08 - Opsi Kedua

86.8K 5.5K 22
                                    

Mulutnya menganga, dia menatap tidak percaya pada semua keindahan di rooftop lantai 10. Rene baru menyadari, jika kediaman ini sangat luas luar biasa. Ada begitu banyak bangunan lain di sekeliling, bangunan yang berada mengelilingi kediaman utama ini. Dari kejauhan, Rene melihat ada lapangan berkuda, lapangan golf, lapangan basket, lapangan sepak bola, dan masih banyak lagi.

Seberapa kaya Lucas di Negera ini? Kekayaannya seperti tidak manusiawi dan sangat fantasi, tapi tidak masalah, karena Rene akan ikut menikmati semuanya. "Di mana kamar kita, Lucas?"

"Di sana, ayo ikut aku."

Rene kembali terpukau, melihat kamar yang jauh lebih luas dan mewah dari kamar di lantai 4. "Ini indah! Aku mau tidur di sini!"

"Dengan senang hati, sayang."

Rene tersenyum manis ke arah Lucas, jika sikap Lucas semanis ini pada dirinya, Rene semakin penasaran dengan kehidupannya 5 tahun lalu di sini. Dia pun masuk ke dalam kamar mandi, dia mencoba mengajak bicara si Duton. "Dut, gue penasaran sama kehidupan gue lima tahun lalu."

"Bisakah hilangkan kata gue? Kau semakin tidak cocok dengan kalimat itu!"

"Ish, iya-iya! Aku penasaran sama kehidupanku di lima tahun lalu, bisa jelaskan?"

"Bisa, tapi ada syaratnya."

"Syarat? Apa syaratnya?"

"Jika kau ingin mengingat kehidupanmu lima tahun lalu atau bahkan dari kamu lahir di dimensi kedua tapi dengan ingatanmu tentang dimensi pertama hilang. Saat ini, kau masih menggunakan opsi kebalikannya. Kau mengingat kehidupanmu di dimensi pertama tapi lupa dengan kehidupanmu di dimensi kedua,"

"Kalau aku memilih opsi pertama, apa aku juga akan melupakan dirimu?"

"Tidak, karena aku ada sebagai jin pendamping. Kau membutuhkan aku suatu saat, tapi aku sarankan, tetap memilih opsi kedua karena kehidupan dimensi pertama yang akan membantumu menyelesaikan permasalahan di dimensi kedua."

"Tapi aku penasaran!"

"Lambat laun, kau akan tahu segalanya. Bersabarlah,"

Setelah itu, si Duton menghilang seperti asap. Rene pun mengembuskan napasnya kasar, dia membasuh wajahnya dan keluar untuk sarapan bersama dengan Lucas di lantai dasar.

***

Di meja makan, sudah ada si Tuan muda Elguerro yang menatap jengah kedatangan Lucas dan Rene. Berbeda dengan Lanie yang merasa ikut bahagia saat Tuan dan Nyonya turun dengan bergandengan tangan. Mereka terlihat serasi, apalagi saat Lucas mengusap puncak kepala putranya, semakin terlihat manis saja keluarga harmonis ini.

"Iel, jaga sorot matamu."

Ezekiel mendengus dan membuang pandangannya, Rene melihat Ezekiel dengan perasaan campur aduk. Mereka pun menikmati sarapan dalam diam, selesai sarapan, Lucas membawa putranya ke ruang keluarga. "Aku harus pergi, ada latihan basket." Ezekiel sudah berdiri tapi Lucas menatapnya tajam dan memintanya untuk kembali duduk, dia pun mendengus dingin.

"Kamu ini kenapa? Papa sudah berkali-kali bilang, buang sikap tidak sopanmu, Ezekiel!"

"Tidak bisa sebelum Papa kembalikan Mamaku!"

Rene mengerutkan keningnya, tambah bingung saat mendengar ucapan Lucas. "Mamamu sudah ada di sini! Siapa lagi yang kau cari?!"

"Dia bukan Mamaku! Perusak ini hanya datang sebagai benalu dalam hidupku!"

Perpindahan Dimensi Sang Penulis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang