Jilid 39

3K 41 0
                                    

"Cis," Be-hujin meludah, "perempuan hina seperti itu juga kau penujui....."

Belum habis ucapannya mendadak Siau Hong jambak rambutnya terus dibanting keras-keras kelantai sambil mendamprat, "Berani kau olok-olok sepatah kata yang kurang hormat lagi padanya, hm, segera boleh kau rasakan siksaanku yang lebih keji."

Karena bantingan itu, hampir-hampir Be-hujin kelenger, seluruh ruas tulangnya sampai terasa akan rontok. Mendadak ia terbahak-bahak, katanya, "Hahahaha, kiranya... kiranya Kiau-tai enghiong, Kiau-taipangcu kita telah terpikat oleh anak dara itu, Hahahaha, sungguh menggelikan! Jadi Pangcu Kai-pang ingin menjadi Huma-ya (menantu raja) dari putri kerajaan Tayli, Ai, Kiau-pangcu, kusangka segala wanita takkan kau pandang sama sekali, tak tahunya, hahaha....."

Dengan lemas Siau Hong duduk diatas kursi disampingnya, katanya kemudian dengan suara rendah, "Aku memang berharap dapat memandangnya sekejap lagi, akan tetapi....akan tetapi kini tidak dapat lagi."

"Hm, sebab apa?" jengek Be-hujin, "Jika memang betul engkau mengincar dia, dengan kepandaianmu ini masakah tak mampu merebutnya?"

Tapi Siau Hong menggeleng kepala dan tidak menjawabnya, Selang agak lama barulah ia berkata.

"Biarpun mempunyai kepandaian setinggi langit juga takkan mampu merenggutnya kembali lagi."

"Sebab apa? hahaha!"

"Sebab dia sudah mati!"

Suara tawa Be-hujin seketika berhenti, ia agak menyesal mendengar itu, Ia merasa Kiau-pangcu yang congkak dan tinggi hati itu rada-rada kasihan juga.

Untuk sejenak kedua orang tiada yang membuka suara, keadaan hening sebentar, kemudian Siau Hong bangkit dan berkata lagi, "Lukamu sudah terang tak bisa disembuhkan lagi, kamu telah membunuh suami sendiri, dosamu kelewat takaran, biarpun dapat kucarkan Sih-sin-ih juga aku tidak mau mengundangnya untukmu, Hah, apa yang hendak kau katakan lagi?"

Mendengar orang bermaksud membunuhnya, Be-hujin yang tadinya garang itu mendadak ketakutan, katanya, "Amp... ampunilah diriku, jang... jangan membunuhku."

"Baik, memang tidak perlu kuturun tangan sendiri, ujar Siau Hong, lalu hendak tinggal pergi.

Melihat orang tanpa berpaling terus hendak melangkah pergi, kembali rasa gusar nyonya janda durhaka itu memuncak, ia berteriak lagi, "Kiau Hong, kau anjing keparat! Dahulu aku dendam karena kamu tidak sudi memandang barang sekejap padaku, maka aku minta Tai-goan membunuhmu, tapi Tai-goan tidak mau, kemudian aku menghasut Pek Si-kia membunuh Tai-goan, Dan kini... kini kamu masih tetap tidak tertarik sedikitpun kepadaku!"

"Hm, kaubunuh suamimu sendiri, katanya aku yang salah lantaran tidak sudi memandang sekejappun padamu." jengek Siau Hong sambil membalik tubuh kembali, "Huh, dusta sebesar itu siapakah yang mau percaya?"

"Sebantar lagi aku akan mati, buat apa kudustaimu?" sahut Be-hujin, "Hm, kau pandang rendah padaku, maka aku ingin membikin kamu bangkrut habis-habisan, biar namamu rusak dan badanmu hancur, Telah kutemukan surat wasiat Ong-pangcu dalam peti besi Tai-goan hingga mengetahui seluk beluk mengenai dirimu, aku minta Tai-goan supaya membongkar rahasiamu itu didepan umam agar setiap ksatria didunia ini mengetahui dirimu ini keturunan Cidan yang biadab itu, dengan begitu jangan lagi kamu akan tetap menjadi Pangcu Kai-pang, bahkan untuk menancap kaki di Tionggoan juga susah, malahan jiwamu juga akan sulit diselamatkan."

Walaupun Siau Hong tahu wanita itu sudah tak bisa berkutik lagi, tapi demi mendengar ucapannya yang begitu keji, tanpa terasa ia mengkirik juga, Tapi ia lantas menjengek, "Hm, hanya disebabkan Tai-goan Hengte tidak mau menuruti permintaanmu untuk membeberkan rahasiaku, lantas kau bunuh dia?"

Pendekar Negeri Tayli (天龍八部~Thian Liong Pat Poh) - Jin Yongحيث تعيش القصص. اكتشف الآن