Part 64

74K 3.4K 196
                                    

Disebuah kamar seorang gadis sedang terduduk dipinggir ranjangnya. Menatap sekeliling, tidak ada yang berubah. Hanya saja orang yang menempati kamar ini sudah tiada.

"Agrrhh...." teriak gadis itu keras.

"Pembunuh!!!!!" teriak gadis itu lagi.

Karena teriakan gadis itu yang terlalu keras membuat kedua orang tua gadis itu langsung berlari kemar itu. Mereka langsung memeluk gadis itu, berharap pelukan yang mereka berikan bisa menjadi penguat bagi anak mereka.

"Icha tenang lah." kata sang ibu kepada gadis itu yang tak lain adalah icha.

"Dia pembunuh mom." kata icha.
"Dulu shila sekarang acha." lanjut icha.

"Nggak sayang...fio nggak salah..acha meninggal karena tertembak dan itu juga udah takdir." kata andre daddy icha dan alm. Acha.

"Semua ini udah jadi takdirnya acha. Tuhan sayang sama dia makanya Tuhan memanggil dia terlebih dahulu." jelas mommy icha.

"Tapi tetap aja hiks..." kata icha sambil terisak.

"Icha dengarin mommy..fio nggak salah sayang..soal kepergian shila. Apa salah kalau fio marah? Salah kalau fio kecewa? Fii berhak buat marah soal itu sayang. Kamu tahu bagaimana terpuruknya fio disaat shila pergi." kata lala lagi menasehati putrinya.

"Dan soal acha.. Fio juga nggak salah. Mommy sama daddy udah liat rekaman CCTV dan disitu fio dan acha berdiri berjauhan sayang. Fio sangat syok. Kalian bersahabat. Saharusnya kalian bisa menjadi penguat dan penyemangat masing-masing. Bukannya kayak gini. Bukan hanya kamu yang terpukul atas kepergian acha. Tapi mommy dan daddy juga. Dan fio pasti juga terpukul. Cibalah untuk menerima kenyataan dan mengikhlaskan sayang." kata lala lagi dengan mata yang berkaca-kaca.

"Dan ya kemarin waktu mommy kekamar acha mommy nemuin ini di atas meja belajar acha. Disitu ada nama kamu sama fio." kata lala sambil memberikan dua buah flasdiks kepada icha.

"Ini apa?" tanya icha kepada lala.

"Kamu liat aja ok." kata lala.

Setelah merasa icha tenang lala dan andre keluar dari kamar acha. Karena icha yang tidak mau pergi dari kamar acha.

Setelah orang tuanya keluar icha langsung mengambil labtopnya dan melihat apa isi dari flasdiks yang ada namanya, sedangkan yang ada nama fio icha letakkan diatas nakas di samping ranjang.

"Hai icha....saudara kembar gue yang cengeng...disini gue cuma mau bilang sama lo..kalau suatu saat nanti gue pergi ninggalin lo untuk selamanya jangan pernah salahin fio atas semua itu..gue pergi dan ngorbanin nyawa gue buat kalian berdua..dan gue harap kalian tetap jadi sahabat baik seperti dulu disaat gue sama shila masih sama-sama kalian."

Icha menatap orang yang ada dalam vidio itu. Itu acha saudara kembarnya. Gadis itu tersenyum manis kearah kamera. Memamerkan deretan giginya yang putih dan rapi.

"Mungkin lo bingung sama semua ini. Gue yang tiba-tiba jahat sama fio, dan sekarang gue ngorbanin nyawa gue buat kalian. Icha..asal lo tahu..selama ini..gue yang minta lo buat jahatin fio, menjauhin fio. Itu semua hanya sandiwara icha. Gue lakuin itu terpaksa karena ada orang yang nganjam gue. Kalau gue nggak lakuin itu, lo sama fio yang jadi taruhannya. Kalau gue bilang sama fio maka dia akan ngebunuh gue. Dan jika gue mati dia janji nggak akan ganggu kalian berdua. Gue nggak mau kalian berdua terluka. Makanya gue lakuin ini semua."

My Bad Girl (END)✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon