"Mau gue ajak ke KUA!" kata irfan dengan menekannya pada kata KUA.

"Itu seriusan?" tanya aiden kepada kenzo.

"Ya nggak lah kan adek gue baru SMA sedeng" kata kenzo sambil menoyor kepala aiden.

"Kirain kan." jawab aiden sambil cengengesan

"Udah lah, yuk cabut" kata kenzo dan berjalan kearah parkiran. Mereka akan pergi ke kediaman keluara Calton. Mereka ingin minta izin kepada aldrik, yang lain juga sudah menunggu mereka disana.

******************************

#Skip mobil irfan.

Irfan menarik fio sampai keparkiran. Karena tadi deven sudah menelfon irfan dan mengomel kepada irfan kenapa belum sampai dirumah allan.

Didalam mobil suasana begitu hening karena fio yang sibuk dengan pemandangan diluar dan irfan yang fokus menyetir.

"Kita mau kemana?" tanya fio karena ini bukan jalan kerumahnya.

"Kita ke kantor gue bentar, cuman tanda tangan berkas aja." jawab irfan dan fio hanya mengangguk patuh.
"Emang lo pikir kita mau kemana?" tanya irfan.

"Nggak ada kok" jawab fio.

"Jangan-jangan lo emang pengen gue ajak ke KUA ya?" goda irfan kepada fio.

"Enak aja gue masih sekolah kalik" kata fio kesal.

"Kalau nggak sekolah lo mau dong?"

"Enggak."

"Masa sih? Lagian ada kok yang dijodohin trus mereka nikah walau masih sekolah"

"Gue nggak mau nikah sama lo"

"Kenapa? Gue kan tampan, mapan lagi. Kurang apa coba?"

"Kurangnya gue nggak suka sama lo."

"Kalau gue berhasil bikin lo suka sama gue. Gue janji akan nikahin lo dihari itu juga."

"PD amat mas."

"Lo udah manggil gue mas? Belajar jadi istri yang baik ya?"

"Irfan lo kenapa malah jahilin gue sih?"

"Gue serius kalik fio"

"Bodo amat" jawab fio kesal dan mengalihkan penglihatannya keluar jendela.

Irfan yang melihat fio kesal kepadanya bukannya merasa bersalah tapi dia malah terkekeh geli melihat wajah kesal fio.

Setelah beberapa menit mereka sampai dikantor irfan.
"Yuk turun" ajak irfan kepada fio.

Fio hanya mengangguk dan berjalan disamping irfan memasuki gedung perusahaan milik irfan.

Banyak karyawan perempuan yang menyapa irfan tapi irfan hanya mengangguk saja tanpa ada senyum sedikit pun.

"Eh ada pak irfan. Apa kabar pak?" tanya seorang perempuan dengan pakainya yang begitu ketat, bedak tebal, dan lipstik yang sangat merah.

"Ondel-ondel siapa nih fan?" tanya fio kepada irfan sambil menunjuk perempuan itu.

"Siapa yang kamu bilang ondel-ondel?" tanya perempuan itu menatap fio tajam.

"Fan liat deh, " ondel-ondelnya bisa marah. Lo pungut dimana sih fan?"tanya fio lagi.

"Eh bocah! Jaga ya ucapan kamu!" bentak perempuan itu.

Irfan yang kesel karena perempuan itu membentak fio. Bereni sekali perembuan itu membentak gadisnya eh salah calon gadisnya.

"Anda tidak perlu membentaknya, anda mau saya depak dari sini?" tanya irfan dingin.

Setelqh mengatakan itu irfan menarik tangan fio memasuki ruangannya dan meninggalkan perempuan yang dibilang ondel-ondel oleh fio tadi.

"Itu tadi siapa?" tanya fio ketika sudah memasuki ruangan irfan.

"Sekretaris gue" jawab irfan. Sedangkan fio hanya ber oh ria.

"Kok lo mau sih ngasih pekerjaan sama tuh ondel-ondel?"

"Awalnya dia nggak kayak gitu, pertama kali kerja disini dia sopan. Tapi nggak tahu sekarang dia kayak cabe"

Tak lama ada yang mengetuk pintu ruangan irfan. Irfan menyuruhnya masuk dan muncullah ondel-ondel tadi.

"Kamu duduk di sini dulu ya" kata irfan kepada fio menggunakan aku-kamu. Irfan sengaja menggunakan aku-kamu agar sekretarisnya itu berhenti bersikap sok manja dan mencari perhatian kepada irfan. Fio hanya mengangguk dengan wajah cengo nya, merasa bingung dengan sikap irfan.

Sedangkan perempuan tadi yang tak lain adalah sekretari irfan yang bernama sarah mematap tak suka ke arah fio.

"Jaga mata anda melihat pacar saya" kata irfan memperingati sarah. Sarah merasa malu karena kebodohannya menatap fio.

"Mana berkasnya?" tanya irfan dingin.

Sarah mulai menjelaskan dokumen-dokumen yang harus ditanda tangani oleh irfan. Irfan terlihat begitu fokus membaca dokumen itu. Dia tidak mendengarkan sarah yang sedang menjelaskan isi dokumen itu karena dia bisa mebacanya sendiri.

Fio yang merasa bosan dan juga kantuk yang juga sudah mulai menyerangnya. Fio merebahkan badannya disofa yang ada diruang kerja irfan dan mulai masuk kealam mimpinya.

Gadis itu memang tidak tahu tempat. Dimana dia merasa mengantuk makan dia akan tidur disana tanpa berfikir apa yang akan terjadi padanya jika tidur disembarang tempat.

Irfan yang melihat fio merebahkan tubuhnya disofa dan memejamkan matanya tersenyum tipis. Tidak tahu kondisi sekali gadis itu.

Irfan membaca dan mempelajari dokumen itu cepat dan menandatangani dokumen yang menarik menurutnya. Seteqlah menyelasaikan perkerjaannya irfan menyerahkan dokumen itu kepada sarah dan menyuruh perempuan itu keluar dari ruangannya.

Irfan berjalan mendekat kearah fio dan duduk di karpet bulu-bulu didekat sofa yang fio gunakan untuk tidur. Irfan menatap wajah gadis itu lelat dan tanpa sadar irfan mengangkat kedua sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman.

"Cantik." gumam irfan pelan sambil menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah gadis itu.

"Gue suka sama lo. Mungkin gue juga udah jatuh cinta sama lo. Gue nggak tahu kapan rasa itu muncul, tapi yang pasti gue nggak mau kehilangan lo. Gue akan ngebuktiin ke lo kalau gue cinta sama lo. Gue akan jadi pelindung buat lo." kata irfan pelan.

Irfan mengangkat tubuh kecil fio untuk digendong ala bridal stel. Irfan menggendong fio keluar dari ruangannya dan berjalan keluar gedung.

Sedangkan para karyawan yang melihat irfan menggendong seorang gadis tidak dapat menyembunyikan keterkejuta mereka. Pasalnya mereka mengenal irfan sebagai sosok yang dingin dan tak tersentuh. Dan sekarang mereka melihat pria dingin itu sedang menggendong seorang gadis.

"Pengen deh gue jadi tuh cewek"

"Cocok banget"

"Betul tuh yang satu gantemg yang satu lagi cantik."

"Cantikan gue kalik."

Begitulah beberapa ocehan dari para karyawan ketika melihat irfan yang sudah berada diluar.

Irfan terus menggendong fio sampai mobilnya. Irfan membuka pintu pelan-pelan dan meletakkan fio pelan. Setelah itu irfan berlari memutari mobil dan masuk kedalam mobilnya.

Irfan menjalankan mobilnya meninggalkan gedung perusahaanya dan melajukan mobilnya kearah rumah fio.

Fio yang masih tertidur dan irfan yang tersenyum melihatnya dan tetap fokus menyetir. Irfan mengalihkan wajahnya sekilas melihaf fio yang masih tertidur disampingnya.

*****************************

Jangan lupa vote and coment ya....

See you next part.

Salam kenal

Tiara yulita🌈

My Bad Girl (END)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang