117. Kekecewaan Menari di Hati Faya

9 1 0
                                    

𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜

TUGAS : Krisar
NAMA : Inna Mth
JUDUL : Kekecewaan Menari di Hati Faya
AKUN WP : lilpavv

𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜

╔═════🎼•ೋ° °ೋ•🎼═════╗

Faya menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong. Matanya yang biasanya penuh semangat kini terlihat redup, mencerminkan kekecewaan yang mendalam. Di usianya yang masih belia, dia telah mengalami pukulan yang begitu berat bagi dirinya.

"Kenapa ini harus terjadi sama Faya, Ma?" gumam Faya pelan, air matanya mengalir deras membasahi pipinya.

Faya, seorang gadis kecil berusia sepuluh tahun, mempunyai impian yang besar untuk menjadi seorang balerina terkenal. Sejak kecil, ia telah jatuh cinta pada seni balet. Setiap gerakannya, setiap melodi yang dimainkan, membuat hatinya berdebar-debar dalam keindahan yang tidak terlukiskan.

Namun, kecelakaan tragis yang menimpanya mengubah segalanya. Kaki kirinya harus diamputasi. Ketika dokter mengumumkan kenyataan pahit itu, Faya merasa dunianya runtuh. Keinginannya untuk menari tampak seolah terhancur, dan dia merasa putus asa.

Dengan penuh cinta dan kepedulian, orang tua Faya memberinya kaki palsu yang dirancang khusus untuk menunjang keinginannya. Namun, meskipun kaki palsu itu canggih, Faya merasa sulit untuk menyesuaikan diri.

Suatu hari, Faya berada di tempat kursus baletnya, mencoba untuk menari dengan kaki palsunya. Namun, kenyataan pahit menghampirinya ketika dia gagal mengikuti gerakan dengan sempurna. Air mata Faya mengalir di pipinya yang polos. Menyadari bahwa dia tidak bisa lagi menari seperti dulu.

Fira, sahabatnya, mendekatinya dengan wajah penuh keprihatinan. "Faya, itu hanya langkah kecil. Kamu pasti bisa melakukannya."

Namun, Faya terus menangis dengan keras, meratapi kehilangan yang begitu besar baginya. "Faya ..., jangan menangis, ayo coba gerakannya sekali lagi,," ucap Fira sambil tersenyum penuh dukungan.

Air mata Faya semakin deras, meresapi dukungan dari sahabatnya yang setia. Fira mencoba untuk memberikan semangat, "Ayo, kita coba lagi bersama. Kamu pasti bisa."

Namun, Faya menangis semakin keras. Fira akhirnya merasa kebingungan dan pasrah di hadapan temannya yang hancur. Fira hanya bisa duduk di depan Faya, merangkulnya tanpa kata-kata. Meski ingin memberikan dukungan, Fira menyadari bahwa ada momen di mana kata-kata tak bisa mengubah kenyataan.

Dengan hati yang berat, Fira hanya bisa duduk bersama, meratapi bersama sahabatnya yang terjatuh. Hal itu membuat hati kedua orang tuanya hancur. Faya merasa malu, terbebani oleh keterbatasan fisiknya.

"Ma, Pa, Faya mau pindah," ucap Faya dengan suara serak, tatapan matanya menatap kosong ke luar jendela.

"Faya malu sama teman-teman, malu sama Pelatih." Hati mungilnya merasa bahwa dia tidak pantas lagi menjadi bagian dari dunia balet yang dicintainya.

Orang tua Faya bingung, namun mereka merasa hancur melihat keadaan putri mereka yang terpuruk. Mereka menyetujui keputusan Faya untuk pindah, mencari lingkungan yang baru.

Perpisahan dengan Fira, sahabat masa kecilnya, begitu menyakitkan bagi Faya. Fira, yang selalu mendukung dan bersama dengannya dalam belajar balet, tidak bisa memahami keputusan Faya untuk pergi. Fira hanya bisa menatap dengan sedih saat Faya meninggalkan kota.

Hari-hari berlalu di lingkungan baru. Faya berusaha mencari jati diri barunya, mencoba melupakan kecintaannya pada balet yang kini terasa begitu jauh. Namun, cinta sejati tidak pernah padam begitu saja.

Krisar Member KFSIDonde viven las historias. Descúbrelo ahora