Fio yang tidak lagi dalam pelukan allan dapat melihat bahwa abangnya sedang menangis karena perkataannya tadi. Fio menghapus air mata allan dengan ibu jarinya.
"Jangan nangis dong." kata fio berusah tersenyum.

"Kalau kamu pengen nangis, nangis aja kalau nggak kuat buat senyum" kata allan karena dia bisa melihat bahwa air mata fio tetap mengalir walau dia tersenyum.

"Nggak. Fio nggak akan nangis lagi" kata fio menghapus air matanya.

"Nggak usah sok kuat deh fi. Liat kamu kayak gini perasaan abang jadi makin sakit dan hasrat untuk menghabisi pria brengsek itu semakin basar." kata allan menatap fio.

"Hahaha.. Abang mau jadi pembunuh?" tanya fio sambil tertawa kecil.

"Apa pun akan abang lakuin buat membalas orang yang udah bikin kamu nangis" jawab allan pasti.

"Udah ah. Kita kesini buat liburankan kenapa jadi nangis gini coba. Kita masuk aja yuk aku lapar tadi makanan aku belum habis." kata fio menarik allan masuk kedalam restauran hotel lagi.

"Abang tahu fi, hati kamu saat ini begitu rapuh. Tapi kenapa kamu menutupinya bahkan dalam sekejap kamu udah bisa kembali ceria" batin allan.

Tanpa mereka sadari irfan mendengar semuanya. Irfan dapat melihat bagaimana rapuhnya seorang allan. Laki-laki yang dikenal dingin dan hari ini menangis karena adiknya menangis.

Irfan juga dapat melihat bagaimana fio menyembunyikan semua lukanya dari allan, tapi irfan dapat merasakan bahwa allan mengetahui apa yang di rasakan oleh fio.

"Kamu liat bell, dia nangis kayak gitu aja perasaan aku udah kayak ditusuk ribuan pisau. Aku nggak bisa melihat dia menangis seperti tadi bell. Tolong bantu aku buat bisa membuat ella melupakan masa lalunya." kata irfan pelan, setelahnya irfan kembali masuk kedalam hotel.

******************************

Fio dan allan sudah berada dimeja yang mereka tempati tadi, dan benar saja mereka semua masih ada disana kecuali irfan dan daniel.

"Kamu nggak pa-pa?" tanya kenzo ketika melihat fio sudah duduk dikursi yang ditempatinya tadi.

"Aku nggak pa-pa kok, yak kan bang?" tanya fio kepada allan.

"Iya" jawab allan singkat.
"Makan tuh makanan kamu dari tadi di anggurin aja" lanjutnya lagi.

"Dari mana lo?" tanya deven ketika melihat irfan baru saja datang.

"Toilet"

"Lama banget?"

"Kepo lo kayak monyet dora" jawab irfan santai.

"Lo ngatain gue monyet?" tanya deven.

"Lo yang bilang bukan gue" jawab irfan.

"Lo kalik yang monyet dora" kata deven menatap irfan garang sedangkan yang ditatap santai sambil memainkan ponselnya.

"Bisa diam nggak?" tanya aiden kepada deven dan irfan.

Irfan tidak menanggapi perkataan aiden, tapi deven jangan ditanya reaksinya bangaimana. Laki-laki itu langsung saja mengelengkan kepalanya sebagai jawaban tidak.

"Kalau lo nggak bisa diam berarti emang lo yang monyetnya dora" jawab aiden.

"Lo kok jadi ikut-ikutan ngatain gue monyet sih iden" kata deven kesal.

"Nama gue aiden nyet bukan iden" kata aiden tidak terima dengan panggilan itu.

"Lah dinama lo emang ada iden kan? A-I-D-E-N" jawab deven sambil mengeja nama aiden.

"Tapi nggak iden juga kan?" kata aiden.

"Suka-suka gue dong mau panggil lo siapa"

"Tapi gue nya nggak suka"

"Lo yang nggak suka, tapi gue suka."

"Lo emang nyebelin kayak monyet dora tahu nggak"

"Loh kok lo ngatain gue monyet lagi?"

"Suka-suka gue dong" jawab aiden menirukan gaya bicara deven tadi.

"Gue nggak suka"

"Itu kan lo bukan gue. Kalau gue mah suka-suka aja" jawab aiden santai.

Deven menatap aiden garang, nampaknya sahabatnya ini mengajak perang dengan dirinya.
Oke akan deven akan hajar si aiden saat ini juga.

Ketika deven mengangkat tangannya bersiap akan menghajar aiden tiba-tiba saja terhenti karena seseorang.

"Lo mau diam atau gue yang ngehajar lo" kata irfan dingin.

"Orang dia yang mulai duluan malah kita yang kena" gumam deven pelan dan diangguki oleh aiden.

"Daniel mana?" tanya fio berusaha mengalihkan pembicaraan agar kedua makhluk didepannya ini berhenti berdebat.

"Tadi dia pergi kayaknya dia marah banget sama cowok tadi." jawab raka.

"Kemana?" tanya fio lagi.

"Kamar kalik" jawab victor.

Mendengar itu fio langsung berdiri dan berlari kearah kamar inap daniel. Dia tahu bahwa adiknya saat ini begitu marah. Jika daniel sedang marah maka ia akan berbuat sesuatu yang dapat membahayakan dirinya bahkan orang lain.

"Loh kok pergi?" tanya kiky.

"Dia mau nenangin daniel" jawab allan.

"Kenapa emang?" tanys kiky lagi.

"Daniel kalau lagi marah serem tahu kak." celetuk alvin.

"Iya bener tuh, daniel kalau udah marah bisa nyakitin diri sendiri bahkan orang lain." tambah zico.

"Fio?" tanya kiky ketika teringat bahwa daniel saat ini sedang marah dan bisa melukai orang lain.

"Lo nggak usah khawatir, daniel nggak akan bisa buat nyakitin fio. Walau lo liat daniel sama fio kayak kucing sama anjing tapi mereka saling menyayangi satu sama lain. Cuman rasa gengsi aja yang bikin mereka nggak nunjukin kalau mereka saling membutuhkan didepan kalian." jawab allan panjang lebar.

"Bisa ngomong panjang juga lo?" tanya deven kepada allan.

"Lebay lo" jawab allan.

Mereka semua tertawa melihat reaksi deven. Dari tadi dirinya selalu dibully oleh bocah-bocah didepannya ini.

"Orang ganteng mah sabar." gumam deven pelan.

******************************

Gimana?
Udah pada berlinang air mata belum???
Haha..gue aja mewek waktu bikin ini part...😀

Ok jangan lupa vote and coment yaaaaa..

See you next part...

Salam kenal

Tiara yulita😄

My Bad Girl (END)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang