71 - Ending

43.9K 1.5K 50
                                    

Apa yang kalian pikirkan tentang pernikahan yang terjadi setelah penggerebekan?

Malu? Jelas.

Tapi anehnya, calon mertua seorang Irene Jossi malah tampak bahagia-bahagia saja. Terlepas dari bagaimana anak dan calon menantunya akan menikah nanti. Beliau begitu antusias menggandeng tangan Rene, mengajaknya bepergian ke sana ke mari untuk mempersiapkan pernikahan dan akhirnya, pernikahan yang Mama Louisa impikan untuk putranya, benar-benar terjadi.

"Sayang, sebelum atau pun sesudah kamu menjadi menantu Mama, kamu tetap yang paling Mama sayang. Melebihi anak kandung Mama sendiri malah, makanya, kalau Lucas berbuat jahat padamu nanti, jangan sungkan laporkan pada Mama oke? Mama yang akan memberinya pelajaran dan kamu wajib duduk manis tanpa boleh lelah mengurusi apa pun."

Rene menggenggam kedua tangan Mama Louisa, "Mama. Terima kasih sudah menyayangiku, aku bahkan lupa bagaimana rasanya di berikan kasih sayang tapi Mama memberikan itu untukku tanpa pamrih."

"Jangan sungkan, Mama akan selalu ada untuk Rene. Percaya oke?"

"Akan selalu aku percaya, love you Mam."

"Love you too, sayang."

Mama Louisa mengecup kening Rene, sebelum beralih menghampiri putranya. "Kau sudah alumni menjadi duda, jaga baik-baik anak Mama ya! Jangan kau sentuh dia dengan kasar sedikit pun apalagi kalau kau berani mencubitnya, Mama yang akan turun tangan membalas untuk mencubit ginjalmu!"

Lucas bergidik ngeri, "Mama ini Mamanya siapa sih?"

"Mamanya Irene dong!"

"Pantas, aku seperti anak terbuang."

"Salah! Kamu itu menantu yang tidak di sayang mertua!"

Lucas mengelus dada sabar, Mamanya bersikap manis pada Rene tapi bersikap sangat menyebalkan pada dirinya apalagi dengan wajah tanpa merasa berdosa, Mama turun dan bergabung dengan tamu-tamu yang lainnya, meninggalkan Lucas yang dongkol dan Rene yang terkekeh pelan.

"Sayang, Mamamu sangat menyebalkan."

Tawa Rene pun pecah seketika, "Maafkan Mamaku ya. Lain kali, aku akan meminta Mama lebih rajin mengomeli dirimu."

"Sayang!"

Di antara para tamu, Kath dengan di dampingi Giorgio di sisinya tersenyum melihat Lucas dan Rene yang tertawa bersama. "Mereka sudah bahagia, Kath."

"Kau benar, kapan kau akan ikut bahagia seperti mereka? Jangan mau kalah, Gio. Kau juga pantas bahagia,"

"Benarkah Kakak tersayang?"

Dengan sebal, Kath mencubit pinggang Giorgio. "Akh! Ini namanya kekerasan dalam hubungan Kakak Adik!"

"Halah! Tidak peduli!"

Giorgio mengusap bekal cubitan Kakaknya dengan memperhatikan punggung Kakaknya yang semakin lama semakin menjauh. "Aku pasti bahagia, Kak."

***

Beberapa tahun kemudian ....

"Aih sial! Meleset!"

Bibirnya mengerucut, dia mengambil anak panah baru dan kembali memposisikan bidikannya agar tepat sasaran. Ketika akan melepaskan tembakan, seseorang datang dan berdiri di belakangnya. Seseorang itu seperti memeluknya, padahal sedang membimbing dirinya untuk menembak ke tepat sasaran pada target di depan sana.

"Jika ingin mengenai target dengan sempurna, jangan banyak bicara, fokus, tenang, dan lepaskan!"

"YEAY!"

Perpindahan Dimensi Sang Penulis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang