Jilid 51

3K 40 0
                                    

"Memangnya siapa bilang kau pintar?" timbrung Pau Put-tong. "Kau memang orang tolol maha besar, seorang goblok tulen!"

"Kan tidak lebih tolol daripadamu," sahut si kakek yang bernama Kheng Kong-leng itu dengan marah.

"Tentu saja lebih tolol, kau lebih tolol sepuluh kali daripadaku," sahut Put-tong.

"Kau lebih tolol seratus kali daripadaku!" teriak si kakek dengan ganas.

"Dan kau lebih tolol seribu kali daripadaku!" Put-tong juga ngotot.

"Sudahlah, sudahlah! Buat apa kalian ribut urusan yang tak berguna," sela si Tabib Sakti Sih Boh-hoa. "Bahwasanya bila nanti Hui-keng dan Hui-si kedua Taysu pulang lapor ke Siau-lim-si dan kalian ditanya Hongtiang Taysu, mungkin kalian tak bisa memberi keterangan yang jelas, maka biarlah kuceritakan sedikit."

"Sebenarnya urusan ini adalah rahasia perguruan kami dan tidak perlu diketahui orang luar, tapi demi untuk membasmi racun dunia persilatan yang terkutuk ini, bila padri sakti Siau-lim-si tidak ikut dalam usaha ini tentu akan sukar dilaksanakan. Sekarang akan kuceritakan seluk-beluk urusan kami ini, cuma diharap dengan hormat agar kalian jangan lagi membocorkan hal ini kepada orang luar selain memberi laporan kepada Hongtiang kalian saja."

Berbareng Hui-keng dan Hui-si mengiakan dan berjanji takkan menyiarkan rahasia cerita itu.

Lalu Sih Boh-hoa berkata kepada Kheng Kong-leng, "Toasuko, tentang urusan kita dahulu akan Siaute ceritakan, lho!

"Aneh," sahut Kheng Kong-leng tanpa pikir, "mulutmu tumbuh di kepalamu, mau katakan boleh kau bicara, kenapa mesti tanya padaku?"

Lalu Sih-sin-ih berkata, "Hian-lan Taysu dan Ting-heng sekalian, adapun guru kami namanya di dunia

persilatan terkenal sebagai Cong-pian Siansing...."

"Hah, Cong-pian Siansing?" berbareng Hian-lan, Pek-jwan dan lain-lain tercengang dan menegas bersama.

Seperti pernah diceritakan, Cong-pian Siansing adalah sama dengan Liong-ah Lojin. Tokoh ini tuli dan bisu, tapi justru memakai alias "Cong-pian Siansing" atau tajam telinga dan tangkas mulut.

Setiap orang Kangouw mengetahui bahwa semua anak muridnya juga dibikin cacat pula, yaitu ditulikan dan dibisukan. Tapi kini Kheng Kong-leng berdelapan semuanya pandai bicara dan pintar mendengar, sudah tentu hal ini mengherankan jika mereka mengaku sebagai anak murid Liong-ah Lojin.

Dalam pada itu Sih-sin-ih telah melanjutkan ceritanya, "Tentang anak murid perguruan kami semua tuli dan bisu, hal ini adalah kejadian 30 tahun paling akhir ini, dahulu Suhu kami bukan orang tuli, lebih-lebih bukan orang bisu. Beliau hanya dipaksa menjadi tuli dan bisu oleh sutenya sendiri, yaitu Sing-siok Lokoay Ting Junjiu."

Hian-lan dan lain-lain kembali bersuara heran.

Namun Sih Boh-hoa menyambung terus, "Cosuya (kakek guru) seluruhnya cuma menerima dua orang murid, murid pertama she So bernama Sing-ho, yaitu guru kami. Murid kedua adalah Ting Jun-jiu yang sekarang terkenal sebagai Sing-siok Lokoay. Semula ilmu silat mereka berdua setingkat, tapi akhirnya menjadi selisih jauh."

"Hehe, tak usah diterangkan juga orang akan tahu pasti susiokmu menjadi jauh lebih lihai daripada gurumu," tiba-tiba Put-tong menyela.

"Bukan begitu soalnya," kata Boh-hoa. "Sebab Cosuya kami adalah seorang genius, beliau memahami segala ilmu pengetahuan di jagat ini...."

"Ai, ai, masa iya?" Put-tong mengacau pula.

Tapi Sih-sin-ih tak menggubrisnya, ia tahu orang itu memang sok membantah setiap pendapat orang lain. Maka ia tetap melanjutkan ceritanya, "Semula guruku dan Susiok sama-sama mempelajari ilmu silat, tapi kemudian guruku berubah minat dan mempelajari ilmu seni budaya pada Cosuya...."

Pendekar Negeri Tayli (天龍八部~Thian Liong Pat Poh) - Jin YongWhere stories live. Discover now