Jilid 36

2.8K 38 0
                                    

Namun Toan Cing-sun tahu urusan hari ini sangatlah berbahaya, di antara jago-jago Tayli yang ada di situ sekarang ia sendirilah yang paling kuat, jika ia meninggalkan kawan-kawan lain untuk menyelamatkan diri sendiri, lalu kemanakah mukanya akan ditaruh kelak? Apa lagi dihadapan kekasih dan putrinya, mana bole dia merendahkan pamor sendiri? Maka dengan tersenyum ia menjawab kedatangan Su-ok itu, "Ha-ha ha ha, urusan keluarga Toan kami ternyata mesti diselsaikan di wilayah Song, sungguh aneh urusan ini."

"He, Toan Cing-sun, setiap kali aku bertemu denganmu, selalu kamu lagi berkumpul dengan beberapa perempuan cantik. Wah, rejekimu dalam hal perempuan sungguh luar biasa baiknya.: demikian Yap Ji-ni menyapa dengan tertawa.

Sebaliknya Lam-hai-gok-sin terus memaki, "Anak kura-kura ini tentu sudah kelewat puas main perempuan, biarlah sekarang Locu mengacipnya menjadi dua potong!"

Habis berkata, segera ia keluarkan "Gok-cuipcian" atau kacip congor buaya, dan menerjang maju ke arah Toan Cing-Sun.

Dengan jelas Siau Hong dengar Yap Ji-nio menyebut orang setengah umur itu sebagai Toan Cing-sun, sedang yang ditegurpun tidak menyangkal, hal ini ternyata cocok seperti dugaan Siau Hong, maka dengan perasaan terguncang ia berpaling dan berkata kepada A Cu,"Ternyata benar dia adanya."

"Apakah ... apakah engkau akan mengerubnya dan menyerangnya tatkala dia terancam bahaya lain?" tanya A Cu dengan suara gemetar.

Namun perasaan Siau Hong saat it sangat kusut, ia murka dan girang pula, sahutnya dengan dingin, "Sakit hati ayah-bunda, dendam Suhu dan ayah-ibu angkatku, serta rasa penasaranku yang difitnah, hm, semua itu masakah boleh kutinggal diam, masakah aku masih perlu bicara tentang kejujuran dan keadilan serta peraturan kangou apa segala dengan dia?"

Ucapan itu sangat perlhan, tapi penuh rasa dendam kesumat dan kebulatan tekad yang tak terpatahkan.

Dalam pada itu demi nampak Lam-hai-gok sin sudah mulai menerjang maju,. segera Hoan Hoa mengatur siasat, bisiknya perlahan kepada kawan-kawannya, "Hoa toako, Cu-hiante, silahkan kalian keroyok orang dogol ini! Harus menyerang serentak dan menggempur sekuatnya, lekas, membereskan dia lebih baik, kaki tangan musuh dipreteli dulu, habis itu mush utamanya akan mudah dilawan."

Hoa Hik-Kin dan Cu Tan-sin mengiakan bersama, cepat mereka memapak maju. Meski kepandaian mereka masing-masing cukup kuat untuk menandingi Lam-hui-gok-sin, pula agak kurang terhormat main keroyok, tapi demi mendengar penjelasan Hoan Hoa tadi, mereka merasa siasat itu cukup beralasan. Toan Yan khing terlalu tangghu untuk dilawan, jika mesti satu lawan satu, tiada seorangpun di antara mnreka yang mampu melawannya, jika nanti serentak mreka mengerbutnya, boleh jadi keadaan masih bisa dikuasai.

Maka dengan senjata cangkul baja segera

Hoa Hik-kin mendahului menyerang disusul oleh Cu Tan-sin dengan Pit bajanya terus mengerubuti Lam-haigok-sin.

Lalu Hoan Hoa berkata pula, "Sekarang Pa-hiante boleh membereskan kenalanmu yang lama itu, aku dan Leng-hiante akan melawan perempuan itu."

Sekali Pa Thian-sik mengiakan, terus saja ia menuburuk ke arah in Tiong ho. Sedangkan Hoan Hoa dan Leng Jian-li juga serentak melompat maju.

Senjata andalah Leng Jian-li sebenarnya adalah gagang pancing yang telah dilempar ke danau oleh ACi. Kini ia sambar pacul Tang Su-koi sebagai gantinya.

Melihat manunya mush-mush itu Yap Jipnio tersenyum, sekali lihat gerakan lawan, segera ia tahu Hoan Hoa adalah lawan tangguh. Ia tidak berani ayal, ia lemparkan bayi yang digendungnya iut ke tanah, ketika tangannya menjulur ke depat lagi, tahu-tahu ia sudah memegang sebatang bolok yang lebar dan tipis, tadinya golok itu entah disimpan di mana, tahu-tahu sudah diloloskan keluar.

Pendekar Negeri Tayli (天龍八部~Thian Liong Pat Poh) - Jin YongWhere stories live. Discover now