penekanan.

Mau tidak mau allan berdiri dari duduknya, dia mengambil baju yang telah dibawa oleh daniel tadi. Setelah itu dia keluar dari kamar inap irfan dan fio begitu saja dan tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Seharusnya kamu tidak perlu seperti itu kepada dia." kata alena membuka suara.

"Len, bukan hanya dia yang sedih saat ini. Kita semua juga. Kalau dia kayak gini, bukan hanya kesembuhan fio yang harus aku pikirkan, tapi dia juga. Seharusnya dia bisa lebih dewasa. Bukannya aku nggak sedih. Siapa sih yang nggak sedih melihat putrinya terbaring dirumah sakit kayak gini. Aku sedih len. Tapi aku harus kuat, demi apa? Itu demi kalian semua." jawab aldrik panjang lebar.

Diam. Alena langsung terdiam mendengar perkataan aldrik tadi. Aldrik benar, jika allan seperti ini. Bukan hanya fio yang akan dipikirkan oleh aldrik, tapi allan juga. Alena menghembuskan nafas pelan. Kembali menatap fio dan irfan secara bergantian.

Fio yang akan bangun sebentar lagi. Sedangkan irfan, entah kapan pria itu akan bangun.?

Daniel memperhatikan arah tatapan bundanya. Bundanya sedang menatap kearah fio dan irfan. Daniel dapat melihat kesedihan yang mendalam dimata bundanya.

Setelah itu daniel menatap arah tatapan mira, mamanya irfan. Wanita itu juga sedang menatap irfan dan fio bergantian. Terdapat kesedihan yang tak kalah dalam dari yang dia lihat dari mata bundanya.

"Cepat lah bangun kak. Bang irfan sangan ngebutuhin lo saat ini. Lo mau bang irfan tidur untuk selamanya. Oleh karena itu, cepat lah bangun." batin daniel.

Sedangkang disisi lain, allan telah selesai mengganti seragamnya yang terkena darah tadi, dengan baju kaos oblong. Allan mencuci wajahnya dengan air, agar dia terlihat lebih segar. Allan menatap wajahnya yang basah dikaca.

"Cepat lah bangun fi.. Bang allan nggak kuat liat kamu kayak gini. Dua hari lagi, dua hari lagi adalah ulang tahun bang allan. Abang mau kamu yang ngucapin selamat pertama kali sama abang." batin allan.

My Bad Girl (END)✓Where stories live. Discover now