THIRTY SECOND - Confession

842 161 4
                                    

Bahkan hingga pagi ini, pikiran Jaerin masih ada di kejadian semalam. Mulai dari dirinya harus bermain-main dengan polisi hingga kejadian Mark yang menyerang Taeyong. Semua itu sangat melelahkan jika dipikir-pikir. Tetapi, ia juga tak dapat menampik jika dirinya sangat penasaran dengan keadaan Mark.

Mungkin kah Mark akan mengingat bagaimana ia menerjang Taeyong semalam?

Jaerin menghela napas. Setidaknya pagi ini ia harus fokus dalam bekerja dan berusaha untuk tidak memikirkan masalah itu.

"Hey, Jaerin!"

Tepat ketika ia menutup pintu mobilnya, suara seorang pria dari ujung basement membuatnya menoleh. Jungwoo, pria itu, terlihat melambaikan tangan ke arahnya. Nampaknya direktur itu juga baru tiba.

"Oh, selamat pagi, Direktur Kim," sapanya balik saat Jungwoo berjalan mendekat. Ia membungkuk sopan pada pria manis di hadapannya itu.

"Astaga, aku lupa ini di area kantor," ujarnya disertai kekehan. "Selamat pagi, Sekretaris Jung." Ia mengulang sapaannya kemudian kembali tertawa.

Tanpa berkata apapun lagi, keduanya berjalan beriringan ke lift. Baru kali ini mereka berangkat di saat yang bersamaan. Entah Jaerin yang berangkat terlalu pagi, atau Jungwoo yang berangkat lebih siang. Yang pasti, baru kali ini Jungwoo berangkat lebih siang.

"Siang nanti, apa kau sibuk dengan Johnny?"

Pertanyaan tiba-tiba Jungwoo membuat Jaerin sedikit berjenggit. Terlebih di dalam lift hanya ada mereka berdua saja. Yeah, meskipun dirinya pernah bermalam di apartemen Jungwoo, tetap saja keadaan seperti ini membuatnya canggung.

Setelah merasa tenang, ia kemudian menggeleng kecil. "Tidak."

Jungwoo tersenyum mendengar jawaban Jaerin. Ia menatap wajah Jaerin yang sangat datar pagi ini. "Bagaimana jika makan siang denganku?" tawarnya tanpa menyudahi senyumannya.

Jaerin menoleh ke arah Jungwoo yang ternyata berada begitu dekat dengannya. Ia berdeham sesaat kemudian kembali menatap pintu lift yang tertutup. "Boleh."

Ting!

Pintu lift terbuka bersamaan dengan pekikan Jungwoo. "Yash! Aku tunggu di lobby saat jam istirahat nanti."

"Baiklah, Direktur Kim," jawabnya mengiringi langkah Jungwoo keluar dari lift.

Pria itu berbalik, kembali menghadap Jaerin yang masih harus naik lagi. Dengan riang, ia melambaikan tangannya pada gadis itu tepat sebelum pintu lift tertutup. Senyum Jungwoo melebar. Cukup tak menyangka jika Jaerin mengiyakan ajakannya makan siang.

Tak sia-sia dirinya menunggu kedatangan Jaerin di basement karena gadis itu mengabulkan keingannya.

Ia lantas menyentuh dadanya, merasakan detak jantungnya yang tak beraturan semenjak matanya melihat sosok Jaerin di basement. Ia benar-benar menyukai Jung Jaerin.















***













Keinginan Jungwoo benar-benar terkabul. Keduanya kini berada di restoran Jepang. Walaupun letaknya cukup jauh dari kantor, Jungwoo tak mempermasalahkannya. Asalkan dirinya bisa makan berdua dengan gadis yang ia sukai.

Berbeda dengan Jungwoo yang nampak lahap memakan bento miliknya, Jaerin justru hanya memainkan nasinya. Huh, Jaerin masih memikirkan keadaan Mark dan juga Taeyong.

"Kau tidak suka makanannya? Aku akan memesankan yang lain kalau begitu."

Suara lembut Jungwoo bisa-bisanya membuatnya tersentak untuk yang kedua kalinya hari ini. Ia menatap Jungwoo sesaat kemudian menatap bento-nya. Sangat berantakan.

SCHICKSAL - Lee Taeyong✔Where stories live. Discover now