Jilid 84

2.1K 33 0
                                    

"Hahahahaha! Bagus, bagus!" Yan-khing terbahak-bahak, "Selama ini aku selalu mengembara di dunia kangouw, tidak punya istri dan tidak punya anak, tapi pada hari ini, sekarang dapat memperoleh seorang putra cakap, sungguh hidupku ini tidaklah sia-sia. Mempunyai putra pintar dan tampan sebagai dirimu, sungguh rejekiku terlampau besar."

Di balik kata-kata Toan Yan-khing ini yang dimaksudkan sebenarnya adalah putranya sendiri yaitu Toan Ki, hal ini terkecuali Toan-hujin seorang saja, yang lain sudah tentu tidak paham latar belakang ucapannya itu, sebaliknya semua orang mengira dia susah menerima permohonan Buyung Hok dan akan memunggutnya sebagai anak dan kelak akan mewariskan tahta kepadanya.

Keruan girang Buyung Hok melebihi orang putus lotre, katanya, "Tianhe adalah angkatan tua yang terhormat dikalangan Bulin, sekali omong tentu akan pegang janji dan takkan hianat, Nah Gihu, terimalah hormat putramu ini."

Habis itu, kaki berlutut dan segera hendak menyembah pula. Pada saat itulah tiba-tiba terdengar seorang berteriak di luar, "Bukan, bukan! Hal ini mana boleh jadi!"

Menyusul tirai tersingkap dan masuklah seorang. Kiranya Pau Put-tong adanya.

Air muka Buyung Hok agak masam kärena orang mengganggunya, tanyanya, "Ada apa Pau-samko?"

"Kongya adalah keturunan lurus keluarga Buyung dan jelèk-jelek adalah ahli waris kerajaan Yan, sekarang mana boleh sembarangan berganti she Toan?" seru Pau Put-tong. "Walaupun usaha membangun kembali kerajaan Yan akan menghadapi berbagai kesulitan, tapi kita tetap akan berjuang dengan sepenuh tenaga dan kekuatan. Kalau usaha kita berhasil sudah tentu inilah yang sangat kita harapkan, andaikan gagal betapapun kita tetap seorang ksatria, seorang perwira gemblengan. Tapi sekarang Kongcu akan mengangkat ayah kepada orang yang manusia bukan dan setan pun tidak ini, biarpun kelak Kongcu berhasil menjadi raja juga tidak gilang gemilang. Apalagi seorang she Buyung ingin menjadi raja Tayli, hal ini pun tidak mungkin terjadi."

Sungguh gusar Buyung Hok tak terlukiskan karena ucapan Pau Put-tong yang kurang ajar itu. Tapi Put-tong adalah pengiringnya yang setia, tatkala tenaganya sangat dibutuhkan seperti sekarang ia tidak ingin mendengarnya secara terang-terangan didepan orang luar, maka jawabannya dengan dingin, "Pau-samko, rupanya engkau belum paham duduknya perkara, untuk menjelaskan juga susah dalam waktu singkat, biarlah kelak akan ku terangkan dengan pelahan.

"Bukan, bukan!" seru Put-tong dengan istilah yang khas. "Kongcu, biarpun Put-tong seorang goblok, tapi maksud tujuanmu juga dapat kuraba beberapa bagian. Agaknya kongcu ingin meniru Han Sin di jaman Hanko-co dan untuk sementaraterima dihina dan merendah pada orang agar kelak dapat dapat dípakai sebagaì modal pengerahan, Hàrì ini Kongcu pura-pura berganti she Toan, kelak kalau sudah memegang kekuasaan lalu engkau berganti she Buyung kembali, bahkan mengganti kerajaan Tayli menjadi kerajaan Yan, atau mungkin engkau akan mengerahkan pasukan untuk menyerang kerajaan Song dan memerangi kerajaan Liau untuk memulihkan wilayah kekuasaan Yan dahulu. Akan tetapi, Kongya, meski cita-citanya ini sangat baik, namun dengan demikian engkau akan menjadi manusia yang tidak setia, tidak berbakti, tidak bijaksana dan tidak berbudi. Coba apakah takkan malu pada diri sendiri, apakah engkau takkan dicaci maki para ksatria seluruh jagat. Maka kukira tentang raja apa segala, lebih baik jangan dipikirkan lagi."

Sungguh Buyung Hok sangat mendongkol, tapi ia bersabar sedapat mungkin, sahutnya, "Ah, Pau-samko terlalu berlebihan, mengapa aku dikatakan tidak setia, tidak berbakti, tidak bijaksana dan tidak berbudi? Bukan ngaco belo saja?"

"Bukan, bukan mengaco-belo!" seru Put-tong. "Coba, sekarang engkau takluk kepadá Tayli dan kelak engkau akan memberontak dan mengkhianatinya, itu jelas tidak setia. Sekarang engkau mengakui Toan Yan-khing sebagai ayah angkat, padahal engkau dilahirkan dari keluarga Buyung, itu berarti engkau tidak berbakti kepada keluarga buyung, bila kelak engkau menghianati Toan Yan-khing itu pun berarti tidak berbakti kepada ayah angkat. Kelak kaupun akan menumpas dan membunuh pembesar kerajaan Tayli, itu berarti tidak bijaksana, dan .... "

Pendekar Negeri Tayli (天龍八部~Thian Liong Pat Poh) - Jin YongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang