108. Ini Bukan Aku

3 0 0
                                    

𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜

TUGAS : Krisar
NAMA : Lika-liku
JUDUL : Ini bukan aku
AKUN WP :

𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜𒆜

╔═════🎼•ೋ° °ೋ•🎼═════╗

Baru saja aku terbangun dari tidur ini, eh, tidur? Apa aku tertidur?
Aku berusaha mengingat apa yang terjadi padaku, kenapa aku bisa berada diruangan ini yang banyak benda-benda medis.
Kepalaku masih terasa berat untuk mengingat nya.

"Amalia, kamu sudah sadar sayang." Tanya seorang wanita membuatku kaget.
"Amalia?, siapa dia? dia yang membawaku kesini?"
Aku membatin heran kenapa wanita ini memanggilku Amalia, namaku Letta, dan siapa wanita ini. Aku mencoba berpikir sejenak. Ah, tidak bisa, aku tidak tau, sebenarnya ada apa.
Wanita itu duduk di kursi sebelah ranjang ku. Sudahlah aku tidak ingin berpikir lagi, setelah aku membaik akan ku tanyakan sebenarnya ada apa.

"Ma-a-af sepertinya aku lupa denganmu, ibu s-s-siapa?" tanyaku terbata karna masih merasakan pusing yang berdenyut di kepala. Wanita itu tersenyum menatapku, mengelus rambutku kemudian mengecup puncak kepala ku.
"Aku ibumu, mungkin karna benturan keras akibat kecelakaan membuatmu sedikit lupa, sudah nak jangan mengingat-ingat lagi, kondisimu belum pulih"

Aku mengiyakan saja walau kenyataan masih mengganjal, mungkin karna kondisiku masih lemah karna kecelakaan itu aku jadi seperti ini.
Aku ingin secepatnya keluar dari sini.
Kapankah? Kakiku masih terbalut kain putih. Aku tidak dapat merasakan kakiku.
Aku ingin menangis, aku takut, kenapa ini.
Ibu melihat mataku berkaca, ibu menggenggam tanganku manik matanya menatapku lekat, ku lihat matanya juga berkaca.
"Ibu, hiks hiks kaki ku kenapa? " ibu tidak langsung menjawab pertanyaan ku, ibu hanya diam dan menunduk sesaat menyiapkan dirinya untuk menberitahuku
"Kamu lumpuh permanen, nak" jawabnya sambil memelukku dengan erat, aku menangis sejadinya.

Beberapa hari kemudian, aku baru merasa aneh banyak orang yang menjengukku aku tidak mengenali mereka, tapi mereka bilang mereka adalah teman ku.
Aku semakin penasaran, Amalia? Teman-teman? Ibu? Kata-kata itu berputar di kepala ku.

Hari ini aku di perbolehkan pulang, aku sangat senang. Dan aku bisa segera mencari tau siapa Amalia.

Ibu tengah membereskan baju-baju ku, aku juga sedang bersiap-siap.
"Ibu aku mau pipis" rengek ku, tapi ibu terlihat heran.

"Tumben kamu bisa manja, dimana putriku yang katanya Lhakik" ucap ibu tertawa kecil melihatku, ibu lekas menuntunku ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi aku berpikir sejenak kok ibu tadi bilang gitu, aku kan memang seperti ini tidak tumben lagi.
Ah sudahlah aku ingin menatap diriku di cermin apa muka ku juga terluka.

Sejenak aku dibuat ternganga dengan apa yang ku lihat,

"Ini bukan aku, hiks, hiks, bunda" wajah sawo matang, hidung mancung, mata lebar yang indah, bola mata hitam, rambut sebahu. Aku meraba wajah ini, menepuk-nepuknya. Aku syok, begitu bercermin yang ku lihat bukan wajahku, tidak mungkin kan kalau wajahku baru di operasi dan tidak ada bekas jahitan, fix ini bukan wajahku, jangan jangan ini juga bukan tubuhku

Dan aku teringat saat kecelakaan itu mobilku menabrak sebuah sepeda motor CB yang dikendarai oleh seorang perempuan, aku tidak melihat jelas wajah nya, kemungkinan dia juga dirawat di rumah sakit ini.
Aku harus mencarinya.

Aku pernah nonton film transmigrasi jiwa yang tertukar, apa mungkin aku sekarang mengalami nya, aku tak percaya dengan film mana ada yang nyata dalam sebuah drama. Tapi aku sekarang merasakannya.

Krisar Member KFSIWhere stories live. Discover now