82. Bunga Edelweiss

6 0 0
                                    

𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜

TUGAS : Krisar
NAMA : Marsita Dewi Arnusi
JUDUL : Bunga Edelweiss
AKUN WP : MarsitaDewiA

𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜

╔═════🎼•ೋ° °ೋ•🎼═════╗

Seorang gadis menutup novel yang baru saja ia baca. Sedetik kemudian ia menghela napas seraya menyunggingkan senyuman. Bukan tanpa alasan, ia baru saja membaca novel bergenre romance-fantasi, tiap adegan dan hal manis masih bergelayut di pikirannya. Bahkan gadis bernama Mei itu—berkhayal, andai saja hidupnya seindah seperti novel fantasi yang baru saja ia baca, mungkin akan menyenangkan dan tidak membosankan.

Mei meletakkan novel favoritnya itu di atas nakas. Setelahnya, Mei berjalan menuju balkon sambil menghirup udara segar di malam hari. Kedua orang tuanya sedang tidak ada di rumah malam ini, jadi Mei memutuskan untuk bersantai di balkon. Sekian lama Mei hanya berdiam diri di atas sana, sesekali matanya melirik ke kanan dan ke kiri untuk melihat pemandangan sekitar rumah mewah itu.

Atensinya seketika teralihkan pada sebuah semak-semak yang sangat rapi berbentuk kotak. Daun-daun itu tersusun rapi karna hampir tiap minggu ada yang merapikannya yaitu tukang kebun rumah kami.

Karna Mei bosan, akhirnya ia memutuskan untuk menuruni anak tangga menuju taman depan rumah. Sesampainya di sana, Mei berjalan di sekeliling taman depan rumah yang cukup luas. Bahkan banyak sekali tanaman hias yang ibunya pelihara dan rawat dengan baik. Di tengah-tengah asyik memerhatikan sekitar, Mei berjalan menuju semak-semak yang baru saja dipotong dengan rapi siang tadi yang berbentuk kotak itu.

Ketika Mei mendekat, tubuhnya terasa seperti ditarik. Tak berselang lama, Mei memajukan tubuhnya dan tanpa diduga ia masuk ke dalam semak-semak itu.

Bruk.

Mei terjatuh, tubuhnya terpental ke dalam semak-semak sampai membuat tempurung kakinya terluka dan mengeluarkan cairan merah segar. Mei meringis kesakitan seraya berusaha bangkit mencari bantuan. Perlahan ia mendongkak, namun yang ia lihat bukan lagi taman depan rumahnya, melainkan tempat asing yang sama sekali tidak Mei ketahui.

“Ini di mana? Kenapa semuanya serba hijau?” Mei menatap sekeliling, sekarang ia berada di tempat serba hijau, dinding tempat itu terbuat dari daun-daun yang persis seperti daun semak-semak yang ada di depan rumahnya. Mei memicingkan mata, di seberang sana, ada sebuah pintu coklat terpampang di tengah-tengah dinding yang terbuat dari sekumpulan daun itu.

Mei berusaha bangkit walau kakinya terasa sakit. Ia berjalan perlahan sampai pintu itu terbuka lebar. Ketika pintu itu berhasil ia buka, ia langsung menatap tak percaya dengan apa yang ada di hadapannya. Langit tampak begitu cerah, bunga-bunga bermekaran dengan indah, kupu-kupu beterbangan tanpa arah, dan pepohonan menjulang tinggi.

“Wow.” Mei memandanginya dengan tatapan terpesona. “Aku baru pertama kali melihat tempat ini.”

Mei berjalan masuk tanpa ragu. Tangannya menyentuh beberapa helaian bunga di sana sampai pada akhirnya Mei merasa ada seseorang yang memerhatikannya.

Mei menoleh ke samping, sekilas ia melihat ada seseorang lelaki memerhatikannya. Namun, tak lama lelaki itu malah bersembunyi.

“Hey,” ucapnya dengan rasa penasaran. “Aku tahu kamu ada di sana. Siapa kamu?”

Tak ada jawaban, akhirnya Mei memutuskan untuk menghampiri tempat di balik pohon besar itu.

“AAA!”

Ia terlonjak kaget. Seseorang yang mengintipnya pun sama kagetnya. Mereka sama-sama menjauh seraya saling tatap.

“Maaf, udah buat kamu kaget,” kata orang itu, dia seorang laki-laki.

Krisar Member KFSIWhere stories live. Discover now