77. Welcome Senna, My Luna!

2 0 0
                                    

⚈̥̥̥̥̥́⌢⚈̥̥̥̥̥̀⌢⚈̥̥̥̥̥̀⌢⚈̥̥̥̥̥̀⌢⚈̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥̀́⌢⚈̥̥̥̥̥̀⌢⚈̥̥̥̥̥́⌢⚈̥̥̥̥̥́⌢⚈̥̥̥̥̥́⌢⚈̥̥̥̥̥́⌢ ⚈̥̥̥̥̥̥̥̥̥̥́̀
-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩

TUGAS: KRISAR

NAMA: Fihani

JUDUL CERPEN: "Welcome Senna, My Luna!"

AKUN WP:

❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️

💗෴෴෴෴ START ෴෴෴෴෴💗

"Pergi kamu dari sini!" ucap wanita paruh baya, "tapi Ma, Senna 'kan gak ngapa-ngapain? Gak ngelakuin kesalahan! Senna baru pulang sekolah." Jawabnya, ya, dia adalah anak dari wanita paruh baya itu.

"Kamu itu nyusahin mama terus, mama capek, CAPEK SENNA! Harus biayain makan, sekolah, jajan, dan lain sebagainya kamu," ucapnya penuh penekanan.

"Sedangkan kamu adalah anak pemalas, gak bisa diandelin, beban mama setidaknya berkurang jika kamu angkat kaki dari sini! Dan satu lagi, jangan harap bawa apapun kecuali bajumu itu!"

Senna hanya tersenyum getir. Dadanya terasa sesak, ia tak kuasa menahan air mata, ucapan yang dilontarkan Ibunya membuat hatinya terasa sakit. Tapi mau bagaimana lagi, memang benar toh ucapan Ibunya, ia hanya beban.

"Papa ... Senna kangen," lirih Senna, matanya tertuju kearah foto yang menampakkan sosok pria dengan anak kecil yang sedang memeluknya. Lalu seketika tak terasa setetes butiran bening membasahi pipinya.

Senna, sosok gadis yang kehilangan ayahnya sejak ia berusia 7 tahun, sekarang ia telah beranjak 16 tahun. Gadis itu memasukan baju-bajunya kedalam koper, mengganti baju sekolahnya dan berlalu pergi.

"Lyvia pulang!" ucap bocah perempuan lantang. Itu Lyvia, adik dari Senna.

"Eh, Kak Senna mau kemana?" kok bawa koper segala sih? Cie ... mau liburan, ya? Lyvia boleh ikut gak?"

Lyvia duduk di bangku kelas 4 SD, sedangkan Senna kelas 11 SMA.

"Hm iya, kakak mau liburan. Tapi, Lyvia gak boleh ikut," jawab Senna sambil tersenyum.

"Ha! Tapi, kenapa?!"

"E,em ya enggak boleh aja. Kakak cuman pergi bentar kok!"

"Hm ya udah, iya. Oiya! kak Senna hati-hati ya, kalo pulang bawain Lyvia oleh-oleh," ujar Lyvia polos.

Cup

Embun mengecup pipi chubby milik Lyvia,
"Iya bye," ucapnya sembari melambaikan tangan dan berlenggang pergi meninggalkan pekarangan rumah.

***

Setelah sudah berjalan kurang lebih 2 jam, hingga jalan yang ia lewati lambat laun gelap, dengan pencahayaan yang minim, ditemani pepohonan yang rindang. Tidak merasa capek barang sedikit pun, ia hanya dibuat overtinking dengan kata dimana, dan akan kemana.

"Sudah larut. Kurasa, aku perlu istirahat ..." Senna mengantuk, duduk sambil bersandar dibawah pohon, lalu terlelap, matanya mulai tertutup rapat.

"lihat siapa yang kita temui!" ujar seseorang yang entah dimana.

"Wah penyusup!" timpal seseorangnya lagi.

Senna, kumohon bangunlah! Senna masih saja setia dengan matanya yang tertutup. Mungkinkah Karna ia kelelahan sebab sedari tadi terus berjalan?

Krisar Member KFSIWhere stories live. Discover now