23 - Permainan Dimensi

57.3K 3.9K 236
                                    

"Kenapa banyak sekali wanita yang menjadi tokoh ketiga dalam rumah tanggaku?"

"Karena itu ujian untuk pernikahanmu, Rene. Tuhan tahu, kau akan mudah menyingkirkan pria yang mendekatimu tapi tidak dengan wanita yang mendekati Lucas. Dia pria tampan dan memiliki harta kekayaan yang melimpah, di dekati banyak wanita adalah hal biasa untuknya."

"Tapi apa harus? Aku benci dengan semua pelakor di dunia ini, Duton. Aku muak melihat mereka semua yang bertindak seperti tidak punya harga diri, mereka mempermalukan gender wanita. Aku sebagai wanita, merasa sangat-sangat malu!"

Rene melempar batu di tangannya ke danau di depan sana, "Aku ingin kembali ke duniaku, Duton. Aku tidak ingin di sini, usiaku di sini memang sudah tiga puluh tahun tapi jiwaku seakan stuck di usia dua puluh delapan tahun. Usia di mana aku masih sibuk memikirkan, di terbitkan di penerbit mana karya-karyaku?"

"Irene, kau abadi di sini. Kau tidak bisa kembali ke dimensi pertama, tidak ada cara apa pun untuk kau kembali ke sana. Nikmati apa yang ada, pastikan perasaanmu, benar kau mencintainya atau tidak? Jika tidak, masih banyak pria tampan di dunia ini yang menginginkan dirimu, Rene. Jangan ragu untuk mengikuti apa kata hatimu,"

"Duton, kau pria yang jantan. Bisakah kau saja yang menjadi suamiku?"

"Apa kau siap menjadi setan sepertiku? Kau menganggap aku sebagai setan kan?"

"Tidak, sekarang aku menganggap dirimu sebagai vampire."

"Terserah," Duton menghilang dengan asap putih yang pastinya memudar. Meninggalkan Rene yang menghela napasnya kasar, Rene jadi penasaran, alasan apa yang membuat Giorgio meninggalkan dirinya. "Aku baru mampir ke sini tapi sudah banyak yang mati. Friska dan keluarganya, pria yang menculik aku, Gideon, Viona, nanti siapa lagi yang akan mati karena aku?"

"Dunia ini mengerikan, aku butuh sahabatku, semua sahabatku."

"Duton! Jika aku bunuh diri, apa aku akan terlahir kembali?"

Sayup-sayup, terdengar jawaban atas pertanyaannya. "Tidak, kau abadi di sini."

"Sial!"

***

"Sayang, are you okay?"

Rene menatap Lucas lalu mengangguk, entah mengapa, perasaannya pada Lucas seperti biasa saja. Seperti tidak ada sesuatu yang menarik, yang membuatnya menginginkan Lucas. "Lucas, aku ingin tidur dengan Ezekiel."

"Baiklah, selamat tidur, sayang."

Rene pergi ke kamar Ezekiel, wanita itu memandang wajah tampan Ezekiel. "Jika Tuhan memberi Mama kesempatan untuk memilih takdir, Mama akan tetap memilihmu sebagai anak Mama tapi tanpa Papamu. Mama tidak suka pria yang tidak memiliki pendirian dan tidak tegas sama sekali, Mama tidak tahu apa yang terjadi lima tahun lalu tapi yang pasti, sesuatu yang besar pasti sudah terjadi kan?"

Dia mengecup lama kening Ezekiel lalu berbaring di samping putra tampannya, tanpa tahu jika Ezekiel mendengar semuanya. Bocah laki-laki itu menatap Mamanya yang dengan mudah terlelap, "Jika Tuhan melahirkan kembali diriku, aku akan tetap memilih Mama sebagai Mama terbaikku. Aku tahu, perjalanan Mama menjalani hidup selama ini memang tidak mudah. Aku ingin Mama bahagia dan terlepas dari belenggu kesakitan,"

"Butuh ribuan tahun untuk manusia menemukan takdir yang sesuai dengan keinginannya," Kening Ezekiel berkerut, dia mendengar sebuah suara tapi tidak melihat siapa yang bicara. Dia pun pelan-pelan turun dari ranjang, pergi ke balkon dan memeriksa semua ruangan di kamarnya, bahkan dia memeriksa kolong ranjang. Tidak ada satu pun wujud yang terlihat. "Tidak perlu mencari aku, cukup tahu jika aku ada dan suaraku bisa kau dengar."

Perpindahan Dimensi Sang Penulis Место, где живут истории. Откройте их для себя