THIRTY FIRST - Possessed

830 157 18
                                    

Taeyong menatap tubuh lemah Mark yang kini terbaring di ranjang milik Jaerin. Ia tak dapat menutupi perasaan kalutnya saat mendapat kabar bahwa Mark terserempet mobil. Setelah menyelesaikan urusannya dengan polisi dan memulangkan Yerim, ia segera meluncur ke rumah Jaerin.

Gadis di sampingnya juga berpenampilan tak jauh beda darinya. Bahkan kini di pelipisnya terlihat goresan merah akibat pecahan kaca jendela tadi. Dan Taeyong, lagi-lagi, dibuat tak mengerti dengan cerita itu.

Sayangnya Jaehyun sudah tidak ada di sana ketika ia tiba. Setidaknya, ia masih bisa mempercayai apa yang dikatakan oleh orang kepercayaannya.

"Mereka itu parasit." Irene berkata dari sudut kamar Jaerin. Dirinya menatap tubuh Mark yang di matanya terlihat sangat lemah itu. Secara raga dan jiwa.

"Apa maksudmu?" tanya Taeyong seraya menatap ke arah Irene yang sejak awal tidak mau bergabung dengannya dan Jaerin di sampingnya.

Gadis beraura misterius itu sedikit ragu untuk mengatakannya. Jaerin dan Jaehyun sudah mengatakan semuanya. Tentang siapa Mark sebenarnya. Dan cerita itu semakin membuatnya semakin mengerti ada apa dengan Mark.

Ia menatap sekilas ke arah Jaerin kemudian berkata, "Yang Mark sebut 'teman-teman'. Mereka akan menjadikan Mark sebagai tubuh inang."

Kedua mata Taeyong menyipit, menatap Irene penuh selidik. "Bagaimana kau tahu?"

Irene kembali menatap Mark– atau sesuatu bayangan hitam kecil yang menaungi kepala Mark. "Sorot mata mereka berkata seperti itu. Mereka menginginkan tubuh Mark," ujarnya lirih. Tepatnya karena perhatiannya teralihkan pada bayangan hitam yang bergerak aneh itu.

Perlahan-lahan, bayangan itu merasuk ke dalam kepala Mark. Ia tak tahu lagi, tapi ia yakin itu adalah sesuatu yang buruk.

"Uugh!" Mark membuka matanya susah payah. Tangannya bergerak untuk menopang kepalanya yang terasa begitu berat.

Taeyong yang menyadarinya segera menghampiri Mark, duduk di pinggir ranjang seraya mengusap kepala itu. "Mark, kau sudah bangun?"

Irene nampak panik ketika melihat bola mata Mark yang berubah sedikit merah itu. Ia segera bangkit dari duduknya dan berlari menuju Taeyong. "Tunggu, jangan-"

Brak!!

Yang ditakutkan Irene terjadi. Mark mendorong kuat tubuh Taeyong hingga keduanya jatuh ke lantai. Dengan beringas, kedua tangan Mark menekan leher Taeyong, mencekiknya.

"Mark!" Jaerin menjadi panik dengan apa yang terjadi. Hal itu terjadi begitu cepat baginya sehingga ia tak dapat melakukan apapun selain berteriak dan menutup mulutnya.

Kabut menyelimuti pandangan Mark. Lelaki itu menggeram rendah. Menarik kaos hitam Taeyong ke bawah dengan kuat. "Lepaskan! Cepat lepaskan!" teriaknya histeris seraya menepis tangan Taeyong yang hendak mendorongnya.

Suara sobekan mulai terdengar. Kaos berbahan tebal itu mulai terkoyak secara perlahan oleh tangan yang berurat itu. "A-apa yang kau lakukan, Mark? Menyingkir dari tubuhku! Aakkh!"

Mark mencengkeram kuat leher Taeyong hingga pria itu gelagapan. "Lepaskan!" teriaknya tepat di depan wajah Taeyong.

Irene mendengus kesal saat Jaerin hanya terdiam di tempatnya. Tanpa berpikir ulang, ia mendekati Mark.

"Irene, jangan!"

Ia mengabaikan teriakan Jaerin di belakangnya. Dengan keras, ia mengirimkan tinju di kepala belakang Mark. "Mark, cukup! Hentikan!"

Mendapat pukulan keras itu, Mark langsung kehilangan kesadarannya– lagi. Lelaki itu terjatuh ke samping dengan lemah. Seolah-olah yang baru saja mengamuk itu bukan lah ia.

SCHICKSAL - Lee Taeyong✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt