53 - Keindahan Di Kapal Pesiar

25.9K 1.8K 257
                                    

"Dia bernama Irene Jossi, seorang anak yatim piatu dan bekerja sebagai seorang penulis. Usianya dua puluh delapan tahun dan baru kembali dari Malaysia, setelah enam hari pergi."

Dia memiliki nama yang sama dengan mendiang istrinya, Lucas memijat pelipisnya yang berdenyut. Rasanya benar-benar sulit sekali untuk dirinya cerna, melihat Rene, Lucas seperti melihat mendiang istrinya yang meninggal 6 tahun lalu karena kecelakaan lalu lintas saat sedang menuju ke kantor keluarganya.

"Apa dia memiliki seorang kekasih?"

"Dari data yang kami temukan, dia tidak memiliki seorang kekasih bahkan tidak ada catatan jika dia pernah menjalin kasih."

Dia juga sama seperti mendiang istrinya, yang untuk pertama kalinya, menjalin hubungan dengan Lucas lalu mereka menikah dan memiliki si tampan Ezekiel. "Ben, jika aku─"

"Papa!"

Asisten Ben menunduk dan memilih pergi dari ruangan Tuannya, dia memberi ruang untuk Ezekiel bicara dengan Papanya. "Ada apa, Nak?"

"Aku mau Mama!"

Satu alis Lucas terangkat, ini adalah suatu hal yang langka. Tiap kali Lucas mengikuti kencan buta yang Ibunya atur, Ezekiel pasti akan menolak hadirnya Ibu tiri tapi sekarang, dia sendiri yang memintanya. "Kau yakin? Bukankah kau tidak ingin memiliki Ibu tiri?"

"Papa lihat ini!"

Kemarin, Paman Vino mengirimkan data tentang wanita yang Ezekiel tabrak di bandara dan pemilik koper yang Bibi pelayan bawa. Dia menunjukkan foto Rene, "Tante ini. Aku mau Tante ini untuk jadi Mamaku, Pah! Aku juga sudah negosiasi dengan Mama, Mama setuju katanya."

"Mama setuju?" Lucas mengusap puncak kepala putranya yang langsung mengangguk antusias.

"Iya, Pah! Mama sangat setuju, kata Mama, Papa dan aku harus bahagia dengan wanita yang bisa mencintai Papa dan aku dengan tulus! Mama datang ke mimpiku, Pah. Semalam!"

Pantas saja putranya begitu antusias, ternyata mendiang Mamanya baru saja mendatangi mimpinya. "Ya, Pah? Ya, Pah? Aku mau Mama,"

"Papa usahakan ya, Nak."

"Yes! Thank you, Papa!"

***

Rene memandang laptop di hadapannya, dia kembali sibuk berkutat dengan begitu banyak huruf demi huruf. Pekerjaannya sekarang, bukan CEO seperti di dimensi kedua tapi seorang penulis yang karyanya sudah ada di mana-mana dan di kenal semua orang. Rene meraih gelasnya, dia menyeruput kopi yang sengaja dia pesan untuk menemaninya menulis hari ini.

"Rene! Anyeong!"

Rene menoleh, dia menatap Viona yang selalu ceria. "Kenapa?"

"Nanti malam mau ikut enggak?"

"Ikut kemana?"

"Kau tahu kan? Kekasihku yang paling tampan itu bekerja sebagai nahkoda kapal pesiar, nah dia bilang, akan ada pesta di kapal pesiar. Pesta para orang kaya, ayo ikut, Re!"

"Enggak deh,"

"Re, please." Jika Viona sudah memasang wajah memohon, Rene sulit sekali untuk menolak.

"Tapi lagi miskin,"

"Tenang! Pacarku yang membiayai,"

"Oke!"

Sore harinya, Viona dan Rene pergi ke pelabuhan. Keduanya masuk ke dalam kapal pesiar yang akan di kendalikan oleh kekasih dari Viona, benar apa kata Viona, kapal pesiar ini ada pesta yang diisi semua orang-orang kaya. Rene tidak berminat untuk ikut melihat pesta seperti Viona, Rene lebih memilih berdiri di tempat yang lebih sepi sembari memandang lautan yang perlahan menggelap karena menjelang malam.

Semakin lama, kapal semakin ke tengah lautan untuk menyebrangi lautan menuju sebuah pulau. Rene mengusap pipinya yang terasa seperti hampir beku dan akhirnya, Rene berjalan untuk kembali ke tempatnya istirahat.

***

"Cheers!"

Lucas menenggak sloki entah yang ke berapa, dia melihat suasana lautan yang begitu tenang. "Luc, sudah lama kau menduda. Apa tidak ada keinginanmu untuk menikah lagi?"

"Ada,"

Para wanita yang mendengarnya langsung merasa penasaran, "Kau serius? Siapa calonnya? Apa wanita-wanita di sini boleh mengambil posisi?"

Lucas tidak menjawab, pria itu berdiri dan meninggalkan acara menuju ke tempat yang lebih tenang. Tapi keberadaan seseorang membuatnya ingin mengikuti, wajah dan bentuk tubuh yang persis seperti istrinya, membuat Lucas seakan memang melihat jika wanita itu adalah istrinya. Dia terus mengikuti, bahkan menahan pintu saat Rene hendak masuk ke kamarnya.

Rene berbalik badan, dia melihat Lucas yang menatapnya dengan tatapan .... "Lucas?"

"Sayang, aku merindukanmu."

Yang Lucas rindukan pasti mendiang istrinya, bukan Rene. Rene pun mencoba melepaskan lilitan tangan Lucas yang tiba-tiba memeluknya, tapi semua itu sia-sia. Kerinduan yang membuncah di dada, membuat Lucas berpikir, jika tidak mungkin ada orang yang memiliki kemiripan 100 persen di dunia ini dengan istrinya. Wanita di depannya ini, pasti istrinya! Istrinya tidak meninggal!

Lucas memegang pipi Rene, pria itu memiringkan kepalanya dan memangut bibir Rene dengan sangat lembut. Rene terkejut, sentuhan Lucas masih sama lembutnya seperti saat dirinya menjadi Irene Jossi di dimensi kedua. Rene ingin memiliki pertahanan kuat, tapi apalah daya, jika menyangkut Lucas, Rene akan lemah untuk bertahan.

Dia pun melingkari kedua tangannya di leher Lucas, membuat Lucas mengangkatnya ke gendongan depan dan membawanya masuk ke dalam kamar yang tadi akan Rene masuki. Keduanya terus berciuman dengan menuntut, Rene pun tidak bisa menampik jika dia merindukan suaminya ini di dimensi kedua. Di dimensi pertama, entah Lucas pernah menjadi suami dari wanita mana.

Ketika Lucas duduk di ranjang dengan Rene di pangkuannya, Rene hanya diam dengan napas memburu, melihat jemari Lucas yang melepas kancing bajunya satu persatu. Ketika bajunya terlepas, Rene juga ikut melepas kancing kemeja Lucas dan melemparnya ke atas lantai. Lucas membalikkan posisi, dia mengukung tubuh indah Rene yang di mana, wanita itu terus menatap dalam ke manik mata Lucas.

Ciuman kembali keduanya lakukan dengan tangan Lucas yang semakin cepat melepaskan pakaian Rene, ketika keduanya telah sama-sama tak berpakaian dengan peluh keringat yang mulai membanjiri. Rene memegang bahu Lucas, dia menggigit bibir bawahnya. Kini, dia dalam situasi yang berbeda. Lucas bukan lagi suaminya, tapi ketika sesuatu terasa menekan miliknya, Rene menggeliat.

Dia memeluk punggung Lucas dengan sangat erat bahkan tidak sadar mencakarnya, "Lucas!"

"Sebentar, sayang."

Lucas terus menekan miliknya hingga berhasil mengoyak pertahanan Rene di bawah sana bersama dengan teriakan Rene yang terdengar tertahan. Jadi ini, rasanya bagaimana saat bercinta untuk pertama kalinya. Rene belum bisa beradaptasi, dia terus mengigit leher Lucas untuk mengalihkan rasa sakit yang membuatnya seperti baru saja di belah menjadi dua.

"Lucas," Rene terus menggeliat, dia menahan napas ketika Lucas menciumi lehernya dan perlahan bergerak di atas tubuhnya.

Sesuatu hal yang dulu biasa mereka lakukan dengan status suami istri, kini kembali mereka lakukan dalam situasi yang berbeda bahkan di dunia yang berbeda. Tapi permainan Lucas tetap sama, dia begitu lembut memperlakukan Rene.

***

200 komentar untuk selanjutnya!!

Cie, Lucas ketemu Rene lagi.

Gimana giman? Mau lanjut gaaa???

Mereka ketemu di dunia yang sebenarnya loh, xixi

Byeee!!

Perpindahan Dimensi Sang Penulis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang