Jilid 44

2.7K 32 0
                                    

Pemuda itu lantas ikut kesana, ia angkat kedua tangannya yang terikat itu, katanya, "Harap memotong tali pengikat tanganku ini, hendak kukeluarkan sesuatu barang untukmu."

Tanpa pikir Siau Hong melolos goloknya "sret" sekali ayun, ia tebas tali pengikat kedua tangan pemuda itu. Begitu cepat dan jitu tabasan Siau Hong hingga membuat pemuda itu berjingkat kaget ketika mengetahui golok itu sudah menyambar lewat tangannya, tali pengikatnya sudah putus dan tangan tidak terluka apa-apa.

"Nah barang apa?" tanya Siau Hong kemudian dengan tersenyum sambil menyarungkan kembali goloknya.

Segera pemuda itu merogoh saku, ia ambil sesuatu benda, digenggamnya, lalu mendekati Siau Hong sambil menyodorkan tangannya dan berkata. "Ini, boleh kau periksa sendiri!"

Selagi Siau Hong hendak ulur tangannya menerima barang orang, sekilas dilihatnya benda dalam genggaman pemuda itu seperti dapat bergerak, ia jadi curiga dan urung menerima, katanya, "Coba buka tanganmu?"

Pemuda itu sadar tipu muslihatnya telah gagal, mendadak air mukanya berubah hebat, sekonyong-konyong makhluk pada tangannya itu dilemparkan ke muka Siau Hong.

Tapi sekali sampuk dengan cambuk kuda, Siau Hong hantam makhluk itu ke tanah. Waktu diamati, kiranya seekor ular hitam mulus. Ia kerut kening dan tidak menaruh perhatian atas ular itu, ia pikir pemuda itu benarbenar kurang ajar, masa mempermainkanku dengan ular.

Di luar dugaan, begitu ular itu ke tanah, mendadak ular melompat ke atas lagi dan hendak memagut kaki Siau Hong. Sama sekali Siau Hong tidak menyangka ular sekecil itu bisa melejit ke atas, ia terperanjat dan cepat mengangkat kakinya ke samping hingga pagutan ular itu kena di kaki depan kuda tunggangannya.

Sekali tergigit ular, seketika kuda itu lemas lunglai ke tanah. Cepat Siau Hong melompat turun, ia lihat kudanya sudah tak bisa berkutik lagi, hanya kelojotan sekali, lantas binasa.

Bahkan si pemuda lantas memburu maju lagi, ia sambar ular kecil itu terus dilemparkan pula ke arah Siau Hong.

Melihat ular itu begitu lihai, Siau Hong tidak berani gegabah lagi, ia kerahkan tenaga pada cambuknya terus menyabat "plok", ular itu terpental hingga berpuluh meter jauhnya, tapi belum mati ular itu merayap, lalu menghilang entah kemana."

Biarpun Siau Hong sudah banyak pengalaman tidak urung mengkirik membayangkan kejadian tadi. Hanya sekali gigit saja ular kecil itu dapat membinasakan seekor kuda besar dalam waktu singkat sekali, maka betapa jahat bisanya dapat dibayangkan. Apalagi pemuda itu berani pegang ular itu sesukanya, suatu bukti pemuda itu telah menguasai racun ular yang jahat itu.

Sebagai bekas Pangcu Kai-pang. Siau Hong sudah sering menyaksikan anggota Kai-pang main ular, maka ia tidak heran pada ular berbisa. Tapi ular hitam kecil ini sangat ganas, sedangkan untuk bisa menguasai racun ular dengan baik, anggota Kai-pang umumnya mesti berlatih hingga bertahun-tahun lamanya, dan biasanya ahli ular itu terdiri dari pengemis-pengemis yang sudah tua. Tapi pemuda ini baru belasan tahun umurnya, namun sudah memiliki kepandaian selihai ini, sungguh dapat dikatakan luar biasa. Coba tadi kalau dirinya lengah sedikit saja, mungkin jiwanya sekarang sudah melayang.

Dalam pada itu para perwira dan prajurit Cidan beramai-ramai telah maju ketika melihat kuada Siau-tai-ong mereka roboh dan binasa. Namun segera Siau Hong memberi tanda pada mereka dan berseru, "Kalian jangan mendekat ke sini."

Serentak pasukan Cidan itu berhenti di tempat mereka. Waktu Siau Hong periksa kudanya ia lihat badan kuda telah berubah menjadi hitam dalam waktu singkat. Keruan ia lebih terkesiap, segera ia berkata dengan manggut-manggut. "Ehm, bagus, bagus! Siapa namamu? Mengapa kau serang aku sekeji ini?"

Tapi pemuda itu bungkam dalam segala bahasa, bahkan ia melirik hina pada Siau Hong.

"Coba mengakulah dan jiwamu mungkin dapat kuampuni, "kata Siau Hong pula.

Pendekar Negeri Tayli (天龍八部~Thian Liong Pat Poh) - Jin YongWhere stories live. Discover now