Jilid 35

3.1K 44 0
                                    

Dalam pada itu di tepi jalan sudah banyak berkerumun penonton, demi menyaksikan Siau Hong dapat menaklukkan orang gila itu, serentak mereka bersorak memuji.

Lalu sambil merangkul dan setengah mennyeret Siau Hong membawa laki-laki itu ke dalam kedai arak serta dipaksanya berduduk, katanya, "Silahkan minum arak dulu, saudara!"

Sambil berkata, ia terus menuangkan semangkuk arak dan disodorkan ke hadapan laki-laki itu.

Dengan mata tak berkedip laki-laki itu melototii Siau Hong hingga lama, akhirnya ia bertanya,"Engkau ini orang ... orang baik atau orang jahat?"

Pertanyaan itu membikin Siau Hong melengak hingga susah untuk menjawabnya. Syukur A Cu lantas menyambut dengan tertawa,"Sudah tentu dia orang baik. Aku pun orang baik dan engkau juga orang baik. Kita adalah kawan, marilah kita pergi untuk menghajar Tai-ok-jin."

Orang itu tampak bingung sebentar. ia pandang Siau Hong dan pandang A cu pula, seperti percaya dan seperti tidak, selang sejenak baru ia berkata pula, "Dan ke manakah Tai-ok-jin itu?"

"Kita adalah kawan, mari kita pergi menghajar Tai-ok-jin," kata A Cu pula.

Mendadak laki-laki itu berbangkit dan berseru,"Tidak, tidak! Tai-ok-jin itu terlampau lihai, lekas beritahukan kepada Cukong agar beliau cepat mencari jalan untuk menghindarinya. Biar aku merintangi Tai-ok-jin dan lekas kau pergi memberi kabar kepada Cukong."

Habis berkata, segera ia pegang kapaknya pula dan hendak melangkah pergi.

Namun Siau Hong lantas tahan pundak orang, katanya," Sabar dulu, saudara. Tai-ok-jin belum datang. Jangan kuatir. Siapakah Cukongmu? dia berada di mana?"

Tapi mendadak orang itu berteriak malah,"Marilah Tai-ok-jin, ayo boleh kita coba-coba, biar Locu menempurmu 300 jurus, jangan harap kamu mampu mencelakai majikanku!"

Siau Hong dan A Cu kewalahan, mereka saling pandang dan tak berdaya.

Sejenak kemudian, tiba-tiba A Cu berseru, "Ai, celaka, kita harus lekas memberi kabar kepada Cukong. Tapi di manakah Cukong berada sekarang? ke manakah perginya, jangan sampai Tai-ok-jin dapat mencarinya."

"Ya, benar, lekas kauberi kabar padanya!" seru laki-laki itu. "CUkong sedang pergi ke rumah keluarga Wi di Hong-tiok-lim di Siau-keng-oh. Ayolah lekas pergi ke sana dan memberi kabar padanya.

Lalu berulang-ulang ia mendesak pula dengan penuh rasa kuatir.

Wah, Siau-keng-oh? Itu jarak yang tidak dekar," demikian mendadak si pelayan kedai arak menimbrung.

Mendengar bahwa ada suatu tempat yang benar bernama "Siau-keng-oh" (danau cermin kecil),segera Siau Hong bertanya, "Di manakah letak tempat itu? Berapa jauhnya dari sini?"

"Kalau tanya orang lain mungkin tak tahu, kebetulan tuan bertemu aku, maka untunglah bagi tuan, sebab aku berasal dari daerah Siau-keng-oh, sungguh sangat kebetulan.

Kuatir si pelayan bicara bertele-tele lagi, segera Siau Hong menggebrak meja dan membentak,"Lekas katakan, jangan melantur!"

Sebenarnya si pelayan bermaksud mencari persen dengan keterangannya yang akan diberitakan itu, tapi karena digertak Siau Hong, ia jadi tidak berani jual mahal lagi, segera ia menutur,"Siau-keng-oh terletak di arah barat laut, dari sini tuan harus lurus ke jurusan barat, kira-kira tujuh li jauhnya, jika di tepi jalan tuan melihat empat pohon liu besar berjajar, dari situ tuan harus membelok ke utara, setelah 10 li lagi, di mana terdapat satu jembatan batu, tapi jangan tuan menyeberangi jembatan ini jika tuan tidak ingin kesasar, sebaliknya tuan harus ambil jalan menyeberang melalu sebuah jembatan kayu disebelah kanannya. Lewat jembatan kayu kecil itu, sebentar belok ke kiri dan sebentar putar ke kanan, pendek kata, jalan terus mengikuti jalan batu itu, kira-kira 20 li pula, akhirnya tuan akan melihat sebuah danau yang airnya sangat bening laksana kaca, itulah yand disebut Siau-keng-oh. Itu pula tempat yang tuan hendak cari."

Pendekar Negeri Tayli (天龍八部~Thian Liong Pat Poh) - Jin YongWhere stories live. Discover now