21 - Keraguan

65.3K 4K 41
                                    

"Tuan, Anda tidak bisa membunuhnya."

"Kenapa?"

"Lihat semua ini,"

Lucas mengepalkan kedua tangannya erat, jika biasanya dia bisa dengan mudah membunuh siapa pun maka sekarang, terhalang. "Tetap bunuh dia!"

"Tapi Nyonya akan membenci Anda, Tuan."

"Tidak usah membunuhnya kalau begitu,"

Asisten Ben mengusap tengkuk lehernya yang tidak gatal, dia pun mengangguk. "Ada lagi yang perlu saya kerjakan, Tuan?"

"Ada!"

"Apa, Tuan?"

"Cari sekretaris baru,".

"Bukankah sudah ada Daeva Ludovic?"

"Ganti! Yang pria! Eh jangan," Lucas sibuk dengan isi kepalanya sendiri. Jika sekretarisnya perempuan, maka Rene yang terus cemburu pada dirinya. Jika sekretaris utamanya seorang pria dan Rene sekretaris kedua, maka Lucas yang akan di hantui kecemburuan setiap harinya. Ini terdengar sangat tidak adil! "Tidak jadi ganti,"

Tuan ini memang agak labil seperti remaja yang baru mengalami masa cinta monyet, asisten Ben pun mengangguk dan pamit pergi dari ruangan Tuannya. Tepat setelah asisten Ben pergi, Rene dengan kemeja kebesaran Lucas, berjalan dari dalam kamar. "Halo Tuan! Sekretaris plus-plus dirimu sudah mandi!"

Lucas tertawa, dia merentangkan kedua tangannya yang dengan senang hati, Rene duduk di pangkuannya. "Jika sekretarisku seksi dan secantik ini, aku akan betah berlama-lama di kantor." Niat hati ingin menggoda istrinya, tapi melihat mata memicing, Lucas mendadak gelisah.

"Oh, jadi selama ini, kau terus lembur karena punya sekretaris seksi dan cantik? Begitu?!"

"Enggak gitu, sayang. Maksudku─"

"Apa?! Maksudmu, dia lebih seksi dan cantik dari aku begitu? Ih! Dasar pria cabul!"

"H-ha? Cabul? Aku?"

Rene membuang pandangannya, dia cemberut karena sebal. "Ya Tuhan, sayang. Aku jadi ragu jika kau sudah memasuki usia kepala tiga,"

"Oh, jadi maksudmu, aku sudah tua? Iya?! Siapa suruh menikahiku di usia tua?!"

Rene selalu salah paham dengan semua yang suaminya katakan, entah mengapa, tapi Lucas merasa, istrinya ini memang jauh lebih sensitif sekarang. "Sayang,"

"Apa?! Mau cari sekretaris seksi?!"

"Bukan, astaga. Aku cuma mau tanya, kamu lagi datang bulan?"

Rene terdiam, dia tiba-tiba berdiri dari pangkuan Lucas. "Upsi! Aku lupa!" Rene menyengir, "Aku keluar dengan kemeja kamu karena dress punyaku ternoda darah. Bisakah belikan aku pembalut?"

Lucas tersenyum dengan paksa, "Apa pun untukmu, sayang."

"Harus kamu yang beli!"

"Iya, aku yang beli."

Lucas mengecup kening Rene dan pergi ke mini market, sampai di sana, dia malah kebingungan melihat serangkaian pembalut berbeda merek yang penjaga mini market beri tahu dirinya. "Tolong kemas semuanya!"

"Semua, Tuan?"

"Iya! Sekalian stok di gudang kalian,"

Rene menganga bukan main, melihat suaminya datang dengan berdus-dus pembalut. "Lucas? Kau ingin berjualan pembalut?"

"Hm? Tidak, sayang. Tapi kalau kamu merasa kurang, masih ada tiga truk di depan."

"T-tiga truk?"

Sepertinya, menyuruh pria berbelanja adalah kesalahan besar. Rene hanya butuh satu pack, bukan satu pabrik.

Perpindahan Dimensi Sang Penulis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang