57 - Mobil Bergoyang

28.4K 1.8K 385
                                    

Tangannya yang besar mengusap lembut pinggang Rene dari dalam pakaian yang wanita itu kenakan, dia menunduk, kembali menciumi leher Rene dan meninggalkan banyak bekas keunguan di sana. Menyadari jika Rene memberikan lampu hijau untuknya, Lucas pun semakin berani untuk bertindak lebih intim lagi.

Dia menekan tombol di dekat kursi, membuat kursi yang di duduknya terbentang layaknya kasur. Pria itu membaringkan Rene di sana dengan hati-hati seakan Rene adalah benda berharga yang mudah hancur, "Kau nyaman, hm?"

Rene menatap Lucas yang memandangnya lembut namun tersirat kabut gairah, wanita itu terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk. "Nyaman,"

"Ada yang sakit? Kursinya kurang empuk?" Dengan wajah yang semakin merona, Rene menggigit bibir bawahnya, dia terlalu malu untuk menjawab tapi tingkahnya membuat Lucas semakin merasa gemas bukan main. Dia pun menaikkan dress yang Rene kenakan, melepas celana dalam yang Rene kenakan, bergantian dengan dirinya yang melepas ikat pinggang dan menurunkan celananya mau pun celana dalamnya.

"Katakan jika sakit, aku akan berhenti, oke?"

"Huum,"

Rene mengangguk, dia mengalungkan tangannya di leher Lucas, membiarkan pria itu memasukan perlahan miliknya ke dalam milik Rene yang lebih mudah untuk dia masuki dari yang pertama saat malam di kapal pesiar. Ini kali kedua Lucas bercinta dengan wanita lain selain mendiang istrinya, anehnya, Lucas tidak merasa bersalah.

Seakan yang dia sentuh, memanglah istrinya yang membuatnya tidak perlu merasa bersalah. Untuk kali ini, Lucas menepis segala pemikirannya dan fokus untuk membuat Rene merasa terpuaskan. Tentunya, kenyamanan Rene adalah yang utama. Dia terus menghujam perlahan, yang semula pelan, menjadi cepat mengejar puncak kenikmatan yang akan di raih bersama.

Di mobil lain, asisten Ben berusaha untuk tidak melihat ke arah mobil Lucas tapi dia harus tetap menjaga mobil itu dari ancaman musuh. Melihat bagaimana mobil bergoyang, asisten Ben mengusap tengkuknya yang tiba-tiba merinding. "Apa sudah waktunya untuk aku mengencani wanita dan menikah?"

"Anda bicara sesuatu, Tuan?"

"Ah, tidak. Fokus saja menjaga keamanan,"

"Baik, Tuan."

Sekian waktu berlalu, di dalam mobil, Lucas memeluk erat wanita yang berada di bawah tubuhnya. Pria itu mengecup kening Rene dan beralih mengecup bibirnya, "Kita cari hotel terdekat." Lucas melepas penyatuan, dia membenarkan celananya dan menurunkan dress Rene, tidak lupa menurunkan partisi yang menjadi pembatas.

Lucas turun lebih dulu dari mobil, membuat asisten Ben yang berjaga, langsung duduk tegak. Dia mendadak melihat ke arah jam di tangannya, "Hanya dua puluh menit? Cepat sekali," gumamnya, tapi tetap dia memerintahkan semua anak buahnya agar siaga untuk mengikuti kepergian mobil.

Bahkan tanpa di suruh, asisten Ben menghubungi pihak hotel terdekat agar mengurus tempat untuk Lucas istirahat. Dan melihat bagaimana Lucas menggendong Rene lalu memindahkan ke kursi depan, asisten Ben tidak kuasa menahan senyumnya. Setelah sekian tahun, akhirnya, asisten Ben bisa melihat Tuannya menggendong wanita lain selain mendiang istrinya dan Nyonya Louisa.

"Semoga, wanita yang saat ini bersama Anda, akan menjadi wanita terakhir yang mendampingi Anda sampai maut tiba."

***

Dua kali bercinta.

Di dua kendaraan pula.

Lucas mengepulkan asap rokok di balkon presidential suite milik hotel yang masih dalam naungan perusahaannya. Pria itu hanya memakai kimono mandi, dengan menyugar rambutnya sembari menghisap rokok. Di dalam kamar, wanita yang berhasil mencuri perhatiannya, tengah tertidur setelah kembali di gempur oleh Lucas untuk yang ketiga kalinya.

Perpindahan Dimensi Sang Penulis Where stories live. Discover now