56 - Pertemuan Kedua

23.9K 1.8K 365
                                    

Berjalan semakin jauh, Rene memegang keningnya yang terasa pusing dan tubuhnya yang memiliki reaksi berbeda. Dia berjalan sempoyongan sembari berpegangan pada dinding atau apa pun yang bisa menumpu tubuhnya agar tidak terjatuh. Saat akan masuk lift, seorang pria mendekati dirinya dan lancang menyentuh pinggangnya.

"Cantik sekali, bagaimana jika kita bersenang-senang?"

Rene menatapnya bengis, wanita itu menepis tangan yang lancang menyentuh pinggangnya. Dia berjalan mundur, "Menjauh! Dasar pria jelek!"

"Kau!"

Pria itu marah saat di katakan jelek oleh Rene, dia mendekat untuk menarik Rene dan memberinya pelajaran tapi Rene sudah lebih dulu lari ke tangga darurat. Wanita itu melihat ke atas di mana si pria yang mengejarnya, dia semakin mempercepat lari menuruni tangga darurat dengan berpegangan kuat-kuat pada pembatas tangga.

Tubuhnya semakin tidak karuan dan kepalanya juga ikut semakin pusing, Rene tidak boleh terjebak pada pria sialan yang lancang menyentuhnya itu. Ketika tiba di dasar, Rene membuka pintu tangga darurat yang membawanya ke basement. Wanita itu berlari dan si pria yang semakin mendekat. Tidak ada cara lain, hanya ada satu mobil menyala yang ada di depannya.

Dia pun membuka pintu dan masuk dengan tiba-tiba, "Tolong jalankan mobilnya! Tolong bantu aku! Tolong!"

Beberapa jam sebelumnya ....

Lucas memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana, pria itu berjalan dengan pandangan lurus ke depan dan telinga yang aktif mendengarkan. "Jadi, Tuan. Pengembangan hotel ini akan semakin maju dari tahun ke tahun dan keuntungan yang kita dapatkan akan berjangka waktu panjang, ini akan sangat menguntungkan."

Lucas mengangguk, dia menatap asisten Ben. "Kerja sama di tolak,"

Dan si pria yang mendengarnya, membulatkan mata. "Tuan?"

"Tidak ada lagi kan yang harus di bicarakan? Ben, ayo pergi."

"Baik, Tuan. Saya akan mengambil mobil,"

"No! Aku ikut ke basement,"

"Baik, Tuan."

Keduanya pergi meninggalkan pemilik hotel yang mengepalkan kedua tangannya erat, dia sudah menyiapkan banyak wanita cantik untuk di jadikan hadiah tapi Lucas malah menolak kerja sama. Pemilik hotel langsung melempar apa pun yang dia pegang dan pergi dengan amarah menggebu. Saat akan masuk lift, dia berpapasan dengan wanita cantik yang sepertinya mabuk.

Dia pun mendekat, dan menyentuh pinggangnya. "Cantik sekali, bagaimana jika kita bersenang-senang?" Dan mendapat tatapan bengis dari wanita mabuk ini, dia merasa semakin tertantang.

Lalu ucapan wanita di depannya, membuatnya merasa marah. "Menjauh! Dasar pria jelek!"

"Kau!"

Aksi kejar-kejaran pun tidak terelakan, hingga Rene tampak masuk ke dalam mobil yang membuat pria pemilik hotel menghentikan langkahnya.

Di dalam mobil, asisten Ben menatap terkejut pada wanita yang tiba-tiba masuk ke dalam mobil. Dia melirik Tuannya melalui spion dalam dan melihat Lucas mengangguk, dia pun melajukan mobilnya menjauh. Barulah Rene bisa menghela napasnya lega sembari menyandarkan punggung di sandaran kursi.

Wanita itu baru sadar jika di sampingnya ada orang lain, dia menoleh, dan memiringkan kepalanya. "Apa aku mimpi? Aku melihat Lucas, suamiku."

Deg.

Hampir saja asisten Ben menginjak pedal rem secara mendadak tapi beruntung, dia cepat tersadar dan hanya melirik sekilas Tuannya dari spion. Tuannya yang semula menatap keluar kaca jendela, kini memusatkan pandangan pada Rene. "Ulangi!"

Perpindahan Dimensi Sang Penulis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang