01 - Sang Penulis

224K 7.9K 473
                                    

Disclaimer:

• Khusus konten merujuk hal dewasa:

• Cerita ini mengandung unsur yang membahayakan.

• Terdapat adegan kekerasan fisik yang menyiksa organ tubuh, hubungan seksual, dan bahasa sarkasme.

• Bagi pembaca, di anjurkan untuk bijak dalam memilih.

• Tidak di perkenankan untuk pembaca di bawah umur.

• Selalu bijak dalam membaca!

─ Tertanda, Sa

Sebelum membaca, awali dengan senyuman!

Smile!

***

Hal yang patut di syukuri, mungkin terlahir sebagai anak yang tidak memiliki Ibu dan Ayah. Kedua orang tuanya tewas dalam kecelakaan pesawat yang merenggut nyawa mereka dalam sesaat. Mereka meninggalkan Rene yang baru berusia 16 tahun, di terjang dengan konflik ekonomi dan keluarga, membuat Rene tumbuh menjadi sosok gadis yang mandiri.

Dia berhasil berdiri dengan kakinya sendiri usai melalui perjalanan dan proses yang tidak mudah selama 12 tahun. Dia yang dulu di anggap remeh juga lemah karena hidup seorang diri tanpa sokongan keluarga, kini di kejar bak pencuri karena hanya dirinya yang mampu membiayai hidup mewah mereka semua yang dulu mencampakkan dirinya.

Menjadi teman seorang Rene, kadang kala, Viona merasa dia pantas menarik Rene pergi dari kota yang penuh masalah ini untuk sahabatnya. Dia juga selalu menyakinkan Rene, jika uang gadis itu lebih dari cukup untuk memulai kehidupan baru di negeri orang. Bertahan disini pun, hanya menambah luka yang tidak kunjung berhasil di sembuhkan.

Dengan secangkir kopi susu, Rene memainkan jemarinya dengan lincah di atas keyboard laptop, matanya dengan kaca mata minus menjadi penambah betapa gesit dia menyampaikan isi kepalanya. Di susul dengan kedatangan Viona bersama senyum secerah matahari pagi, dia berseru dengan penuh semangat pada Rene yang membalas seadanya.

"Re! Lo harus dengerin gue!" Viona mengambil tangan Rene yang semua sibuk dengan keyboard lalu menggenggam erat, "Hidup lo masih panjang, Re. Dengan lo bertahan di sini, lo bisa mati muda dengan diagnosa darah tinggi! Atau parahnya, serangan jantung!"

"Lo doain gue biar cepet mati?" Buru-buru Viona menggelengkan kepalanya, "Enggak gitu! Maksudnya, biar hidup lo damai dan enggak ada lagi yang repot ngambil uang lo padahal itu bukan hak mereka! Ayolah, Re. Lo masih muda, lo enggak mau nikah kan? Nah, mending lo cabut aja sekalian dari sini."

"Come on, Vi. Arteri dan Vena akan segera terbit dalam bentuk buku, gue enggak mungkin ke tempat lain yang membutuhkan jangka waktu panjang. Karir gue sebagai penulis juga sangat penting," Ucapnya sembari melepas kaca mata dan menutup layar laptopnya.

"Re, gue bisa kok menghandle urusan buku Arteri dan Vena! Tenang aja, semuanya juga biasanya aman sama gue."

"Thanks, Vi. Lo emang sahabat terbaik gue, tapi untuk kali ini, biarin gue bertahan dengan hidup gue di sini."

"Aih! Lo mengecewakan, Re."

"Sorry,"

Viona mengaduk-aduk minuman yang dia pesan barusan, gadis itu menatap ke arah Rene. "Lo bakal pergi ke Jakarta? Buat meet and great?"

Perpindahan Dimensi Sang Penulis Where stories live. Discover now