Jilid 43

2.6K 40 0
                                    

Diam-diam Siau Hong terkesiap oleh pertempuran dahsyat yang tidak pernah dilihatnya itu

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Diam-diam Siau Hong terkesiap oleh pertempuran dahsyat yang tidak pernah dilihatnya itu. Di medan pertempuran begitu, biarpun ilmu silatnya setinggi langit juga tidak berguna. Pertempuran pasukan besar begini berbeda sama sekali dengan pertandingan silat di kalangan Bu-lim, segala kepandaian boleh dikatakan tidak berguna lagi.

Sebentar kemudian, tiba-tiba di pihak pasukan pemberontak ada suara trompet tanda mundur, segera pasukan berkuda pemberontak itu mengundurkan diri bagai air surut cepatnya, berbareng panah menghambur bagai hujan untuk menahan kejaran lawan. Beberapa kali Ku-bit-su memimpin pasukannya menerjang, tapi selalu tertahan, sebaliknya malah terpanah mati beberapa ribu prajuritnya oleh musuh.

"Korban jatuh terlalu banyak, sementara berhenti menyerang," segera Yalu Hungki memberi perintah.

Pertempuran tadi berlangsung cuma satu jam lebih, tapi sangat dahsyat hingga mayat bergelimpangan, kedua pihak sama-sama jatuh korban tidak sedikit. Sesudah kedua pihak mundur sampai suatu jarak tak tercapai oleh panah, di tanah luang bagian tengah itu penuh berserakan mayat dengan suara rintih tangis yang mengerikan. Maka tertampaklah dari kedua pihak muncul pula suatu pasukan berbaju hitam, masing-masing ada 300 orang banyaknya, agaknya pasukan baju hitam kedua belah pihak ini merupakan pasukan pembersih mayat.

Semula Siau Hong mengira pasukan itu pasti akan menolong prajurit yang terluka untuk dibawa kembali ke tempat sendiri, di luar dugaan prajurit baju hitam itu lantas lolos senjata, semua prajurit musuh yang terluka parah dibinasakan pula, habis membersihkan prajurit yang terluka parah, kemudian ke-600 orang itu berteriakteriak dan saling tempur pula.

Siau Hong melihat ke-600 orang itu semuanya berilmu silat lumayan, pertarungan cukup sengit walaupun tidak sedahsyat tadi. Maka hanya sebentar saja sudah lebih 200 orang terbacok roboh di tanah. Prajurit baju hitam dari pasukan raja lebih tangkas, korban mereka hanya beberapa puluh orang saja, maka kekuatan selanjutnya menjadi dua-tiga orang melawan seorang dan dengan demikian kalah-menang menjadi lebih nyata lagi, tidak lama keadaan berubah lagi menjadi empat-lima orang melawan seorang.

Dan aneh juga, pasukan besar kedua pihak ternyata hanya bersorak memberi semangat saja tanpa memberi bantuan apa-apa. Meski melihat pasukan pihaknya dikalahkan, toh pasukan pemberontak yang jauh lebih besar itu tidak mau membantu. Akhirnya ke-300 prajurit baju hitam pihak pemberontak dibasmi semua, sebaliknya pasukan baju hitam pihak raja masih sisa hampir 150 orang yang kembali dengan hidup.

Diam-diam Siau Hong merasa heran oleh peraturan pertempuran orang Cidan itu. Sementara itu terdengar Yalu Hungki sedang berseru sambil mengangkat tinggi-tinggi goloknya, "Meski pasukan pemberontak berjumlah banyak, tapi semangat tempur mereka sudah patah, jika kita labrak lagi sekali pasti mereka akan kalah dan lari!"

Serentak prajurit dan perwira pasukan kerajaan bersorak-sorai, "Banswe! Banswe!"

Baru lenyap suara sorakan mereka, tiba-tiba terdengar suara tiupan tanduk di pihak pasukan musuh, tiga penunggang kuda tampak maju dengan perlahan. Seorang di bagian tengah membentangkan sehelai kulit, lalu terdengar ia membaca dengan suara lantang. Kiranya apa yang dibacanya itu adalah "maklumat" pemberontak yang diumumkan oleh Hong-thay-siok, katanya Yalu Hungki telah mengangkangi takhtanya, kini Hong-thaysiok telah naik takhta dan setiap prajurit dan perwira kerajaan diharap setia kepada raja baru dan semuanya akan mendapat kenaikan pangkat dan macam-macam bujukan lagi.

Pendekar Negeri Tayli (天龍八部~Thian Liong Pat Poh) - Jin YongМесто, где живут истории. Откройте их для себя