Jilid 4

4.6K 60 3
                                    

Kedua alis kakek itu menegak, sinar matanya menyorot tajam, sikapnya keren, tapi tak menjawab. Sebaliknya seorang laki-laki yang berdiri di sebelahnya lantas membentak, "Bangsat kecil, apa kau sudah bosan hidup, berani sembarang mengoceh! Loyacu ini sudi bicara dengan kau, hal ini sudah untung bagimu, apa kau kenal siapa Loyacu ini? Hm, matamu benar-benar buta!"

Melihat lagak kakek itu benar-benar lain dari yang lain, betapa pun timbul juga sedikit rasa hormat Toan Ki, maka sahutnya, "Aku pun tahu Lotiang ini pasti bukan orang sembarangan. Bolehkah mohon tanya siapakah nama Lotiang yang terhormat?"

Belum lagi si kakek menjawab, lelaki tadi sudah berkata pula, "Baiklah, supaya kau bisa mati dengan merem, dengarlah yang jelas. Loyacu ini adalah No-kang-ong, Sam-ciang-coat-beng Cin-loyacu!"

"Sam-ciang-coat-beng?" Toan Ki menegas, "Seorang tua baik-baik, kenapa pakai gelaran yang tak enak didengar itu? Dan kenapa di sebut No-kang-ong pula, Cin-loyacu."

Kiranya No-kang-ong, si raja sungai mengamuk, Sam-ciang-coat-beng atau tiga kali pukulan melenyapkan nyawa, nama lengkapnya adalah Cin Goan-cun. Tidak saja namanya mengguncangkan daerah selatan, terhitung tokoh terkemuka dalam dunia persilatan di wilayah Hunlam, bahkan di sekitar lembah Hongho dan kedua tepi sungai Yangcu, setiap jago silat juga segan pada namanya.

Tak terduga, sesudah mendengar nama dan gelar itu, Toan Ki anggap sepele saja, sedikit pun tidak heran.

Tentu saja No-kang-ong, Sam-ciang-coat-beng Cin Goan-cun sangat gusar. Sejak namanya terkenal, jarang ia mendapat tandingan, sekalipun lawan yang berilmu silat lebih tinggi kalau mendengar namanya juga akan tergetar, sedikit pun tidak berani memandang enteng.

Sudah tentu ia tidak tahu bahwa hakikatnya Toan Ki tidak pernah merantau Kangouw, mengenai seluk-beluk kejadian dunia persilatan, sedikit pun tak diketahuinya, Jangankan nama Sam-ciang-coat-beng Cin Goan-cun, sekalipun gelar "Sam-sian-su-ok", yaitu tokoh-tokoh "tiga orang bajik dan empat manusia jahat" yang diagungkan dunia persilatan, juga takkan membuatnya jeri.

Umumnya jago silat mana pun juga, dalam hal "nama" dipandangnya sangat penting. Maka Cin Goan-cun menyangka perbuatan Toan Ki ini sengaja hendak menghina dirinya, meski dalam hati sangat gusar, namun

melihat sikap Toan Ki yang acuh tak acuh, kalau bukan memiliki ilmu silat yang diandalkan, rasanya pasti tidak berani begitu kurang ajar.

Karena menyangka Toan Ki pasti seorang jago sangat lihai, maka Cin Goan-cun cepat mencegah dua orangnya yang hendak maju melabrak pemuda itu, lalu tanyanya, "Saudara dari golongan dan aliran mana? Siapa gurumu?"

"Untuk belajar, kenapa rewel tentang golongan segala?" sahut Toan Ki. "Cayhe tidak masuk golongan dan aliran mana-mana, guruku khusus meyakinkan 'Kong-yang-ci-hak', namanya kalau kukatakan juga kau tidak kenal."

Meski ilmu silat Cin Goan-cun sangat tinggi, tapi dalam hal ilmu sastra tentang "Kong-yang-ci-hak" segala, selama hidupnya tak pernah mendengar, maka ia menyangka apa yang dikatakan Toan Ki itu tentunya semacam ilmu sakti yang belum pernah dilihatnya. Diam-diam ia merasa syukur dirinya tidak gegabah bertindak, maka ia bertambah hati-hati lagi menghadapi pemuda itu, tanyanya pula, "Lalu kedatangan saudara ini ada urusan apa?"

Melihat Cin Goan-cun makin sungkan pada Toan Ki, semua orang yang hadir di situ menyangka juga pemuda itu pasti seorang tokoh silat pendaman.

Maka terdengar Toan Ki menjawab, "Kedatangan Cayhe ke sini adalah ingin menyampaikan sesuatu kabar pada tuan rumah."

"Kabar apa?" tanya Cin Goan-cun.

Toan Ki menghela napas dulu, lalu sahutnya, "Kedatanganku sudah terlambat, kukatakan atau tidak kabar itu, sama saja."

Pendekar Negeri Tayli (天龍八部~Thian Liong Pat Poh) - Jin Yongحيث تعيش القصص. اكتشف الآن