THIRTY FIFTH - A Ticket

764 136 15
                                    

Setelah pagi tadi berangkat bersama Jaerin, Jungwoo tentu saja juga menawarkan untuk pulang bersama. Dengan alasan sebagai tanggung jawab karena telah membuat Jaerin meninggalkan mobilnya di rumah.

Tetapi, dengan keras Jaerin menolaknya. Sudah cukup ia dibuat canggung dengan keadaan tadi pagi, ia tak ingin memancing godaan dari ibunya saat tahu dirinya pulang bersama Jungwoo.

Bukan Jungwoo namanya jika keinginannya tidak terpenuhi. Ia bahkan memohon pada Jaerin untuk mengantarnya pulang karena tidak ingin melihat gadis itu pulang sendiri. Ia jadi terlihat seperti pria yang tak bertanggung jawab.

Itu lah alasan Jaerin buru-buru meninggalkan kantor sebelum jam kerja berakhir dan menghentikan taksi. Tentu saja setelah berpamitan pada Johnny.

Dan entah mengapa, alih-alih pulang ke rumah, ia justru menuju ke klinik Taeyong. Ia bahkan tidak berpikiran apapun saat menyebutkan tujuan kepada supir taksi.

Kini dirinya sudah di depan klinik Taeyong. Bahkan dari luar, ia dapat melihat tiga pria yang sepertinya tengah beradu argumen. Hal itu mengundang senyum kecilnya yang pertama hari ini.

Ia berjalan mendekat sehingga sayup-sayup ia mendengar Mark berteriak pada Taeyong.

"Aku tidak mau, Hyung! Film itu sangat kekanakan aku tidak suka!" Mark mengibaskan tangannya yang sedari tadi ditarik oleh Taeyong. Ia menghempaskan tubuhnya ke sofa dan menatap kesal ke arah Taeyong.

"Ayolah, Mark. Aku sudah terlanjur membelinya," ujar Taeyong sedikit merengek.

Mark menggeleng tegas. Tangannya kini bersedekap, mengantisipasi Taeyong menarik tangannya lagi. "Ajak Jaehyun Hyung saja, aku tidak mau."

Benar. Mengapa ia tak terpikirkan untuk mengajak Jaehyun? Ia melirik ke arah Jaehyun yang masih sibuk di balik meja resepsionis. Tetapi jika dipikir-pikir, Mark saja tidak suka, apalagi Jaehyun. Ia menghela napas kemudian berkata, "Jaehyun mana mau menonton film seperti itu?"

Pintu klinik terbuka tepat ketika Taeyong mengatupkan mulutnya. Jung Jaerin tersenyum ke arah penghuni klinik. "Halo-"

Belum sempat gadis itu menyapa satu persatu, Mark tiba-tiba menyambar ke arahnya. Ia menatap Jaerin seolah gadis itu adalah penolongnya. "Jaerin Noona!"

Tak memedulikan wajah terkejut Jaerin, Mark kembali melempar tatapan tajamnya ke arah Taeyong. "Kenapa kau tidak pergi saja dengan Jaerin Noona?" usulnya seraya menarik Jaerin untuk mendekat ke arah Taeyong berdiri.

Kedua alis Jaerin terangkat. Ia baru saja datang dan dihadapkan dengan situasi tegang seperti ini. "Kemana?" tanyanya pada Mark.

"Menonton film. Taeyong Hyung membeli satu tiket film yang menganggur. Noona mau menemaninya, 'kan?" jelasnya seraya merebut dua tiket di genggaman Taeyong dan mengacungkannya di depan Jaerin.

Menonton film? Tidak buruk. Ia juga butuh hiburan. "Film apa?" Kini ia bertanya pada Taeyong yang entah mengapa terlihat begitu panik saat tiketnya diambil.

Mark meringis seraya menjauhkan tiket dari jangkauan Taeyong. "Film Mar- hmmph!" Lelaki itu kelabakan saat dua tangan lebar Taeyong menutup mulutnya.

Pelakunya hanya bisa tersenyum kecut seraya merebut kembali tiket di tangan Mark. "Tidak, Jaerin. Aku akan menonton sendiri saja." Ia tertawa hambar saat mendapatkan tatapan protes dari Mark.

Yang benar saja! Jangan sampai Jaerin tahu jika dia ingin menonton Mary-

"Dia mau menonton Mary Poppins, Jaerin"

Shit! Taeyong merutuki Jaehyun yang kini menatap mereka dengan tatapan jengah seraya mengendikkan bahu. Sekarang apa yang akan Jaerin pikirkan tentangnya yang menyukai film anak-anak itu?

SCHICKSAL - Lee Taeyong✔Where stories live. Discover now