"Perasaan gue nggak tenang lan." kata irfan.

"Lo udah coba hubungin dia?" tanya allan.

"Udah. Makanya gue semakin cemas sama dia." jawab irfan.

"Gue hubungin ayah gue dulu." kata allan dan mendapat anggukan dari irfan.

"Hallo yah."

"Iya, ada apa lan?" tanya aldrik diseberang sana.

"Fio yah.."

"Fio kenapa?" potong aldrik cepat.

"Dia nggak ada disekolah yah. Perasaan aku nggak enak." jawab allan.

"Ayah kesana."

Dan yap. Setelah mengatakan itu sambungan telfon terputus. Sepertinya aldrik benar-benar marah saat ini.

"Gimana?" tanya irfan.

"Ayah gue mau kesini. Kita tunggu diruangan bang kenzo aja." kata allan dan berjalan kearah ruangan kenzo diikuti oleh irfan dari belakang.
.
.
.
.

Alena yang saat ini sedang duduk diruang keluarga mendadak perasaannya menjadi gelisah. Dia terus kepikiran dengan fio. Saat alena ingin kembali menfokuskan perhatiannya kearah TV, dia melihat aldrik yang keluar tergesa-gesa dari ruang kerjanya.

"Aldrik!." tanggil alena dan berjalan kearah aldrik.

Aldrik menghentikan langkahnya menatap kearah alena. Sepertinya istrinya itu cemas. Mungkin naluri seorang ibu.

"Kamu mau kemana?" tanya alena.

"Kesekolah." jawab aldrik.

"Aku ikut ya, dari tadi perasaan aku cemas terus. Kepikiran fio." jelas alena.

Aldrik menghembuskan nafas pelan. Benar tebakannya bahwa alena merasakan ada yang tidak beres dengan putrinya. Memang naluri seorang ibu tidak pernah salah.

"Kenapa?" tanya alena ketika aldrik menghembuskan nafas pelan.

"Fio hilang sayang." jawab aldrik.

Bagai tersambar petir di siang bolong. Tubuh alena langsung lemas dan mungkin akan terjatuh kelantai kalau aldrik tidak sigap menangkap tubuh alena.

"Aku mau kesekolah." gumam alena pelan dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kamu dirumah aja ya." bujuk aldrik. Dia tidak tega melihat istrinya dalam keadaan seperti ini.

"Nggak!! Aku mau ketemu putri aku!!" teriak alena keras.

Mau tidak mau aldrik mengikuti kemau istrinya itu. Ia juga memahami perasaan alena saat ini. Dia pasti sangat mencemaskan keadaan putrinya itu.

Sekitar tiga puluh menitan aldrik dan alena sampai disekolah. Mereka langsung berjalan menuju ruangan kenzo. Setibanya diruangan kenzo aldrik sudah melihat kenzo dkk, allan dkk, daniel dkk, dan bahkan kiky dan icha sudah ada disana.

"Allan dimana putri bunda.?" tanga alena panik kepada allan.

Allan tidak menjawab, dia hanya mampu mengelengkan kepalanya pelan. Tidak tega melihat bundanya itu menangis.

"Diman putri bunda allan!!!!?" teriak alena sambil mengguncang tubuh allan keras.

"Allan nggak tahu bunda." jawab allan pelan.

"Len kamu tenang ya." kata aldrik berusaha menenangkan istrinya.

"Gimana aku bisa tenang drik. Putri aku nggak tahu diamana. Hiks hiks." tangisan alena pecah.

My Bad Girl (END)✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon