FIFTIETH - Liontin Taeyong

743 129 2
                                    

Pagi ini, Taeyong mendapatkan ide untuk membeli sup kacang merah untuk sarapannya dengan Mark. Kebetulan kemarin ibunya memberi alamat temannya yang menjual berbagai macam sup. Mungkin saja Mark akan menyukainya karena memang selama ini sarapan mereka hanyalah sereal atau roti tawar saja.

Setelah sup itu diantarkan ke apartemennya, ia segera menyiapkannya agar Mark bisa langsung makan. Ia masih tak dapat meninggalkan Mark sendirian semenjak remaja itu tinggal di apartemennya.

Ia tersenyum saat melihat Mark keluar dari kamarnya. Namun, ia dibuat heran saat mendapati Mark saat ini berpakaian begitu rapi. Padahal biasanya ia hanya memakai pakaian santainya.

"Mark?"

Mark melangkah menuju dapur dan duduk tenang di meja makan. Ia menatap sekilas sup hangat di atas mangkuk dan beberapa lauk untuk sarapannya pagi ini. Ia lantas menatap Taeyong. "Hyung, bisakah kau antar aku ke Gereja? Sudah lama aku tidak ke sana."

Taeyong sempat mengernyit. Tidak pernah sekali pun Mark memintanya untuk diantarkan ke Gereja. Tetapi ia hanya bisa tertawa. Selagi itu baik, bukannya ia seharusnya mendukung?

"Sure," jawabnya seraya menyerahkan mangkuk nasinya ke arah Mark. "Tetapi, aku di luar saja, ya. Kau akan cepat, 'kan? Aku ada pasien pagi," pesannya kemudian mengambilkan semangkuk sup kacang merah untuk Mark.

"Ini akan cepat jika 'dia' berkehendak," jawab Mark singkat sebelum menyantap sarapannya dengan perlahan.

Dia? Taeyong tersenyum kecil. Mungkin yang dimaksud Mark adalah Tuhan. Oh, ia bahkan tidak pernah melihat Mark menyebut nama Tuhan. Semoga saja ini adalah pertanda baik dari segala masalah yang menimpa Mark.

Dengan cepat, ia meraih ponselnya dan mengirimkan pesan pada Jaehyun.

Lee Taeyong|
Jaehyun, aku mengantarkan Mark ke Gereja dulu. Jika pasiennya sudah datang, minta dia menunggu sebentar.
















***

















Sepanjang pagi, Jaerin terus mengumpat. Ia bangun kesiangan hari ini. Beruntung baginya karena Jungwoo menelponnya sebelum pukul 7 pagi. Ya, meskipun masih ada waktu baginya untuk mandi, ia tak akan sempat membuat sarapan karena pukul setengah 8 Jungwoo sudah tiba untuk menjemputnya.

Ini karena dirinya tidak bisa tidur memikirkan pertemuannya dengan Yerim. Pertemuannya yang sangat tidak ia duga dan juga karena informasi yang diberikan oleh arwah itu.

Salah satu di antara kalian ada dalam bahaya.

Ini benar-benar sangat abstrak. Dari ketiga orang terdekat Mark, ia pikir dirinya lah yang lebih banyak mendapatkan teror. Jaehyun tidak pernah mendapat teror. Juga tidak mungkin mereka mengincar Taeyong karena Mark sendiri bilang jika iblis-iblis itu tidak akan muncul saat ia bersama dengan Taeyong.

Tapi tunggu. Jika yang dikatakan Mark itu benar, mana mungkin Taeyong mengalami kejadian aneh kemarin? Ia yakin pasti ada sesuatu di balik kejadian itu. Dan ia sangat yakin tidak mungkin Mark mencakar Taeyong tanpa alasan.

Jaerin kembali menggeleng. Tidak, bukan waktunya untuk kembali larut dalam pemikiran itu. Ia harus bergegas karena jam di ponselnya telah menunjukkan pukul 7.30. Ia yakin sebentar lagi Jungwoo datang menjemputnya.

Ia segera memasukkan laptop dan laporan milik Johnny ke dalam tasnya. Sepertinya tak ada waktu baginya untuk berdandan pagi ini. Ia pikir, tak apa jika dirinya berdandan di dalam mobil Jungwoo.

Lantas, ia segera memasukkan beberapa make up dari dalam laci mejanya ke dalam tasnya. Pergerakannya yang terburu-buru itu membuat sebuah benda kecil dalam laci itu tersangkut di jarinya sebelum kemudian terjatuh. Matanya mengikuti arah jatuhnya benda itu.

SCHICKSAL - Lee Taeyong✔Where stories live. Discover now