Jilid 71

2.9K 32 0
                                    

Melihat serangan Cumoti yang maha dahsyat ftu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Melihat serangan Cumoti yang maha dahsyat ftu. Hi-tiok terpaksa menangkisnya, segera ia gunakan satu jurus "Thian-san-ciat-bwe-jiu" sehingga tenaga pukulan Cumoti dipatahkan.

Cumoti terkesiap karena merasa tenaga pukulan Hi-tiok itu dengan jitu dapat memunahkan serangannya dan jelas adalah Siau bu-siang-kang pula, tapi segera ia berkata dengan tertawa.

"Siausuhu, apakah kepandaianmu ini adalah kepandaian golongan Budha? Kedatanganku ini ingin belajar kenal dengan ilmu sakti Siau-lim-pai, kenapa kamu malah menggunakan kepandaian darl golongan tak karuan? Memangnya Siau-lim-pai yang terkenal hebat di negari Song ini cuma bernama kosong belaka dan tidak mampu melawan ilmu negeri lain yang dekil?"

Cumoti meimang sangat cerdìk, sekalì gebrak dan merasa dirinya sukar menandingi Hi-tiok, maka segera ia mengunakan ucapan itu untut mendesak agar Hi tiok hanya menggunakan ilmu silat Siau-lim-pai saja.

Sudah tentu Hí-tíolc tidak kenal kelicikan orang, jawabnya, "Bakat Siau-ceng terlalu bodoh ilmu silat dari golongan sendiri hanya paham sejurus Lo-han-kun dan Wi to-ciang yang merüpakan dasar pelajaran ilmu silat golongan kami, dengan sendirinya aku tidak sanggup melawan Tai-su."

Cumoti tertawa, katanya, "Jika demikian, jadi kaupun tahu sendiri bukan tandinganku, maka boleh kamu mundur saja."

Hi-tiok mengiakan dan memberi hormat, lalu mengundurkan diri ke tempatnya semula.

Sebaliknya Hian-cu Hongtiang cukup cerdik meski dia tidak tahu dari mana Hi-tiok memperoleh kepandaiannya, tapi dilihat dari beberapa jurus yang dimainkan Hi-tiok tadi terang gerakannya sangat aneh dan bagus. Iwekangnya sangat kuat dan mampu untuk menandingi Cumoti. Dalam keadaan menentukan ini boleh juga Hi-tiok disuruh maju walaupun kalah umpamanya, paling tidak tenaga Cumoti akan susut lebih dulu.

Maka katanya segera, "Tai-lun Beng-ong mengaku mahir ke-72 macam ilmu silat golongan kami, sungguh kami sangat kagum kepada pengetahuanmu yang maha luas itu. Nah, Hi-tiok kamuadalah murid angkatan kelima golongan kita sekarang, mestinya kamu tidak sesuai untuk bergebrak dengan jagoan nomor satu dari negeri Taufan sebagai Beng-Ong, tapi jauh-jauh Beng-ong sudah datang ke sini kesempatan bagus ini sukar dicari, maka bolehlah kau minta petunjuk beberapa jurus kepada Beng-ong dengan kepandaian Ho-han-kun dan Wi-to-ciangmu itu."

Karena diperintah sang Hongtiang, dengan sendirinya Hi-tiok tidak berani membantah, segerà ia mengiakan dan melangkah maju pula, katanya sambil memberi hormat, "Silakan Beng-ong memberi petunjuk!"'

la pikir pihak lawan adalah tokoh ternama, tentu takkan menyerang lebih dahulu, maka segera ia membuka serangan lebih, dulu dalam gaya "Leng-san-pai-hud" (menyembah Budha di gunung suci), yaitu suatu serangan pembukaan darl Wi-to-ciang yang sudah dipelajarinya dengan masak.

Mestinya gerakan "Leng-san-pai-hud" itu Cuma suatu gaya pemberian hormat sebagai tanda merendah diri, tak terpikir bahwa sekarang Hi-tiok sudah penuh dengan lwekang "pak-beng-cin-gi" yang diperolehnya dari Bu gai-cu, ditambah lagi ajaran-ajaran Thian-san Tong-lo dan Li Jiu-sui, bahkan tidak sedikit manfaat yang diperolehnya dari ukiran di dindirg keluar batu bawah tanah Leng ciu-kiong. maka sekali dia bergaya memberi hormat dangan kedua tangannya terangkat, seketika jubahnya lantai mclembung hawa murninya bekerja untuk melindungi seluruh tubuhnya.

Pendekar Negeri Tayli (天龍八部~Thian Liong Pat Poh) - Jin YongWhere stories live. Discover now