64 - Terciduk

Mulai dari awal
                                    

***

Rene memiliki prinsip, orang-orang di sekelilingnya yang tidak mendapat kebahagiaan di dimensi kedua, mereka harus bahagia di sini. Mungkin, Rene akan melukai Viona dengan fakta yang dia bawa. Tapi setidaknya, biarkan hanya Viona yang terluka tanpa cinta di hatinya untuk Giorgio dan dia akan sembuh dengan seseorang yang memang dia cintai.

Sedangkan Daniela, dia terluka saat harus melalui masa kehamilan seorang diri bahkan pria yang menghamilinya, tidak mengakui bayi yang dia kandung. Saat melahirkan, Daniela juga berjuang seorang diri bahkan membesarkan anaknya sendiri. Jika Rene membiarkan fakta itu tersembunyi, maka korban yang terluka bukan hanya satu.

Ada Daniela, Eireen, dan mungkin saja Giorgio yang akan di hantui rasa bersalah seumur hidup. Langkah yang Rene pilih sudah terbilang tepat, dia pun masuk ke dalam rumahnya, dia berganti pakaian dengan piyama tidur dan mematut dirinya di depan cermin besar sembari mengusap lembut perutnya. "Sayangnya Mama, kau harus baik-baik saja di dalam sana dan lahir dengan sehat tanpa kurang apa pun, oke?"

Drrt ....

"Lucas?"

"Aku di depan rumahmu,"

"Kau di rumahku?!"

Rene langsung menurunkan bajunya dan melangkah membuka pintu, melihat Lucas yang benar-benar berdiri di sana. Lucas yang melihat piyama tidur Rene, terdiam dengan jakun naik turun. "Kau tidak berniat menggodaku kan?"

"Mesum!"

Rene hampir menutup pintu tapi di tahan tangan Lucas, pria itu terkekeh pelan. "Aku bercanda, boleh aku masuk?"

"Kau bertanya? Maka jawabannya, tentu saja tidak!!"

"Ayolah, Irene."

"Kalau ujung-ujungnya memaksa, ya masuk saja! Dasar mesum!"

Dekat Lucas, bawaannya memang kesal terus, Rene tidak tahu kenapa. Tapi dia senang, dia pun membiarkan Lucas duduk di sofa tunggal ruang tamu sedangkan dirinya, pergi ke dapur untuk membuatkan minuman.

"Lucas, aku sedang tidak mood memasukan racun, jadi cepatlah habiskan lalu pulang."

"Kau mengusirku?"

"Dengan kata lain, begitu."

Lucas mendengus, tapi tak urung dia mengambil teh yang Rene buat dan menghirup aromanya. Baru menghirup, Lucas sudah punya firasat buruk, di tambah Rene yang seperti menatapnya penuh arti. Meski begitu, Lucas tetap meminumnya sedikit yang rasanya, seperti tersangkut di tenggorokan.

Glek.

Melihat raut wajah Lucas, Rene menahan tawa. "Kenapa Lucas? Apa minuman buatanku tidak enak?"

Lucas memaksa agar air yang tersangkut di tenggorokannya untuk tertelan, dia pun berdehem. "Mirip air laut,"

"Kau menghina minuman buatanku?"

"Tidak, aku hanya mencoba berkata jujur tapi karena kau sudah membuatnya, akan aku habiskan."

Tawa Rene pun pecah, dia sengaja memasukan garam ke dalam minuman karena entah mengapa, dia begitu ingin mengerjai Lucas. Sebab di dimensi kedua, mereka ini terlalu banyak bucinnya dari pada saling mengerjai satu sama lain. Dan Lucas yang tahu jika dirinya di jahili, dia tidak ingin tinggal diam.

Dia pun pindah duduk ke samping Rene yang memang duduk di sofa panjang, tanpa permisi, Lucas berbaring dengan paha Rene sebagai bantalan. Bahkan, dia tidak meminta izin dan langsung menyingkap baju piyama Rene, memasukan kepalanya ke dalam baju Rene hingga bisa mengecup secara langsung perutnya.

Rene yang mendapat sentuhan mendadak, tubuhnya menegang seketika. Dia seperti terkena bom waktu yang sulit untuk dirinya kendalikan, bahkan tawa dan senyum di wajahnya langsung lenyap. Dalam hati Lucas, dia berbicara, memangnya hanya dia saja yang bisa berbuat jahil? Lucas dengan sengaja, mengecup basah bahkan menggigit kecil perut Rene hingga wanita itu tidak sengaja memukul kepalanya.

Lucas mengaduh, dia mengusap kepalanya yang menjadi korban samsak seorang Rene.

"M-maaf! Habisnya, kau segala gigit!"

Lucas mendengus pelan, dia ingin bangkit tapi urung saat pintu rumah Rene di ketuk dari luar. "Kau ada janji dengan seseorang?" Tanya Lucas pada Rene yang langsung menggeleng.

"Sebentar, aku buka pintu dulu."

Lucas pun bangkit, dia tidak duduk diam tapi mengikuti Rene dari belakang seperti anak ayam. Apalagi saat pintu terbuka, sebuah seruan, membuat keduanya terlonjak kaget.

"TUH KAN PAK RT! BENAR! MEREKA INI BERBUAT MESUM DI PERUMAHAN KITA! NIKAHIN MEREKA PAK RT!"

Aih sial!

***

Wkwk, kasian amat di grebek😭😭

Next ga?

SPAM KOMENT YAAKKKK!

Perpindahan Dimensi Sang Penulis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang