spin off - Lee Haechan' Vision

710 134 11
                                    

Sakit yang sangat luar biasa.

Itulah yang dirasakan Haechan saat menerima cekikan yang sangat kuat oleh sesosok iblis. Sakit yang tak pernah bisa dibayangkan oleh siapa pun. Bahkan rasanya lebih baik mati daripada merasakan sakit itu.

Selama hidupnya, Haechan tidak pernah mengalami sakit parah. Dan ini adalah pertama kalinya ia mengharap kematian datang padanya lebih cepat saat menerima siksaan dari iblis itu.

Dan, yeah. Ia bisa merasakan tubuhnya lemas ketika ia mendengar sayup-sayup suara Jaehyun dan Pastor Samuel memanggil namanya. Yang ia rasakan adalah dirinya terlepas dari tubuhnya.

Meskipun lebih menyakitkan dari cengkeraman iblis di lehernya, ia cukup bersyukur saat dirinya tiba-tiba terlempar ke sebuah lorong waktu. Saat itu lah sakitnya benar-benar menghilang.

Haechan memandang sekitarnya dengan tatapan bingung. Hanya gelap di sekelilingnya dan hanya satu titik terang di depannya. Sungguh, ia tak pernah membayangkan kehidupan setelah kematian, dan kini ia justru sedang mengalaminya.

Tanpa banyak bertanya, ia berjalan mendekati titik terang yang semakin membesar seiring bertambah dekatnya ia dengan titik itu. Ia merasa sedikit aneh saat tiba-tiba aura tenang yang ia rasakan berubah drastis menjadi sangat mencekam.

Oh, tidak lagi.

Ia berhenti tepat saat titik terang itu berubah menjadi sebuah tempat yang sangat ia kenali. Kuil setan.

Keningnya berkerut. Apa maksud dari semua ini. Tidak mungkin, 'kan, alam baka seperti ini.

"Ayo kita cepat pergi dari tempat ini."

Seruan Taeyong membuat Haechan menoleh ke samping. Tak jauh dari tempatnya berdiri, ia dapat melihat Taeyong menarik paksa Mark untuk berdiri. Mark terlihat sangat lemas saat mencoba berdiri dari bangku tunggal yang dikelilingi oleh tali tambang.

Perlahan, senyum Haechan mengembang. Rencana mereka berhasil, Mark selamat. Tak sia-sia dirinya mati oleh iblis karena Mark berhasil selamat.

Dapat Haechan lihat, Jaerin tiba-tiba terpaku saat menatap ke lorong tempatnya berdiri. Jaerin hampir saja mendekat ke arahnya jika Taeyong tidak menahannya.

"Jaerin!"

Entahlah, ia juga tak mengerti kenapa Jaerin menatapnya seperti itu. Maksudnya, ia tidak terlalu yakin Jaerin benar-benar menatapnya atau tidak. Pandangannya itu nampak sedikit kosong, bukan tatapan penasaran seperti yang biasa orang lemparkan saat melihat sesuatu yang aneh.

Tak lama setelah mereka keluar, sebuah api merambat dari luar gedung tua itu. Melahap dengan perlahan namun sangat mematikan. Saat itu lah ia melihat sebuah kepulan asap hitam keluar dari segala penjuru kuil, memenuhi pusat gedung dan mengeluarkan suara yang sangat mengerikan.

Haechan bukan lah manusia lagi yang mungkin akan tersiksa saat mendengar suara semengerikan itu. Ia justru sangat bahagia saat melihat bagaimana kuasa hitam itu perlahan melebur dalam kobaran api yang semakin besar.

Ketika ia sedang menikmati pemandangan itu, ia merasakan pundaknya ditepuk dari belakang. Ia segera menoleh dan cukup terkejut dengan apa yang ia lihat di depannya.

"Mark?!"

Sosok Mark itu tersenyum kecil ke arahnya, seolah tidak pernah melihat bagaimana terkejutnya seorang Haechan yang baru saja melihat Mark Lee selamat.

"Kau– apa yang kau lakukan di sini? Dan, kau bisa melihatku?"

Mark terkekeh kecil kemudian menepuk pundak Haechan yang tegang. Ia maju selangkah.

SCHICKSAL - Lee Taeyong✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن